MC - DELAPAN BELAS

Começar do início
                                    

*****

Rio membawa Rachel dengan wajah bekas menangis kembali ke apartemen miliknya. Lama ditinggalkan ternyata apartemennya masih tetap bersih. Rio tahu, ini pasti ulah mamanya yang menyuruh orang rumah untuk membersihkannya. 'Thanks, Mom!'

Rachel segera membasuh wajahnya di wastafel kamar mandi Rio. Ia memandang pantulan wajahnya yang sedikit membengkak. Lalu menghirup napas oksigen sebanyak mungkin, menetralkan debaran jantung yang dari tadi terus terpacu.

"Elo lapar, Chel? Gue delivery Pizza Hut, elo mau? Atau elo mau gue pesen makanan yang lain?"

Rachel menggeleng malas dengan berondongan pertanyaan Rio.

"Kalau gitu gue buatin cokelat hangat juga ya?" tawar pria itu lagi. "Gue tunggu di depan tv."

Rio bergegas ke dapur dan membuat dua mug cokelat hangat untuk mereka. Cuaca di luar sana memang sedang tidak dingin karena bulan ini bukan musim penghujan ataupun angin kencang. Namun, Rio perlu menghangatkan suasana hati mereka dengan secangkir cokelat hangat. Mereka berdua memang penggemar seduhan minuman tersebut.

Rachel datang setelah membasuh dan mengeringkan wajahnya. Di depan tv dengan channel kartun Finding Nemo, Rio telah menunggu lengkap dengan mug pasangan berisi cokelat hangat buatannya.

"Minum cokelat hangat elo," Rio menunjuk mug pink bergambar karikatur wajah tampan Rio. "Bentar lagi pasti Pizza-nya datang."

Rachel mengangguk.

"Elo gak pa pa kan?" Rachel menoleh ke arahnya, "Maafin kakak gue."

Walau bagaimanapun Andrew, Rio harus tetap menghormatinya sebagai kakak. Begitu pula dengan Rachel, ia tidak bisa membenci pria itu. Bayang penuh kasih itu terus saja berputar dalam pikirannya. Malam panjang miliknya bersama Andrew.

Ting Tong!

"Biar gue yang bukain," pinta Rachel lirih sembari beranjak.

Langkah Rachel tak lepas dari sudut pandang Rio. Banyak hal yang Rio pikirkan dari tadi. Mengapa tiba-tiba jadi kacau seperti ini?

Lelah tubuhnya sepanjang penerbangan London menuju Jakarta tak selelah dengan apa yang ia pikirkan. Ia harus mengambil keputusan yang tepat, karena pilihan itu penuh pertimbangan.

"Elo pesennya banyak banget!" Rio tahu, itu pizza kesukaan Rachel dan seharusnya gadis itu tersenyum sambil bermanja ala Rachel seperti biasanya pada Rio tapi yang ditunjukkan pada gadis itu adalah wajah tanpa ekspresinya.

"Elo pesennya banyak banget!" Rio tahu, itu pizza kesukaan Rachel dan seharusnya gadis itu tersenyum sambil bermanja ala Rachel seperti biasanya pada Rio tapi yang ditunjukkan pada gadis itu adalah wajah tanpa ekspresinya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Habisin aja kalau elo mau?" Rio membuka kardus pembungkusnya, senyumnya mengembang melihat Rachel akhirnya menelan ludah. Penantian panjang menegangkan, harapannya sejak tadi.

 Penantian panjang menegangkan, harapannya sejak tadi

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
Miss CangCut's (Terbit)Onde histórias criam vida. Descubra agora