46. Kembali

36.1K 4K 767
                                    

Pasca putusnya hubungan Agra dan Rachel tersiar hebat hingga ke seluruh sekolah bahkan sekolah lain yang banyak mengidolakan Agra. Sebetulnya tidak ada dari keduanya yang mengatakan bahwa mereka berakhir hanya saja tingkah laku mereka seminggu lalu mempertegas jika tidak ada lagi yang pantas untuk di perjuangkan.

Kini Agra tampak santai menjalani hari-hari seperti biasanya meski dalam hati dia berusaha untuk tidak melemah, sikap Agra juga berubah dia benar-benar lebih dingin, tertutup dan pendiam. Flavian dan Gio sendiri masih terkejut atas apa yang dilakukan Niko selama ini di belakang mereka, Flavian berusaha mengajak Agra mengobrol tapi tidak ada tanggapan satu pun.

Bahkan ketika Flavian menceritakan soal film lucu ingatan Agra terputar sebulan lalu ketika dia dan Rachel menonton bersama. Agra jadi kesal, dia menyudahi makannya dan memilih pergi. Agra berdiri di ujung balkon sekolah menatap langit-langit. Gara yang baru saja menemui Guru di kantor menghampiri Agra, hubungan keduanya memang belum sebaik itu tapi Gara mencoba menjadi Kakak yang menguatkan adiknya.

"Kalo lo merasa kehilangan cari dia, jangan cuma diam," Agra mendengus. Gara menyunggingkan senyum samar. "Gue yakin Rachel juga merasakan hal yang sama dengan lo, kalian berdua udah jatuh cinta. Akui itu, jangan mempersulit keadaan,"

"Gue rasa nggak, bagi dia gue benda supaya video dia nggak disebar," berbeda dengan pendapat Gara, Agra justru berpikiran demikian.

"Kalo dia emang menganggap lo begitu sebelum semua kekacauan ini terjadi udah pasti dia mutusin lo di depan umum tapi nyatanya apa? Dia malah mempertahankan lo." komentar Gara.

Agra yang selama ini selalu menyembunyikan perasaan dan tidak berekspresi. Saat dulu Angel ketahuan selingkuh dia tidak pernah sekacau ini, Gara mengamati segala perbedaan yang terjadi pada Agra dan dia tahu jika adiknya tersebut sudah benar-benar membuka hati untuk Rachel. Agra tidak pernah menangis untuk perempuan tetapi begitu dia mengenal Rachel dampak kehancuran hubungan mereka mengakibatkan Agra demam selama 3 hari.

"Gimana dengan lo?" Agra mengalihkan topik pembicaraan.

Gara mengerutkan kening tidak paham. "Maksud lo?"

"Gue tau lo suka sama Angel, gue tau kalian sama-sama suka tapi lo nggak bisa jujur karena terhalang sama gue," ungkap Agra.

"Gra..."

"Maafin gue, Gara. Gue terlalu egois sampe harus menutup mata hanya karena satu kesalahan yang gue liat," akhirnya kalimat itu bisa tersampaikan juga setelah sekian lama dia memendamnya. "Maaf juga karena gue membenci lo karena satu sisi yang gue tau... maaf, Gar, gue nggak tau kalo selama ini alasan lo bertingkah seperti itu ke Raga karena lo sakit hati," Gara tidak berkata-kata hingga Agra menoleh ke sampingnya dan untuk setahun lamanya dia baru melihat kembali senyuman itu. "Maafin gue, Gar. Udah jadi adik terburuk yang pernah lo miliki."

Mata Gara rasanya sangat panas, dia tidak pernah membayangkan jika Agra mengetahui sendiri tanpa perlu dia menjelaskannya panjang lebar. Lelaki itu mendengus geli, mengulum senyum kemudian menjitak kepala Agra dan merangkulnya erat. Untuk waktu yang telah lama terbuang akibat kebencian yang sia-sia. Kini Agra dan Gara bisa menyatu kembali.

***

Pulang sekolah Agra dan Gara mampir ke pemakaman, hal pertama yang menarik perhatian mereka adalah bunga yang ada di pemakaman tanpa ada yang bersuara sama sekali mereka pun tahu siapa yang telah datang ke sini sebelum mereka.

Gara menyapa Raga duluan, disusul oleh Agra. Usai memanjat doa, mereka menceritakan banyak hal konyol kepada mendiang Raga. Bahkan dengan bangganya Gara berkata jika dia sekarang seperti pahlawan karena berhasil menangkap penjahat dan memamerkan kedekatannya sama Agra.

Hingga menit-menit penuh makna itu berlalu, Agra meletakkan kelopak bunga mawar ke atas makam Raga sambil menatap nisan kakaknya. "Raga," Agra menyebut nama kakaknya rendah. "Gue tau ini sangat terlambat tapi bolehkan kalo gue sayang sama pacar lo?" Gara yang ada di sebelahnya mengangkat kepala, memandang raut wajah Agra yang berseri dibalik dinginnya aura lelaki itu. "Gue jatuh cinta sama Rachel, Ga. Ternyata selera lo memang nggak pernah salah. Dia unik, pemberani dan beda dari yang lain."

Tidak ingin Agra berlarut dalam kesedihan Gara pun ikut-ikutan "Nah karena itu, Ga. Berarti sekarang gue sudah bebas dari kewajiban jagain Rachel kan? Sudah ada Agra yang siap sedia di samping dia." candanya menyenggol lengan Agra, kemudian sedikit berbisik Gara mengatakan. "Raga nggak suka Rachel dalam bahaya, apalagi sedih. Dijaga baik-baik, tuh."

Agra mendengus geli. Dia tahu itu. Makanya dia ingin mengikuti apa kata hatinya untuk mencoba menghubungi Rachel kembali, meski hatinya masih pedih dia tidak mau bersikap kekanak-kanakan dengan meninggalkan perempuan yang dia sayang begitu saja. Toh, awal dia menerima Rachel juga karena ingin menyakitinya. Setelah itu Gara mengucapkan permohonan maaf sekali lagi, dia telah iri pada Raga dan kesal karena tingkah Raga setahun lalu kini dia berjanji akan hidup dengan kedamaian dan membuat Raga bangga.

Tiba-tiba ponsel Agra berdering, dia mengerutkan kening mendapatkan pesan singkat dari Angel yang menyampaikan jika dia membutuhkan Agra. Mulanya Agra berniat menolak dan memberikan permintaan itu pada Gara namun Angel dengan tegas hanya ingin Agra yang datang kemari sebab ada hal yang perlu Agra ketahui tentang kematian Raga dan Rachel tanpa harus membawa Gara ikut serta ke rumahnya.

Bad Girl's EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang