43. Hancur dalam sekejap

38.4K 4.2K 315
                                    

Semenjak hari di mana Rachel mengatakan bahwa dia ingin jauh dari Gara karena mau melupakan Raga, lelaki itu menyibukkan diri bersama kegiatannya menguntit calon tersangka di lapas melati. Bima berhasil membujuk sahabatnya yang berjaga di sana untuk membocorkan kunjungan, sayangnya banyak sekali daftar nama serta data keluarga yang memiliki anak perempuan dan laki-laki yang usianya masih muda. Mencari dengan berbekal sepatu saja itu hal yang konyol karena faktanya pasti orang itu akan terus berganti-ganti.

Kini Gara merasa harapannya benar-benar sudah menipis. Dia hampir saja menyerah dan selamanya akan hidup bersama kenangan buruk tentang betapa bodohnya dia membiarkan Raga terbunuh ketika dirinya sendiri bisa menolong.

Gara melangkahkan kakinya keluar kelas, dia hendak ke kantin saat gerombolan lelaki dari dalam kelas merangkul bahunya dan mengajak dia ke aula. Awalnya Gara menolak namun mereka berkata bahwa grup kelas ramai membicarakan pemutaran film dengan Rachel sebagai bintang utamanya. Perasaan Gara berubah jadi was-was, dia pun berjalan duluan meninggalkan teman-temannya yang mengoceh.

Ketika Gara sampai dia terkejut bukan main, itu adalah kolase video yang merekam aksi jahat Rachel yang tidak lagi pernah dia lakukan kecuali berpesta. Bahkan Gara baru tahu kalau Rachel pernah diganggu oleh om-om, dia berspekulasi peristiwa itu terjadi saat dia berada di Bandung. Kemungkinan Rachel tidak menceritakannya tetapi Agra pasti tahu tentang ini sebab dia tidak mengizinkan Rachel melepas genggamannya di lengan.

Kemudian video berganti, ini hal yang lebih mengagetkan dari sebelumnya. Dia mendengar dan melihat sendiri kalau alasan Rachel mendekati Agra karena dia diancam oleh Martha, Rachel menyetujuinya. Belum cukup sampai di situ video selanjutnya memperlihatkan Martha dan Rachel yang ada di kamar mandi, Martha meminta Rachel untuk memutuskan hubungannya sama Agra. Rachel tidak mengatakan dia setuju gagasan tersebut tetapi di mata semua orang Rachel sungguh kelewatan telah mempermainkan hati Agra yang tidak tahu apa-apa.

Lalu Gara menangkap suara Agra bergetar dibalik ketegasannya, lelaki itu bertanya lembut jika ini semua jebakan dia bisa memaafkan meski di hati tentu saja itu menyakitinya, namun Rachel membenarkan hal tersebut. Dari sorot mata keduanya yang bersinar redup, Rachel melesat pergi dengan Agra yang mematung di tempatnya berdiri. Gara memahami perasaan mereka yang hancur, kepercayaan sudah dikhianati serta kekacauan akibat perjanjian sialan itu.

Otak Gara bekerja cepat, dia tahu di mana letak audio aula berada. Gara menyadari siapa dalang semua ini, sudah pasti itu Martha bukan? Segera dia memanfaatkan kesempatan itu untuk mendamprat Martha habis-habisan. Tetapi langkah Gara tertahan di belokan menuju ruang audio, dia menyipitkan mata menemukan lelaki berambut cepak masuk ke dalam sana. Kalau Gara tidak salah dia bernama Niko, teman Agra dan sahabat Flavian.

"Apa yang lo lakuin martha?" sentak Niko membanting pintu. Wajah lelaki itu sangat keras dan merah, rahangnya menunjukkan betapa kesalnya Niko sekarang akan tingkah laku kelewatan Martha.

Kakak kandungnya. Kakak satu-satunya. Keluarga yang dia miliki setelah kedua orang tuanya mendekam di penjara.

Martha sama sekali tidak merasa bersalah. Dia malah menyimpulkan senyum puas. "Lo kelamaan jadi gue lakuin duluan,"

Niko bergegas menghentikan Martha. "Hentikan, ini benar-benar nggak lucu," katanya menggenggam pergelangan tangan Martha.

Martha menyeringai, dia sama sekali tidak merasa terintimidasi. "Oh ya? Bukannya ini yang lo pengenin dari dulu? Bikin Rachel menderita karena pernah nolak perasaan lo?"

Gigi Niko bergemeletuk. "Apa yang gue rasain itu bukan urusan lo,"

"Jelas ini urusan gue!" gertak Martha menepis tangan Niko yang mencengkram kuat. "Gue udah cukup pusing ngikutin kemauan si tua bangka jadi gue akan berontak dengan cara membuat anak kesayangannya menderita," tuturnya bersuara rendah.

Mata Niko menyorotkan kelelahan. Dia tidak menyangka kakaknya senekat ini. Dia sudah tahu dari awal waktu Rachel secara tiba-tiba menembak Agra tapi dia tidak mengira bahwa kakaknya telah berubah jadi manusia yang sepenuhnya telah kehilangan hati serta pikiran jernih.

"Martha, lo hanya akan mempersulit keadaan. Berhenti. Lo cuma melakukan yang sia-sia." pintanya putus asa.

"Dan, apa lo pikir dengan lo menjadi Raga itu bisa dikatakan usaha yang berhasil?" Martha mencemooh. "Lo cuma membuang sisa hidup lo untuk menyesali perbuatan yang udah terjadi."

Gara yang menguping pembicaraan keduanya kontan terbelalak, kakinya gemetaran dan tubuhnya seperti disengat listrik bertegangan tinggi. Dia sulit bernapas, seakan oksigen di sekitarnya telah habis. Tangan Gara meraba dinding, menopang berat tubuhnya yang nyaris jatuh saking terkejutnya. Ingatan Gara membawanya kembali ke hari ketika Gara ke rumah Kakek, dia bertemu sosok yang dikiranya Raga. Dasar bodoh, Gara mengeraskan rahang. Hanya karena perasaan bersalah dia sampai tidak mengenali saudara kembarnya sendiri.

Lantas Gara mendobrak pintu kasar, kedua orang di depannya membulatkan mata kaget mengetahui ada Gara. Martha keringat dingin dia langsung mematikan siaran yang masih muncul di aula, aura Gara sangat gelap, mencekam dan seakan siap membunuh siapa pun menggunakan kepalan tangan besarnya.

"Jadi lo yang bikin skenario ini semua?"

Gara bertanya rendah namun berbahaya. Tanpa aba-aba dia langsung menerjang Niko, memukul telak rahang lelaki itu yang masih membeku. Gara mencurahkan segala kesakitan hatinya tahu dia dibohongi. Perasaan senang yang sempat mengisi hatinya tahu kalau Raga masih hidup meluap seketika digantikan kemarahan tak ternilai.

Gara terus memukul Niko membabi buta sambil memakinya. Tanpa disadari lelaki itu dia meneteskan air mata membuat pandangannya mengabur tapi tidak serta menyurutkan tenaganya untuk menghabisi Niko yang sudah berdarah-darah di bawah kungkungan tubuhnya.

"Brengsek!" maki Gara berang.

Selang menit berikutnya Angel yang mencari sosok Gara pun terkejut bukan main menemukan lelaki itu di ruang audio sedang memukuli Niko, buru-buru dia berteriak meminta tolong pada semua orang yang masih ada di aula. Dia juga memanggil Agra yang masih diam untuk membantunya menghentikan Gara yang tengah berkelahi sama Niko.

Kasak-kusuk semua orang bersama-sama mendatangi ruang audio, Flavian dan Gio menjadi orang pertama yang berhasil menguasai diri dari keterpanaan melihat Niko tidak berdaya ditinju Gara. Susah payah dibantu 3 orang teman Gara lainnya, Flavian berhasil melerai emosi Gara yang bisa membunuh Niko.

Flavian memeluk lengan Gara, dia meminta Gara berhenti dan menenangkan diri. Tidak pernah sekalipun dia melihat Gara semurka ini. Pasti ada satu alasan mengapa dia bisa dia hilang kendali apalagi sampai menangis seperti ini.

Tubuh Gara bergetar hebat, dia tidak peduli jika saat ini tangannya seperti mati rasa. Dia memandang Niko beringas dan Martha dipojokkan yang menangis ketakutan. Di mata Gara kedua anak itu bukanlah manusia lagi melainkan sudah berubah jadi binatang yang tak memiliki akal dan hati nurani.

"Bajingan!" maki Gara keras, napasnya naik turun tidak beraturan. "Lo udah bunuh Raga! Dan lo berpura-pura jadi dia! Lo tau betapa bahagianya gue saat tau Raga masih hidup tapi ternyata semuanya kebohongan! Anjing lo semua!"

Kemarahan Gara tentu saja membuat seisi sekolah tertegun, pandang mereka terjatuh pada Martha dan Niko yang diam di dalam pegangan Gio. Sebagai orang terdekatnya tentu saja Gio yang selama ini berekspresi tenang pun perlahan genggamannya jadi melemah. Niko yang menyadari betapa hina dan malunya dia saat ini pun menangis sambil menundukkan kepala tak kuasa.

"Maafin gue... gue menyesal..." lirihnya parau.

Gara mengepalkan tangannya. "Permintaa maaf lo nggak ada gunanya karena Raga nggak akan pernah kembali!"

Di ujung ruangan, Agra memerhatikan semuanya. Kepalanya mendadak pusing, dia hampir terjatuh kalau Angel tidak segera menopang lengannya. Kepala Agra terkulai lemas. Rambut hitamnya jatuh ke bawah tanpa berkata apa pun lagi Angel pun paham betapa sakit dan hancurnya Agra yang kini menangis tanpa suara.

Bad Girl's EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang