23. Teman baru

44.4K 4.8K 492
                                    

Rachel berjalan, menyusuri jalanan yang sepi di siang hari. Sekolah baru saja berakhir dan Rachel langsung melenggang pergi. Dia ingin sendirian, memikirkan semua hal yang terjadi akhir-akhir ini pada dirinya. Rasanya benar-benar aneh, secara mendadak Rachel dihadapkan lagi dengan keluarga Raga. Mungkin Rachel memang berhubungan baik sama Gara tetapi dia hanya bisa mencapai kata pacaran dengan Agra.

Perempuan itu bertanya-tanya apakah Agra sengaja menerimanya karena tahu Rachel kekasih Raga lalu berniat membalas dendam atau Agra tidak tahu sama sekali? Mengetahui gagasan kedua Rachel justru makin senewen. Bagaimana reaksi Agra kalau dia sampai tahu? Rachel bergidik, ngeri membayangkannya. Kalau Agra saja bisa merobek roknya maka dia bisa membuat sesuatu yang kejam pula kepadanya.

"Hei!"

Sebuah motor berwarna pink dengan stiker Hello Kitty muncul di sebelah tubuh Rachel yang berjalan di atas trotoar. Si pengendaranya membuka kaca helm menunjukkan deretan gigi putihnya yang rapi. Dia tersenyum girang menatap Rachel.

"Hallo! Kita ketemu lagi!" sapa Tara riang, dia melambaikan tangannya sekilas pada Rachel. "Tara senang sekali bisa ketemu kamu,"

Rachel menengadah, dia mengembuskan napas berat. Yang benar saja di saat begini dia malah ketemu sama perempuan ajaib bin aneh ini!

Tanpa punya niat untuk beramah-tamah Rachel pun meneruskan jalannya lebih cepat. Cukup Agra yang memusingkannya, dia tidak ingin ada satu manusia lagi dihidupnya yang merepotkan. Rachel tidak bisa menarik seseorang masuk ke dalam dunia hitamnya. Tara yang polos dan lugu, bisa menjadi sasaran empuk Fredd supaya Rachel mau tunduk padanya. Oleh sebab itu Rachel tidak memiliki seorang teman kecuali Gara, setiap kali dia mempunyai teman dekat. Orang itu akan celaka. Dia tidak mau orang lain terluka akibat berteman dengannya.

Ini semua karena si brengsek Fredd. Dia menyiksa Rachel melalui psikis. Di usia remajanya, Rachel sama sekali tidak mempunyai teman dekat perempuan. Bagaimana mau berteman kalau iblis saja mengawasinya selama ini?

Fredd mungkin menunjukan sikap perhatian, nyatanya jauh di dalam itu semua Fredd adalah dalang dibalik ke sengsaraan Rachel.

"Kamu nggak berniat kasih tau nama kamu ke aku?" tanya Tara agak merujuk, sedikit sebal karena pertemuan kedua mereka Agra menyuruhnya pergi dan sekarang Tara tidak mau melepaskan Rachel begitu saja.

Rupanya Tara tidak menyerah. Dia melambatkan laju motornya agar tidak membalap langkah Rachel. Jelas, meskipun Rachel telah berjalan cepat menjauhinya, Tara tetap unggul mengejarnya. Dia kan menggunakan motor.

"Kenapa gue harus kasih tau nama gue ke lo?" ketus Rachel tidak sabaran.

Tara mengulas senyuman cerah. "Karena kita ketemu lagi,"

"Terus kenapa?" nyolot Rachel berhenti di bawah pohon rindang, dia memiringkan tubuhnya berkacak pinggang menatap Tara yang ikut berhenti. "Kalo gue nggak mau, lo mau apa?"

Di hadapannya, Tara merenggut bete. Dia melepaskan helm, menyandarkan dagunya di kaca spion yang dia putar ke bawah. "Ih, kamu kok jutek banget sih? Tara kan cuma mau kenal aja sama kamu,"

"Ya gue nggak mau kenal sama lo," keras Rachel sebal.

"Tapi Tara mau jadi teman kamu," ungkapnya lemah.

Pias di wajah Rachel mendadak berubah. Rachel hanya diam memandangi Tara kemudian memalingkan wajah. "Cari teman yang lain, gue nggak pantes sama lo." suruh Rachel berlalu.

Meski demikian, Tara dapat melihat sendiri kalau mimik wajah Rachel berubah muram waktu mengatakannya. Perempuan berambut sepundak itu pun mencabut kuncir motornya dan meloncat turun dari jok motor. Namun karena gerakan cerobohnya tanpa sengaja Tara menjatuhkan motor berserta dirinya, hingga tergencet di antara aspal. Motor kesayangannya itu menimpa tubuh mungil Tara.

Bad Girl's EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang