"Kenapa?"tanya Daiki.

"Aku ada urusan diruang guru nanti"ujar Yoshio dan Daiki mengangguk mengerti.

Tak lama seorang guru masuk menghentikan percakapan mereka, membuat Yoshio berbalik dan menghadap kedepan menatap guru yang baru saja akan memulai pelajarannya. 

Jam sudah menunjukkan tengah hari dan bel tanda istirahatpun berbunyi, para gurupun mengakhiri pelajaran mereka. Yoshio nampak berdiri dari duduknya dengan buku tebal ditangannya.

"Aku duluan"ujar Yoshio pada Daiki yanh masih merapikan mejanya, Daiki mendongak menatap Yoshio kemudian mengangguk. Usai Yoshio pergi Daiki berdiri dari duduknya dan berjalan nenuju pintu kelas yang tak jauh dari tempatnya duduk. Menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri seakan mencari sesuatu.

"Fumio dimana?"gumam Daiki yang ternyata mencari sosok Fumio. Ponselnya yang berada dalam saku celananya nampak bergetar. Daiki meraih kantung celana kirinya dan mengambil ponselnya.

'Yoshio?' batin Daiki mengernyitkan dahinya.

Fumio punya masalah disini ahaha~

Isi pesan singkat tersebut dan kemudian Daiki menutup ponselnya dan memasukkannya dalam kantungnya kembali.

Kakinya mulai melangkah meninggalkan kelasnya dan berjalan kearah gedung khusus kelas dua melewati jembatan layang yang menghubungkan kedua gedung.

***

Rui merapikan mejanya, memasukkan beberapa buku yang berada diatas mejanya kedalam tasnya juga sebuah kotak pensilnya kemudian kembali menggantungkan tasnya pada sisi kenan mejanya. Tangannya meraih laci mejanya.

"Miyamoto -kun!!"suara itu menghentikan tangan Rui membuat mendongakkan kepalanya dan melihat beberapa perempuan teman sekelasnya yang menghampirinya secara bersamaan membuatnya sedikit tersentak menatap menatap bingung.

"Miyamoto -kun katakan apa ini benar-benar Chikafuji senpai?"ujar salah satu dari mereka menyodorkan sebuah majalah kedepan wajah Rui, mata Rui menegang tak lepas dari majalah tersebut. Semburat merah muncul dikedua pipinya membuat para perempuan yang mengelilingi tempatnya menatapnya bingung dan tambah penasaran, dalam majalah tersebut terdapat foto dimana dirinya dan Daiki yang dipaksa oleh Youko untuk menjadi model baju miliknya.

"Miyamoto -kun beri tahu kami!"ujar mereka serempak membuat Rui tersentak kaget.

"Bu... Bukankah itu sangat nampak?"ujar Rui tergagap.

"Benarkan? Ini Chikafuji senpai"ujar salah satu dari mereka.

"Tidak pernah terpikir Chikafuji senpai bisa setampan ini"kembali salah satu dari mereka dan mendapatkan anggukkan dari lainnya.

"Beruntung sekali yang menjadi pasangannya difoto ini"ujar perempuan yang memegang majalah tersebut. Rui yang mendengarnya tersentak kecil dan kembali semburat merah dipipinya kembali muncul.

"Lihat ini!"ujar yang memegang majalah tersebut meletakan majalah yang Ia pegang keatas meja Rui dengan terbuka lebar.

"Ini!"perempuan itu membalik majalah tersebut menunjukkan foto lainnya.

"Ini juga!"tambahnya lagi membalik majalah dan menunjukkan foto yang semakin membuat Rui merona layaknya tomat, dimana foto tersebut Daiki yang mengarahkan dirinya untuk salng berhadapan dengan wajah Daiki yang begitu sangat dekat dengannya dan tangan Daiki yang berada ditengkuknya seakan mereka akan berciuman.

"Kyaaa!~ Tidak menyangka Chikuafuji senpai bisa begitu menawan"ujar satu dari mereka dan masih berkumpul dimeja Rui dan membolak balikkan majalah tersebut tanpa henti.

Voice Later [Book 2] ✔️Where stories live. Discover now