33. Secret Admirer

3.1K 571 233
                                    

"Being a secret admirer is not too bad. But, it has so many consequences. One of them is unrequited love."

Shawn sedang duduk di atas pasir yang berada di pinggir pantai. Ia tengah menunggu tenggelamnya matahari. Sedangkan Shania, ia tidak berani mendekat ke arahnya. Ia memilih untuk berdiri jauh darinya, menatap punggungnya.

Pemandang langit yang bergradasi, membuatnya terpukau. Suara ombak yang memecah bebatuan terdengar jelas di telinganya. Angin yang berembus cukup kencang, membuatnya hanyut dalam keheningan, merasa tenang dengan keadaan.

Shania tersenyum semringah, kemudian ia berjalan mendekat ke arah Shawn. Namun, saat jaraknya dengan Shawn tinggal beberapa langkah, senyumnya pudar. Ia mendengar Shawn berkata, "I miss the moment when i'm with you. Kapan lo bakal balik? Gue masih tetap menunggu." Dada Shania berdenyut. Mungkin memang benar yang dikatakan oleh Argeo. Ia terlalu percaya diri, sampai-sampai ia lupa diri dan posisi.

Ia memutuskan untuk duduk di belakang Shawn, berusaha untuk mendengar apa yang akan dikatakan oleh Shawn, walaupun sekeping hatinya telah hancur mendengar sebuah fakta. Shawn bergeming, ia tidak mengatakan sesuatu. Ia pun memutuskan untuk menutup matanya, menghirup udara. Dan ternyata, pikirannya berkelana pada suatu masa.

"Kenapa lo selalu bikin gue ketawa mulu, sih?" tanya Shawn pada gadis cantik yang berada di sampingnya. "Kenapa lo selalu cantik? Nggak salah gue pilih lo," cetusnya sambil memainkan ujung rambut milik gadis tersebut.

"Shawn, jangan mainin rambut aku mulu, ih! Kenapa selalu bikin aku bete, sih!" kesal gadis tersebut.

Shawn tertawa melihat gadis tersebut memberengut kesal. Ia pun menarik kedua pipinya dengan kencang, membuat gadis tersebut mengaduh kesakitan. "Jadi orang jangan terlalu imut. Gue susah jagainnya kalau lo terlalu imut." Shawn murung seketika. "Banyak yang naksir sama lo," lanjutnya.

"Aku 'kan cantik, jadi banyak yang naksir, hehe," gurau gadis tersebut. Shawn memutar bola matanya, ia malas jika gadis tersebut mengeluarkan tingkat kepercayaandirinya. Terlalu berlebihan menurutnya. Shawn menatapnya tajam, yang membuat gadis tersebut memberengut. "Iya, iya, Shakira bakalan jaga mata dan hati." Shawn terseyum puas.

Gadis tersebut bernama Shakira Andisya Caetlyn. Perempuan yang memiliki umur sama dengan Afferoes Shawn Elkan. Dia gadis periang, murah senyum, ramah, dan yang paling penting adalah ... dia pencair gunung es yang bersarang pada hati Shawn. Parasnya yang cantik, membuat Shawn jatuh cinta semenjak ia kecil.

Lamunannya pun terhenti. Ia merasa ada seseorang di belakangnya. Shawn pun memutuskan untuk menengok ke belakang. "Shania?" panggilnya dengan bertanya. "Lo nangis?" tanya Shawn. Ia terkejut melihat mata Shania yang memerah, membuatnya terlihat seperti seseorang yang baru saja menangis.

"Hah? Enggak." Dengan cepat Shania menggelengkan kepala, menghapus sisa air mata yang ada. "Kak Shawn dari tadi melamun. Lagi mikirin sesuatu, ya?" tanya Shania, berusaha memancingnya agar ia mau mengungkapkan apa yang sedang mengganjal pikirannya.

"Enggak," jawab Shawn singkat. Shania terdiam. Mungkin, memang ini hal yang paling tepat untuk dilakukan. Berusaha untuk tidak terlalu ikut campur urusan orang lain. Sekalipun orang tersebut orang yang dia cinta. "Sini," ujar Shawn sambil menepuk tempat kosong di sebelahnya.

Shania pun segera duduk di samping Shawn. Ia tak henti-hentinya tersenyum, senang melihat perubahan dalam diri Shawn. Menurutnya, Shawn sudah tidak sedingin dulu, walaupun ucapannya masih membuat hatinya sakit, namun tidak sesering dulu. Shania hanya diam, tidak ingin membuka suara.

Shawn merasa aneh dengan sikap Shania saat ini. Pasalnya, tak biasanya ia diam dan terlihat murung seperti saat ini. "Tumben," cetusnya sambil mengangkat salah satu alisnya. Shania yang awalnya menatap lurus ke depan, mengalihkan pandangannya, menatap Shawn dengan tatapan bertanya. Shawn mendengus. "Tumben diam," ujarnya. Shania hanya menggelengkan kepalanya tak acuh.

Sacrifice and PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang