Extra Part | Keluarga Adalah Rumah

341K 10.7K 188
                                    

"Terus Buk, kepalanya sudah mulai kelihatan," ucap seorang dokter memberikan instruksi pada Nata yang terus mengejan.

Nata mengatur napasnya, keringat mulai membasahi wajah cantiknya. Tangan kekar dengan jemari kokoh terus menggenggam tangannya dengan begitu erat, wajahnya terlihat sangat cemas menatap sang istri tercinta berjuang demi kelahiran buah hati mereka.

Ednan menyeka keringat Nata, dengan air mata yang tiba-tiba luruh melihat sang istri berjuang demi anak mereka. Meski ini bukan pertama kalinya Nata melahirkan, namun ini kali pertama dia menyaksikan langsung proses persalinan dan menemani istrinya melahirkan.

Ednan mendekatkan bibirnya, "Terus sayang, kita akan mengantarkan anak kita untuk melihat dunia bersama-sama," bisiknya dengan penuh perasaan.

Dengan sisa tenaganya, Nata mengejan dengan begitu kuat. Hingga suara tangis bayi terdengar memekakkan, memenuhi penjuru ruangan yang begitu tegang. Air mata haru perlahan mulai mengalir dari sudut mata kedua orangtua itu.

"Selamat Tuan, Nyonya, bayinya perempuan. Begitu cantik dan juga sehat." Senyum kebahagiaan keduanya mengembang.

Ednan menankan kecupannya lembut di bibir Nata. Matanya menatap wanita di hadapannya dengan penuh cinta. Sungguh, Nata sudah memberinya kebahagiaan yang tiada terkira. Kado-kado indah selalu wanita itu berikan, memberi kejutan yang luar biasa membahagiakan baginya. Melengkapi semua kekurangannya, menjadikannya lelaki paling beruntung dengan keluarga kecil bahagianya.

Segera Ednan menerima bayi perempuannya yang disodorkan oleh suster. Dia menatap penuh takjub anak keduanya. Rasanya masih sama membahagiakannya, saat menerima kado dari Tuhan. Dia membawa bayinya pada Nata, lalu meletakannya di samping wanita itu.

"Terimakasih sayang kerana membuat kebahagiaanku terasa semakin lengkap. Terimakasih karena sudah memberikan bidadari kecil dalam hidupanku. Terimakasih atas semua yang sudah kau berikan untukku," ucap Ednan penuh cinta lantas menanamkan kecupannya di kening wanitanya.

Air mata haru perlahan meleleh dari sudut mata Nata. Senyumnya merekah penuh rasa syukur, "Terimakasih juga Mas, sudah menjadi suami dan ayah yang terhebat untukku dan juga anak-anak kita."

"Aku sudah mempunyai nama untuk anak kita," Ednan menatap Nata yang menunggu lanjutan kata-katanya, "Namanya Becky Chrisabella Wegner," ucap Ednan sembari menatap putri kecilnya yang tertidur dalam dekapan Nata. Senyum Nata pun ikut melebar, sungguh Ednan adalah suami terhebat untuknya. Lelaki itu selalu membuatnya menjadi wanita paling beruntung di dunia ini. Membuatnya merasakan kebahagiaan yang tiada tara.

***

Nata menatap Javis yang sibuk menyantap Es krimnya. Senyumnya kembali merekah, melihat anak-anaknya tumbuh dengan sehat membuat hatinya luar biasa bahagia. Sungguh, pernikahan yang dulu dia ragukan kini menjadi pernikahan yang sangat diimpi-impikan semua orang.

Bunyi lonceng yang ada di atas pintu masuk mengalihkan mata Nata. Senyumnya merekah saat melihat Ednan masuk dengan wajah cerahnya. Ya, mereka memang janjian untuk bertemu di kafe biasanya. Berhubung saat tepat jam makan siang.

"Hai sayang," sapa Ednan sembari menanamkan kecupannya di pipi Nata. Lantas beralih pada kedua anaknya.

Ditatapnya Javis yang tidak menanggapinya dan sibuk pada es krimnya. "Wah.. Lihatlah jagoan Papa sudah menghabiskan satu mangkuk penuh es krim," goda Ednan pada Javis yang terus sibuk dengan es krimnya.

Mata bulat Javis terangkat, "Tentu saja Pa. Aku kan superhiro. Jadi aku butuh tenaga banyak untuk menyelamatkan dunia." begitulah jawaban polos Javis dengan mata birunya yang berbinar terang. Membuat kedua orang tua itu tertawa renyah memenuhi udara.

Because Our Baby ✔Where stories live. Discover now