#8

13K 1K 407
                                    

Terkadang pertemuan yang tidak disengaja akan merubah jalan takdir kehidupan.

.

.

.

Kaki jenjang tanpa alas itu terus melangkah, tak memperdulikan air yang semakin menyelimutinya. ‘Sayonara~ aku mencintai kalian’ Air mata dari sudut emerald itu mengalir, gadis bernama Haruno Sakura itu berharap, bahwa air mata yang ia keluarkan sekarang adalah air mata terakhirnya. Air mata yang mewakili semua kesedihannya dan kebahagiaan orang yang dicintainya.

GREEP

Manik berwarna hijau terang itu membulat saat sosok pemuda dengan gerakan cepat menggendongnya ala bridal style. Bibir merah muda itu terbuka saat menangkap wajah tampan dari pemuda itu, mata onyx yang tajam milik pemuda berkucir rendah itu berhasil membuat pandangan Sakura terkunci.

Sedangkan pemuda yang mengenakan kemeja dan jas itu masih berjalan membawa gadis manis di gendongannya, tak perduli lagi dengan pakaiannya yang basah atau omelan sang ayah dan kakek. Manik gadis cantik di gendongannya membuat ia tak perduli lagi akan dunianya. ‘Mayan.. Dapet cewek cakep, modus dikit ga masalah lah’ pemuda bernama Itachi itu menurunkan gendongan pada gadis cantik itu saat kaki berbalut sepatunya menginjakkan tanah. Wajah sok tegas kini dia pasang dihadapan gadis itu.

“Apa yang kau lakukan?! Kau pikir dengan bunuh diri kau bisa mengatasi semua masalahmu?! Hei nona, jangan buat dirimu hancur hanya karena orang lain!”

Sakura terdiam, kepala merah mudanya tertunduk di hadapan pemuda yang baru saja menyelamatkannya. “Untuk apa aku hidup, jika aku sudah tidak punya alasan hidup lagi”

Kali ini, pemuda yang berprofesi sebagai pengacara itu menunjukkan kemahirannya dalam berbicara. “Jika kau tak punya alasan hidup, buatlah alasan agar kau tetap hidup! Jangan kau korbankan nyawamu demi orang lain! Seharusnya kau tahu, bukan hanya satu orang yang membutuhkanmu!” sejak mendengar suara melengking dari gadis di depannya, Itachi merasa geram pada gadis itu.

“Untuk apa aku membuat alasan~” suaranya bergetar, Sakura mulai terisak, air mata yang ia harapkan sebagai air mata terakhir telah sia-sia. “Jika tak ada yang mendukungku~” lanjutnya dengan suara lirih. “Teman, sahabat, kekasih, bahkan keluarga tak menginginkan kehidupanku”

Itachi bungkam kali ini, onyxnya melembut memandang gadis yang sepertinya sangat menderita ini. “Teman, sahabat, kekasih, ataupun keluarga. Mereka semua bukanlah alasanmu hidup. Alasan hidupmu sesungguhnya adalah dirimu sendiri” tangan kekar Itachi tergerak guna meraih dagu lancip milik gadis didepannya. “Dengarkan otakmu berbicara, jangan dengarkan hatimu. Karena hati, perasaan ada, karena perasaan orang akan terlalu baik pada penjahat”

Sakura tertegun, airmata masih mengalir, bibir indahnya terbuka. Manik hijau itu memandang Itachi dengan tatapan sayu. “Kenapa? Kenapa kau menyelamatkanku?”

Itachi tersenyum manis, sehingga membuat kepiting yang berada disekitar pantai ingin menciumnya dengan capit #plakk oke abaikan. “Karena tugas seorang pengacara adalah menyelamatkan seseorang”

“Aku tidak berada didalam sangkutan hukum—” ucapannya terpotong saat telunjuk Itachi mendarat di bibir tipis Sakura. Pemuda itu kembali tersenyum.

Last TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang