#5

11.7K 1K 250
                                    

Karena orang yang selalu tersenyum adalah orang yang lebih sering tersakiti. Terkadang, topeng berhasil menyembunyikan sesuatu dengan begitu sempurna.

.

.

.

“Kau tidak apa kan kak?”

Kenapa dia selalu memperdulikanku? Bahkan, aku terlalu sering menyakitinya’

“Jika ada yang sakit, aku mohon katakan”

Tidakkah dia memiliki dendam padaku?’

“Kak, kumohon katakan sesuatu. Jangan membuatku merasa khawatir”

DEGH

Wajah Sasori berubah seketika. Hazelnya memandang dalam manik emerald yang berada di bawahnya. Hatinya mencelos mendengar kekhawatiran adiknya.

Kenapa baru kali ini aku merasa jika aku~’

“Kak?”

‘~gagal menjadi seorang kakak?’

SREKK

“Sasori!”

Sasori terbangun ketika kaos yang ia kenakan ditarik begitu saja. Manik hazelnya memandang Sakura yang tengah berusaha berdiri, ia meringis melihat hal itu. Hazelnya melembut ketika emerald hijau teduh itu membuat kontak mata dengannya.

PLAKK

Sebuah tamparan keras pada pipi yang berdarah itu berhasil membuat Sakura menahan rasa sakit yang lebih. Bibir bawahnya ia gigit kuat-kuat saat merasakan semua ini. “Dasar gadis jalang sialan! Kau apakan Sasori?! Dasar murahan!”

Bagaikan beribu-ribu jarum menusuk hatinya, bahkan rasa sakit itu melebihi ribuan jarum yang menancap tepat di hatinya. Napasnya terasa sesak, jantungnya seakan diremas remas mendengar hal itu. Pelupuk mata itu perlahan mengeluarkan air mata, ia berusaha menunjukkan senyumnya meskipun pipinya terasa sakit.

Rahang Sasori mengeras mendengar makian sang ayah kepada Sakura. Rasanya, ia terlalu sakit mendengar hinaan yang diberikan untuk Sakura. Saat ini, ia benar-benar merasakan penderitaan gadis yang tengah menunduk dan tersenyum itu. ‘Jangan tunjukkan senyuman itu disaat kau merasa sakit’

“Dasar perempuan murahan! Jalang sialan! Kau ini harusnya sadar, apa yang ingin kau lakukan pada anakku. Apa kau menggodanya sehingga dia akan melakukan hal erotis denganmu?! Dasar gila! Anakku bukan orang-orang yang akan meladeni tubuhmu!”

‘Apakah aku bukan anakmu?’

‘Ayah, dia juga anakmu. Dia bukan menggodaku, tapi menyelamatkanku’

“A-apa kau tak pernah menganggapku sebagai anakmu, ayah?”

“Kau bukan anakku sialan!”

Sakura tersenyum memandang Kizashi, air mata yang ia tahan keluar begitu saja tanpa ia kedipkan. “Terimakasih, ayah~”

Last TearsWhere stories live. Discover now