TWO OWNERS × Part 43

357K 13.6K 1.8K
                                    

Author POV

New York City, USA.

Harsha menutup buku hariannya. Ia usai menuliskan tumpahan perasaannya yang kacau saat ini. Ia tak bisa bicara dengan siapapun, kecuali tangannya yang bergerak untuk menuliskan beban hatinya.

Air matanya jatuh mengenai permukaan kertas putih yang telah ternoda tinta hitam. Selama tangannya bergerak untuk menulis, air matanya terus berjatuhan. Siapapun yang membacanya, akan ikut merasa miris.

Harsha yang malang. Kasihan sekali dia, selama 3 bulan ini buta akan informasi Allard. Ia berusaha semampunya, tetapi sia-sia saja. Sampai ia rela membahayakan dirinya sendiri, dengan kabur dari mansion Marcell dan pergi sendirian ke Los Angeles.

Harsha melawan rasa takutnya dengan fokus memikirkan tujuannya. Ia tak memikirkan resiko kemarahan Marcell bila ia kabur, resiko pergi sendirian ke luar kota dalam keadaan hamil dan resiko ia mendengar hinaan untuknya. Ia tak memperdulikan semua itu.

Sebelumnya ia tidak pernah pergi sendirian, apalagi ia hanya orang asing disana. Ia takut akan terjadi sesuatu padanya, misalnya perampokan atau penculikan dan hal-hal kejahatan lainnya, tapi ia mengabaikan itu semua.

Bahkan ia menguatkan hatinya ketika semua orang menatapnya dengan sinis, dan telinganya mendengar bisikan-bisikan yang menyakitkan baginya. Harsha mengira gosip itu hilang dengan berjalannya waktu, tetapi tidak.

Semua orang masih berpikir jika Harsha adalah wanita yang buruk. Harsha dikatakan bila ia tega meninggalkan Allard dalam keadaan tak berdaya, dan lebih memilih menikahi kakak dari tunangannya yaitu Marcell. Ditambah dengan Harsha dikatakan jika ia hanya memanfaatkan dua kakak beradik itu, demi ketenaran dan harta.

Tidak! Semua itu bohong! Harsha tidak serendah itu, bagaimana mungkin ia tega melakukan itu kepada pria yang dicintainya? Dia gadis baik-baik. Mereka semua tidak tahu yang sebenarnya.

Harsha telah berkorban dengan cara yang MENYAKITKAN. Dia rela memberikan dirinya untuk dinikahi Marcell, pria yang tidak dicintainya. Meski berat hati, ia tetap melakukannya. Demi siapa? Demi Allard! Harsha lebih mementingkan nyawa Allard dari pada nasib dirinya sendiri. Salahkah apa yang dilakukannya?

Selama ini Harsha sengsara dalam pernikahannya. Ia gelisah memikirkan keadaan Allard. Dirinya terkekang dengan semua larangan Marcell. Sampai kemudian ia nekat kabur dan berharap mendapatkan sesuatu, setidaknya informasi Allard.

Harsha pun menemukan sebuah informasi yang mengejutkan sekali. Ternyata Allard sudah sadar dari koma sejak Harsha pergi dari rumah sakit yang ada di Perancis itu. Bahkan Allard ke Los Angeles, menghadiri prosesi pernikahan Harsha dan Marcell.

Allard tidak melakukan tindakan apapun, kehadirannya tidak disadari siapapun. Apakah ia tidak melihat tekanan yang dialami Harsha? Tidakkah dia merasa sakit melihat Harsha menangis diatas altar karena paksaan yang mendorongnya? Kenapa Allard tega membiarkannya terikat hubungan dengan pria lain?

Sampai kemudian Allard kembali ke Los Angeles dengan diketahui banyak orang, tepat dibulan yang sama, dimana insiden penembakan terjadi, tepat dimana Harsha mengalami kehancuran.

Billionaire itu kembali di bulan Februari, dan sejak saat itu hingga bulan Mei ini ia menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Harsha merasa sakit hati, mengapa Allard tidak merebutnya kembali? Mengapa Allard tidak bertindak apapun?

Lebih mengejutkan lagi, Harsha melihat sendiri Allard berciuman dengan wanita lain. Tanpa merasa bersalah, Allard berdiri di depan Harsha dengan tatapan tajam dan ekspresi dinginnya. Allard tega mendorong Harsha, membuang cincin pertunangan dan lamaran yang di kenakan Harsha begitu saja.

TWO OWNERS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang