TWO OWNERS × Part 21

349K 15.3K 502
                                    

Harsha POV

Hari ini, aku benar-benar bosan! Tidak tahu harus melakukan apa, mansion ini sangat sepi. Tempat dimana aku numpang
tinggal sementara disini, disebuah mansion yang sangat mewah. Dengan segala fasilitas yang benar-benar mewah dan selalu ada jika aku membutuhkannya.

Baru kali ini aku tinggal di tempat semewah ini. Aku benar-benar seperti tuan puteri disini, para pelayan melayani aku dengan baik dan menghormatiku. Tetapi semua itu tidak berarti, aku tahu diri; aku ini hanya menumpang, meski Tuan besar disini yang membawaku kemari.

Tuan besar yang ku maksud adalah Allard Mackenzie. Si tampan arogan nan dingin, miliarder langka emm..maksudku sifatnya itu yang baru ku tahu kalau ada miliarder seperti dia, seorang ladykiller, menyebalkan, posesif, dan ANEH. Kenapa aku mengatakan dia aneh? Cara dia memperlakukanku, berbicara, dan intinya dia aneh.

Aku belum mengerti dengan apapun yang ia rencanakan saat ini, katanya dia ingin menghancurkanku tetapi, kenapa dia sempat berkata dia punya perasaan padaku? Jika iya, tidak seharusnya dia begitu jahat padaku ya..ku akui dia juga baik, terkadang itupun.

Mungkin dia raja drama, dia pasti berpura-pura baik padaku untuk melancarkan rencananya menaklukkanku lalu membuangku. Enak saja!

Aku teringat saat di malam hari Allard menciumku dengan lembut, baru kali itu. Dan anehnya lagi dia menangis, hanya meneteskan air mata saja sih. Tetapi aku masih bertanya-tanya sampai saat ini, kenapa dia menangis? Aku baru tahu pria tempramen dan merasa berkuasa itu bisa menangis. Kata-katanya yang terkesan memiliki arti pun hampir membuatku luluh dari rasa kebencian ini, aku tidak boleh lengah! Allard berencana menghancurkan aku, ingin menjadikan aku seperti korbannya yang lainnya. Aku tidak mau itu terjadi padaku, aku tidak mau menjadi koleksinya.

Siang ini, aku duduk sendirian di sofa yang berada di balkon kamarku. Apa yang ku lakukan? Tidak tahu. Dari tadi aku hanya melamun, atau bermain game di smartphone-ku. Huh! Kalau saja hari ini Marcell tidak ada job, maka dia pasti sudah menemaniku dan mengajakku jalan-jalan.

Mansion ini serasa kosong, sunyi dan aku merasa hanya aku saja yang tinggal disini. Meskipun ada banyak para pelayan disini. Marcell menjalankan karirnya, ia bilang padaku ia cukup sibuk. Marcell ingin mengajakku tadi, tapi aku tidak mau, aku tidak mau ditanya-tanya ini itu menyangkut hal tentangku dan Marcell jika nanti ada awak media. Dan si Tuan besar, si Allard itu tidak ada, dia pergi ke Irlandia.

Ahhh.....biarkan aku bosan sendirian! Setidaknya aku merasa bebas dan senang tanpa adanya Allard. Dudududu...

Suhu badanku sudah tidak sepanas kemarin, dan rasa pusingku juga sudah hilang. Daripada aku termenung sendirian, lebih baik aku jalan-jalan di sekitar mansion ini saja. Aku mengangguk-angguk setuju dengan ideku sendiri, kemudian beranjak dan melangkah pergi.

Aku terus berjalan keliling, kesana kemari di wilayah mansion ini. Sekedar menghilangkan penat, lalu kemudian sebuah pintu besar menjulang tinggi yang terbuka lebar, menarik perhatianku. Aku pernah lihat pintu itu sebelumnya, tetapi aku tidak tahu ruangan apa itu.

Aku bergerak ke arah pintu tersebut, dan ternyata ada beberapa pelayan tampak sedang membersihkan ruangan tersebut.

Aku masuk ke dalam, ruangannya sangat luas dan elegan, terdapat banyak sekali bingkai foto yang terpajang di dinding, dan sebuah rak buku yang besar pula. Ada sebuah meja dan kursi besar di dekat rak buku. Ruangan apa ini sebenarnya? Marcell atau siapapun tidak pernah memberitahuku soal ruangan ini.

Aku melihat apa saja yang dilakukan para pelayan. Ada yang membersihkan kaca bingkai foto, rak buku, lantai dan sebagainya.

"Nona Harsha, kau disini rupanya."

TWO OWNERS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang