"Kantin nggak Glad?" tanya Velly sudah bangkit dari bangku dan merapikan roknya yang sempat tertekuk kusut.

"Nggak gue masih kenyang, lo sama Joni aja." Gladys tersenyum simpul kembali memfokuskan pandangannya pada buku biologi.

"Pelajaran biologi masih ada satu jam lagi kan habis ini? Nanti selesai ke kantin gue langsung balik tolong jaga kursi gue ya." Velly menepuk pundak Gladys sekilas kemudian melangkah cepat kearah Joni yang masih berwajah kusut khas orang bangun tidur.

Gladys tersenyum geli melihat Velly menarik paksa tangan Joni keluar perpustakaan,padahal Joni masih belum sepenuhnya sadar dari mimpi.

Ruangan perpustakaan menjadi sepi, hanya ada beberapa murid kelas yang masih memilih menyelesaikan bacaannya.

Halaman demi halaman telah selesai Gladys baca. Karena terlalu fokus dia tidak sadar di depan pintu perpustakaan ada seorang cowok sedang bersandar santai dengan senyum di bibirnya. Setelah cukup lama mengamati Gladys cowok itu memilih berjalan mendekat dan menarik kursi duduk di sampingnya.

Gladys agak mengerutkan kening merasa terusik. Tubuhnya menegak saat orang di sampingnya itu dengan lancang memainkan rambutnya. Merasa risih Gladys akhirnya menolehkan kepala menatap bete siapapun orang yang berani mengusik konsentrasinya.

Namun kerutan keningnya berubah saat melihat siapa orang lancang tadi.

"Mukanya galak banget, kenapa? Mau marah?" tanya Given sengaja memasang ekspresi menantang.

"Loh? Kok aku nggak tau kamu dateng?" Gladys memutar duduknya menjadi berhadapan dengan cowok itu.

Given terkekeh geli tangannya masih asik memainkan rambut Gladys, "Kamu sih terlalu fokus sama buku."

Gladys agak memundurkan tubuh saat Given sengaja mencondongkan wajah mendekatinya, "Fokus aja terus sama buku, fokus ke akunya kapan?"

"A-apaan sih Ven." Gladys mendorong pelan wajah Given dengan salah tingkah. Sampai sekarang Gladys memang belum terbiasa menanggapi keusilan Given. Pipinya masih saja memanas jika mendapat godaan dari cowok ini.

Given terkekeh geli dengan gemas mengacak puncak kepala Gladys,"Laper nggak? Mau minum?"

"Enggak kok." Gladys tersenyum manis, "Kamu ke kantin aja sana, kasihan naga di perut kamu udah kelaperan."

"Beneran? Yaudah kamu lanjutin aja bacanya." Given membelai rambut Gladys sekilas kemudian bangkit berdiri meninggalkan ruangan.

Gladys kembali fokus pada buku. Namun baru membaca beberapa baris kalimat Gladys merasa tangannya di genggam oleh seseorang. Gladys menoleh kaget saat Given dengan santainya menyandarkan kepala di meja sedangkan tangan kanannya menggenggam erat tangan Gladys di bawah meja.

"Loh?"

"Aku nggak laper juga kok." Given membawa tangan Gladys kedalam pangkuan, memainkan jari-jari lentik gadis di sampingnya.

"Masa? Jangan nahan laper, aku nggak papa sendirian di sini kok."

Given mengerucutkan bibir membuat wajahnya terlihat lucu seperti anak kecil sangat berbeda dengan image pentolan preman yang di sandangnya, "Nggak mau, kan aku maunya sama kamu."

Why ? [ SUDAH DISERIESKAN]Where stories live. Discover now