Bulan Ramadhan

351 27 11
                                    

Hari puasa pun telah tiba. Bulan Ramadhan atau bulan yang dinanti-nantikan oleh umat muslim telah datang. Aditya sungguh bersyukur karena bulan puasa kali ini, ia bisa nikmati bersama keluarganya di rumah. Mengingat dua tahun sebelumnya ia terus dalam ikatan masa kerja.

Akan tetapi, kali ini Aditya menikmati indahnya kebersamaan berbuka puasa, makan sahur bersama hingga sebulan penuh.

Dan, hari ini, atau hari kemenangan telah tiba. Aditya dan keluarganya; mereka terlihat begitu harmonis, penuh semangat dan kebahagiaan menyambut hari lebaran.

"Mah, maafkan Aditya," katanya saat menyalami dan mencium tangan Ibunya.

Ibunya pun menyambutnya, ia kemudian memeluk Aditya seraya berkata, "Iya, Nak! Mama juga meminta maaf, ya!" Ada rasa keterharuan yang terpancar dari raut muka ibunya, begitu pun dengan Aditya yang berusaha menahan haru-nya.

Setelah Aditya menyalami ibunya, ia pun menyalami bapaknya yang kebetulan duduk di kursi ruang tamu itu juga. Selesai Aditya menyalami kedua orang tuanya, keponakan dan adiknya pun menghampiri dan menyalaminya. Kali ini, giliran Aditya yang diberi salam. Aditya benar-benar bahagia. Karena hari ini, ia biasa menikmati hari lebaran dengan keluarga besarnya.

Dan, pada hari itu juga sanak keluarga telah berdatangan sehingga membuat rumah itu menjadi begitu ramai. Aditya yang sememangnya begitu senang bermain bersama anak-akan kecil, kembali ia rasakan. Karena banyaknya sepupu dan keponakan yang ia miliki, dan mereka itu masih kecil-kecil, rata-rata umur mereka hampir sama begitu pun dengan mukanya. Oleh karena itu, ia sering salah nama;  salah orang.

Di sela-sela keramaian itu, ia pun tidak lupa memberi kabar ke saudara-saudaranya yang jauh. Dimulai dari ia menghubungi Bima melalui telepon. Dari panggilan itu, ia dapat mengetahui kalau Bima juga ada di rumahnya. Ia baru saja pulang dari prala lima hari yang lalu. Itu bukan lagi prala sebagaimana dahulunya Aditya. Namun, itu adalah prala untuk persyaratan mengikuti ujian pasca ANT-IV.

Iya, modal orang tuanya yang cukup, maka Bima pun sempat mengikuti program pengambilan ANT-IV itu. Sempat Aditya memanggil Bima ke rumahnya. Namun, Bima akan ke rumah teman wanitanya pada hari itu juga. Jadi, ia tidak bisa memenuhi panggilan Aditya.

Setelah menghubungi Bima, ia pun menghubungi Viki. Bukannya Aditya tidak mengetahui keberadaan Viki, melainkan ia sekedar ingin mengucapkan selamat hari raya kepada komandannya.

Viki saat ini bekerja di perusahaan pelayaran, di Samarinda. Viki pun terdengar sangat iri mendengar Aditya yang bisa menikmati momen kebersamaan di rumahnya bersama keluarga, sedangkan dia hanya bisa mendengarkan kabar orang tuanya melalui telepon.

Setelahnya, Aditya menghubungi Nairah, tidak juga terlalu lama ia bercanda bersama saudara perempuannya itu, ia hanya mengucapkan selamat hari raya lalu menanyakan kabar Dafah. Ia kemudian menghubungi Dafah. Namun, Dafah tidak mengangkat. Aditya tidaklah terlalu mengkhawatirkan itu, karena ia juga telah mendengar kabarnya dari Nairah yang katanya Dafah masih berlayar di daerah Bungku sulawesi Utara.

Ia lalu teringat sama saudaranya yang satu, Vijay. Telah lama juga Aditya tidak mendengar kabar dari Vijay. Kalau tidak salah, waktu itu Vijay menelepon ke Aditya dan menyatakan kalau ia akan istirahat berlayar. Ia ingin membantu orangtuanya mengurus perkebunan. Namun, ketika itu, Aditya sedang training di perusahaan kapal pesiar, maka Aditya tidak pernah sempat untuk memberikan saran. Dan, sampai saat ini, Vijay masih saja di rumah. Ia benar benar istirahat. Lumayan lama juga mereka bercerita. Walaupun ada sedikit kekecewaan menghiasi hatinya. Itu karena Vijay telah memutuskan untuk benar-benar beristirahat di rumah dan tidak lagi memiliki gairah untuk berlayar. Aditya mencoba mengerti dan berharap semoga suatu saat nanti sahabatnya itu kembali melihat mimpinya.

The Story of SailorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang