Job Letter

566 37 27
                                    

bab ini dan seterusnya belum di edit. 

Ujian akhir sekolah telah berlalu, dan Aditya lulus dengan nilai yang cukup memuaskan. Iya, Aditya memang lulus dengan nilai yang tinggi, tetapi ia tetap merasa biasa-biasa saja. Dengan nilai yang tinggi pun akan kerja di laut juga, walau tak dapat dia pungkiri kalau banyak juga di antara senior-senior-nya yang memilih untuk jadi aparat negara. Namun, bukanlah itu yang menjadi tolak ukur dari apa yang ingin Aditya capai, melainkan Aditya ada di sekolah pelayaran itu untuk bekerja di laut, tidak dengan yang lain. Dia siap berbakti membanggakan negara, dengan jalannya sendiri, yaitu menjadi pelaut. Dunia kerja yang akan menghubungkan kerjasama dengan berbagai negara. Begitulah niatnya.

* * *

Karena terbentur lagi dengan biaya, maka Aditya lagi-lagi tak mampu melanjutkan ke jenjang Ant IV, maka terpaksa diputuskannya untuk mengambil sertifikat ANT-D. Karena dengan jalan itulah Aditya bisa berlayar, walaupun harus merayap lagi dari bawah. Seakan sekolahnya tiga tahun silam, tidak ada gunanya. Namun, tidak. Tidak baginya. Aditya sadar kalau ilmu serta pengalaman yang dia dapatkan di sekolah itu, sungguh tidak dapat ditukarkan dengan apapun, termasuk dengan ANT IV itu sendiri.

Sebulan lamanya, Aditya mengikuti training pengambilan sertifikat ANT-D di BP2IP Barombong Makassar. Dan ... dapat terselesaikan dengan mulus. Hari ini ia pulang dengan membawa surat tanda lulus serta kuitansi, yang menandakan jika ia telah lulus dan akan segera memiliki sertifikat ANT-D. Namun, karena pengerjaan sertifikat itu tidak kilat, maka ia harus menunggu lama keluarnya fisik dari sertifikat itu.

Selama sebulan itu Aditya telah menahan rasa rindu yang teramat sangat ke Vina, dan hari ini Aditya kembali berdosa terhadap orang tuanya. Bukannya ia harus pulang ke rumahnya terlebih dahulu dan bertemu dengan kedua orang tuanya atau keponakannya, melainkan ia pulang ke kontrakannya di Bone, untuk menemui Vina di sana. Sungguh... dia tidak bisa melawan keinginannya untuk bertemu dengan kekasihnya

* * *

Inikah yang dinamakan faktor keberuntungan? Tidak cukup lama; hanya selisih beberapa hari dari selesainya pengambilan sertifikat ANT-D itu, bahkan belum lagi fisik sertifikat itu dia pegang. Ia telah mendapatkan panggilan kerja di Malaysia. Iya, awalnya iseng-iseng saja memasukkan lamaran kerja di internet, dengan modal CV seadanya. Dan syukur alhamdulillah, meskipun hanya dengan surat tanda lulus, tetapi telah di terima bekerja di kapal. Luar negeri pula. Yang sememangnya menjadi targetnya dari awal.

Di awal bulan 10/2014, job letter pun sudah di kirim melalui email pribadinya. Kemudian bergegas ia mempersiapkan paspor terlebih dahulu. Hanya dengan menunggu selama tiga hari paspor pun sudah jadi, serta mental untuk bekerja di luar negeri juga sudah dia tetapkan dalam hati. Dan ... sesuai dengan informasi dari job letter itu, esok pagi ia akan berangkat ke Malaysia.

* * *

Mamanya telah sibuk mempersiapkan segalanya. Tak tertinggal adat syukuran yang sememangnya selalu diadakan setiap kali Aditya akan berangkat ke suatu tempat yang jauh. Konon kabarnya agar Aditya terhindar dari berbagai marah bahaya. Memang terdengar takhayul, tetapi itulah adat keluarganya. Sebagai seorang anak, Aditya pasti akan mengikuti ajaran leluhurnya. Begitulah keyakinannya.

Pagi-pagi sekitar jam sembilan, dipotonglah 3 ekor ayam jantan; satu berbulu merah berapi, satu berbulu hijau dan yang satunya berbulu putih yang ayam-ayam itu memiliki taji yang telah bengkok. 

Sanak keluar pun sudah mulai berdatangan demi mempersiapkan Aditya untuk berangkat berlayar yang pertama kalinya di luar negeri. Rumah yang berukuran sedang itu telah ramai; keponakan dan sepupu-sepupunya yang masih kecil berlarian dan berteriak di semua tempat memenuhi ruangan. Membuat Aditya tidak hentinya meneriaki dan menangkap satu-satu. Ada yang digendong, ada yang berguling-guling di tempat tidur, dan ada juga yang menangis. Dengan suasana itu, Aditya begitu bahagianya memiliki mereka. 

The Story of SailorDonde viven las historias. Descúbrelo ahora