29. Biang keributan di sekolah orang

Zacznij od początku
                                    

Kini Rachel bisa melihat jelas.

Dia mengepalkan tangannya kemudian berderap cepat mencegah senior itu menuangkan seluruh isinya ke kepala Tara yang diam. Kedatangan Rachel sebagai orang asing tentu mengejutkan semuanya, dia melotot beringas merampas botol tersebut. Hitungan detik berikutnya gantian senior itu yang dibanjiri cairan kuning lengket.

"Ups, sori. Gue kira mulut lo ada di sini," kata Rachel tersenyum licik.

Sontak kehebohan kian menjadi-jadi. Pasalnya senior yang baru saja disiram tersebut terkenal paling sangar di sekolah, Imelda, nama perempuan yang kini menganga lebar memandangi tetes demi tetes air berjatuhan dari rambutnya. Dia mengerang, kemudian melebarkan matanya marah kepada perempuan cantik menarik perhatian lelaki untuk bersiul karena rok sekolahnya sangat pendek.

"LO!"

"Apa? Lo kurang?" Rachel menyodorkan mulut tersebut ke muka Imelda, percikan sisa airnya keluar mengenai wajah senior Tara tersebut. "Yah... habis,"

Dada Imelda naik turun, tangannya mengepal. Teman-teman perempuan itu memekik memanggil nama Imelda menanyakan keadaannya apakah baik-baik saja? Rasanya seisi dunia sekarang sedang berbalik menertawakannya, Imelda menggeram emosi.

"SIAPA LO BERANI SIRAM GUE, SIALAN?!" teriak Imelda marah.

Rachel bersedekap. "Siapa lo berani siram Tara, hah?" ucapnya mengikuti gaya bicara Imelda.

Tara yang sengaja dilindungi Rachel menarik belakang hoodie Rachel meminta perempuan itu menghentikan aksinya namun Rachel kepalang sebal. Sekalian saja dia menghabisi Imelda. Mumpung suasana hatinya sedang butuh pelampiasan.

Rachel menggaruk hidung mancungnya, dia melepaskan kupluk yang sontak membuat takjub anak lelaki akan kecantikan wajah Rachel tetapi kemudian mereka tersadar siapa perempuan yang tengah bersitegang sama Imelda. Dia, Rachel, perempuan tangguh dari SMA Nusantara yang terkenal akan citra buruknya sebagai pemimpinan tawuran. Setidaknya itu dulu, sekarang Rachel sudah jarang terlibat acara begituan dia lebih memilih berpesta.

Namun tetap saja aura Rachel menguar seram, lelaki di sekitar kantin memundurkan langkahnya perlahan meneguk ludah masing-masing. Tidak menyangka bahwa Tara teman dekat Rachel.

"Heran gue sama ini sekolah, padahal bagus tapi kenapa harus dihuni sama siswa-siswa tolol macem lo gini?" komentar Rachel keki, dia menoleh ke belakang menatap Tara yang memohon. "Dan lo, mau-maunya lo disuruh sama cewek begeng, tepos gini?"

"Heh!" tidak terima dihina Imelda memerosokkan bahu Rachel. "Jaga ya omongan lo!"

"Suka-suka gue dong mau ngomong apa, masalah buat lo di mana?" Rachel membalas jorokan Imelda, tapi karena tenaga Rachel yang besar Imelda jelas kalah telak. "Badan lo selembar gegayaan banget nindas orang. Ngerasa berkuasa? Emang lo siapa? Nenek moyang ini sekolah?" Rachel mendesak Imelda. "Gue nggak peduli lo ngeribetin siapa tapi gue nggak suka lo sentuh temen gue,"

Imelda merasakan intimidasi Rachel, dia memerhatikan sekitar. Tidak ada satupun dari mereka yang berani melerai, alih-alih memanggil Guru atau menghentikan mereka malah merekam. Sialan. Imelda tidak akan membiarkannya kalah. Dia mengangkat tangan hendak menarik rambut Rachel tetapi keahlian berkelahi Rachel tentu di atas perempuan rata-rata, dia memelintir tangan Imelda hingga senior itu menjerit.

"Minta maaf ke Tara." tekan Rachel.

Meski kesakitan Imelda bersikeras menolak. "Nggak, nggak sudi!"

Bad Girl's EffectOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz