29. Biang keributan di sekolah orang

Start from the beginning
                                    

Tara melirik kamarnya lantas dia meringis. "Acel beneran nggak suka ya? Kalo gitu Tara pindahin sekarang barang-barangnya supaya Acel betah."

Astaga. Rachel terbahak. Bagaimana bisa ada perempuan selugu Tara? Dia tidak pernah bertemu sebelumnya. Tara yang ada di hadapannya mengerutkan alis antara bingung dan cemas akan sikap Rachel yang mendadak berubah dari suntuk jadi ceria.

"Gue bercanda aja kali." kata Rachel bangkit berdiri.

"Huft, Tara kira beneran." lega Tara melanjutkan aktivitasnya memasangkan sarung.

Rachel merogoh tas yang dia bawa, mengeluarkan piyama tidur. Tepat di depannya ada banyak bingkai foto, Rachel memerhatikannya satu persatu. Semuanya merupakan potret kebersamaan Tara dengan sahabatnya. Ada Angel, Gara, Agra, Arga-kembaran Agra yang sukses bikin Rachel takjub-dan yang terakhir, Raga. Rachel mengulurkan tangannya mengelus wajah Raga yang tertawa bahagia melihat Tara digendong sama badut.

Sampai saat ini Tara belum tahu bila Rachel kekasih Raga, seseorang yang dilindungi oleh Raga. Tara hanya tahu kalau Rachel kekasih Agra. Namun itu bukan masalah Rachel sendiri juga lebih nyaman jika Tara tidak mengetahuinya.

"Tar," panggil Rachel menyadari sesuatu ada yang janggal. "Lo nggak punya temen selain mereka dari kecil?"

Tara mengikuti arah pandang Rachel lantas mengulum senyum tipis. "Tara nggak punya sahabat kecuali mereka."

Walau tidak kentara namun Rachel menangkap nada kesedihan muncul di suara Tara. Dia melihat Tara yang melipat sarung Hello Kitty, percakapannya dengan Gara waktu itu kembali memberitahu Rachel kalau Tara memang seorang diri. Karena tingkahnya tidak ada yang mau berteman padahal Tara pribadi yang baik. Kelewat baik, malah.

•••••

"Masih nggak ngerti juga ya lo udah gue suruh buat beli jus jeruk malah es jeruk yang lo bawa!"

Tara menunduk takut ketika senior perempuan membentaknya di depan siswa, kanting kala itu mulai ramai. Berbondong-bondong mereka menyaksikan pembullyan yang dialami Tara. Perempuan itu sebetulnya cantik hanya saja sikapnya yang polos bikin anak sekolah enggan berteman dengannya.

"Bukannya itu sama aja?" tanya Tara mencicit.

Perempuan berambut pirang itu mendengus, perempuan itu memperlihatkan botol kemasan berwarna kuning tepat mengenai hidung mancung Tara. "Lo liat baik-baik," perempuan itu mendorong botolnya hingga kepala Tara terentak ke belakang. "Jus jeruk bukan es jeruk, bodoh! Lo bisa bedain nggak sih? Gue suruh lo beli jus jeruk di Bu Darmi bukan es jeruk kemasan yang lo beli di koperasi, bodoh!" jeritnya tertahan.

Kaki Tara gemeteran. Dia tidak berniat mencari masalah namun setiap Tara ke kantin selalu saja ada senior atau seangkatannya yang menyuruh-menyuruh Tara seperti budak. Tara meremas ujung seragam olahraga, bahkan di saar kesulitan Tara menyebutkan nama Arga datang menolongnya yang dia sadari itu tidaklah mungkin terjadi.

Senior di hadapan Tara menghela napas gusar, dia muak akan ketulalitan Tara. Lantas membuka tutup botolnya tak perlu menunggu lama hingga setengah airnya tumpah ke seragam Tara. Suara ricuh memenuhi kantin, para lelaki tertawa menontonnya sedangkan yang perempuan memasukkan kejadian tersebut ke media sosial mereka.

Bagi mereka lawakan tersendiri melihat Tara dikerjain. Tidak peduli bagaimana perasaannya asalkan itu tidak merugikan mereka, mereka dengan senang hati menutup mata pura-pura tidak melihat.

Di balik tembok kantin, seorang perempuan memakai hoodie membelalakkan matanya sempurna. Rachel. Perempuan itu sengaja bolos, dia berbohong sama Tara kalau dirinya sekolah padahal diam-diam dia mengikuti Tara. Rachel penasaran seperti apa Tara di sekolah, perlakuan apa yang dia dapatkan hingga tak satu pun dari mereka yang menjadi teman dekatnya.

Bad Girl's EffectWhere stories live. Discover now