Sasuke menghela nafas. "Kau saja belum mengatakan apapun."

Sakura menghela nafas, menenangkan pikirannya. "Emm, saat aku membolos, aku sebenarnya ke mall. Shopping. Dan di sana, aku bertemu..."

"...Naruto"

Sasuke menautkan alisnya, dia mulai serius. "Kau yakin bertemu dengannya??"

Sakura menggeleng pelan. "Bukan bertemu dengan artian yang sebenarnya. Tapi aku melihatnya. Ta-tapi... Saat aku dipanggil seorang karyawan mall, aku tidak lagi melihatnya."

Sasuke menatap luar jendela. Dirinya juga jujur sampai sekarang masih berjuang mencari sahabat pirangnya. Biar seceroboh, bodoh, dan hyperactiveI bagaimanapun orangnya, Sasuke menganggapnya sebagai saudara dari lubuk hatinya yang paling dalam. Tapi tentu saja rasa arogan darah Uchiha yang ada di tubuhnya menjadi penghalangnya dalam mengungkapkan hal ini. 

HARGA DIRI SEORANG UCHIHA DIPERTARUHKAN. Itulah yang menjadi alasannya.-_-

"Kau yakin kalau melihatnya, Sakura?"

Sakura mengangguk mantap, "Aku sangat yakin Sasuke-kun. Aku melihatnya dengan jelas. Dia Naruto"

Sasuke menghela nafas, 'Kuharap ini suatu kemajuan.'

"Baiklah, aku akan membicarakan ini dengan Iruka. Dia pihak polisi yang terus membantu kita mencari Dobe." Sakura tersenyum mendengarnya. Akhirnya, Hinata mempunyai harapan lagi.

"Tapi berjanjilah kau tak memberitahu Hinata"

Senyum Sakura hilang. Tak boleh memberitahu Hinata? "Kenapa??"

Sasuke hanya mendengus, "Jika kau memberitahu dia, dan suatu saat kau melihat orang yang kau lihat hanya mirip Dobe, kau seharusnya bisa tau bagaimana perasaannya. Kau dianggap berbohong"

Sakura mengangguk lesu. Sasuke benar, jika apa yang dilihatnya salah, dia bisa saja membuat Hinata lebih kacau lagi. Dan itu bisa membuat semua keluarganya sedih.

"Baiklah, Sasuke-kun..."

~Disclaimer : Masashi Kishimoto~

Naruto terus membersihkan kotoran di kamarnya. Dia mengenyahkan semua barang yang dirasanya tak perlu. Dari pakaian, peralatan, dan pernak-pernik sederhana. Tapi... sepertinya tidak jauh beda dengan dia tak membuang 'semuanya'.

Lihat. Di sisi kiri, tepatnya letak menaruh barang tak berguna sangat sedikit. Itupun isinya sampah plastik. Dan sisi kanan, semua barangnya. Ingat. Semua. Itu artinya, dia hanya membuat sampah plastik? Astaga!

Hana hanya bisa geleng-geleng saat melihat barang yang dianggap tak berguna oleh pemuda pirang itu hanya sampah. Padahal, dia tadi bilang, kalau Naruto harus mengumpulkan 'barang', bukan sampah. Niatnya ingin dijual ke pengepul, menjadi sedikit menghilang dengan tingkah Naruto.

'Dasar pirang' gerutunya dalam hati.

"Naruto, aku bilang tadi barang, bukan sampah..."

Naruto hanya nyengir lebar, dengan wajah belepotannya. Yah, meski hanya mengumpulkan sampah, toh, Naruto juga membersihkan semua ruangan rumah. Bukan hanya kamarnya saja.

"Bagaimana lagi, Hana-nee, semua barang itu kurasa berguna..."

Ingin rasanya menjitak surai pirang itu. Tapi dia khawatir nanti jabang bayi di perutnya malah menuruni sifat nakal Naruto. Lho? Kata orang, kalau kita membenci seseorang saat hamil, bisa jadi anaknya akan mirip dengan orang yang dibenci. 'Kami-sama,, jangan sampai terjadi'

Alisnya berkedut kala mendapati sebuah komik hentai tertaruh di bagian tak dibuang. Ini yang disebut berguna??!

"Terserah saja. Ingat, kalau sudah selesai, segera buang barang-ah, maksudnya sampahnya."

Naruto tak mendengar dengan baik. Dia sibuk memilah barang dan sesekali menyapu lantai agar bersih. Menghiraukan Hana yang berjalan keluar dari kamarnya sembari mengelus perutnya yang membuncit.

Hana berjalan menuju dapur, menyiapkan teh untuk Hidan jikalau suaminya itu pulang. Sebentar lagi adalah waktu pulang suaminya. Tak lupa memanaskan sayur yang tadi siang dimasaknya.

Setelah dia hamil, dia lebih sering meminta bantuan Hidan saat Naruto belum memasuki kehidupan keduanya. Baru beberapa bulan ini dia lebih sering meminta bantuan Naruto. Ah, dia juga terkadang menjahili pemuda itu. Entah, rasanya sangat menyenangkan jika melihat pemuda itu menghela nafas sabar dan mengerucutkan bibir saat menahan kekesalannya sendiri.

Ah, sebuah ide jahil terbesit di benaknya. Senyum jahilnya terlihat. Dan dengan cekatan, dia menambahkan sesuatu pada teh Naruto. "Hihihi.. Astaga aku sangat jahil!" Sindirnya pada dirinya sendiri.

Dia menaruh teh itu terpisah dengan teh suaminya. Tak sulit membedakan tehnya Naruto dengan milik Hidan. Gelasnya saja berbeda.

Hana menghampiri Naruto yang duduk di kasurnya sambil kipas-kipas. Sepertinya dia sudah selesai. "Naruto, teh mu sudah siap. Minumlah cepat, selagi hangat!"

Naruto mengangguk dan berjalan ke meja dapur. Hana menyerahkan gelas teh pada Naruto, dan beranjak meninggalkan Naruto. Sedangkan Naruto hanya mengerutkan dahi melihat Hana yang sepertinya tergesa-gesa meninggalkannya sendirian.

'Masa bodo' batinnya. Naruto mulai menyeruput tehnya, 

BRUUSSSHHH

"Hana-nee!!!!"

Dan teriakannya menggema di apartemen itu. Dahi Naruto mengernyit keasinan saat dirasa sangat tak nyaman di mulutnya. Dia bergegas ke westafel dan berkumur, menghilangkan rasa asin di mulutnya.

Hana hanya cekikikan di balkon apartemen. Dia menahan suara agar tawanya tak sampai menggema. Astaga! Ini memang bukan bulan April, tapi niat jahilnya selalu muncul jika dia memang menginginkannya.

 Dan Naruto-lah yang jadi korbannya.

'Oh, inikah pengalaman dikerjai wanita hamil? Sungguh mengerikan' batinnya sambil mengelap kasar mulutnya.

"Lain kali ini takkan terulang lagi" ucap Naruto pada dirinya sendiri.

Oh, benarkah? Lihat saja nanti!

---------------------------------------------------------------------------------------------

Jangan berhenti dengan sebuah harapan. Jikalau harapanmu menjadi kenyataan, teruslah mempunyai harapan yang lebih tinggi. Jikalau harapan tersebut tak terwujud, janganlah berkecil hati. Kita cari jalan lain, yang akan membawa kita ke harapan tersebut, dan meraihnya kembali

---------------------------------------------------------------------------------------------

TBC

A/N: Hola! Minaa!! Apa kabar? Baik? Senang? Sedih? Resah? Atau mungkin ada yang G4L4U?? Astaga, jangan terlalu dipikirkan jika itu menjadi beban untuk kalian. Mending baca ceritaku aja, yuk! #iklan #ditimpukSandal

Haha, maaf-maaf, jangan dibawa hati. Yap, aku balik dengan chapter baru. Yah, aku mengaku kalau di bagian hurt/comfort-nya nggak berasa, tapi aku akan terus berusaha. Jadi, jangan berhenti menunggu FF ini up, yaaakk!! #ogah

Yosh! gak panjang-panjang, langsung aja.

VOMMENT AND ARIGATOU MINNA^^

Complicated Love AGAIN ✓Where stories live. Discover now