can you read?

4K 441 30
                                    

Seseorang berkata padanya tentang jembatan diatas jalur kereta api yang selama ini hanya bisa dilihat melalui buku bergambar.

Dia tidak pernah sekalipun berpikir bahwa segala gambar cantik dengan rangkaian diksi indah itu nyata.

Yang dia tahu hal semacam itu hanyalah sebuah karangan yang tidak akan menjadi nyata.

Sebatas buku bergambar yang dibuat oleh seseorang.

Betapa asiknya bila bisa berdiri disana.

Menghitung berapa jumblah mesin panjang brisik melintas dari ujung kepala hingga ekornya, gerbong-gerbong yang memiliki sinar ditiap jendela saat malam hari, suara klakson panjang, decitan rel.

Semua terasa indah saat pertama kali melihat kereta.

Seperti mesin itu akan membawanya kedalam negeri dongeng.

Tetapi saat dia tahu bahwa sesungguhnya kereta ada hanya untuk memenuhi kebutuhan manusia, sebagai alat penopang kehidupan meningkatkan kualitas waktu, dia kehilangan segala ketertarikan pada mesin panjang itu.

Menatapnya sebagai alat yang memang seharusnya dibuat bukan di karang dengan diksi cantik dan gambar yang menarik.

Menaiki kereta sama sekali tak bersensasi lagi.

____________________________________

"Kalau sudah paham ayo pulang, disini dingin."

Yang dia tahu anak ini bernama akashi, aka untuk warna merah dan jika digabung dengan shi berarti raja.

Raja merah? Yang benar harus nya setan merah, Akaoni.

Anak sastra memang hebat.
Pemahaman kanji yang dalam juga otak ligustik pandai dan peka terhadap kata.

Dan entah mengapa hal ini membuat Kuroko Tetsuya makin sadar ada dua kesalahan dalam hidupnya.

Pertama dia salah ambil jurusan, harusnya dia memilih jurusan marketing atau akutansi atau apapun yang bersangkutan dengan kantor tempat dia bekerja.

Yang kedua dia salah ambil pekerjaan.
Seharusnya dia menjadi guru sastra di salah satu sekolahan atau menjadi sastrawan jurnalis dan sebagainya.

Selama itu menyangkut sastra.

Dan karena dua kesalahan itu dia berdiri disini, didepan pintu keluar kantor bersama anak SMA sombong berambut merah.

Entah mengapa walau Kuroko dilahirkan dikota dia merasa rindu pada desa.

"Telinga mu bersih sekali sampai tidak bisa mendengarku."

Kuroko melirik sebal, biar bagaimanapun ini adalah pekerjaan.

Anggap saja begitu.

"Iya iya aku dengar, sebelum itu kita ke minimarket dulu."

Anak sma zaman sekarang memang tidak tahu sopan santun.

"Mana mobil mu?"

"Aku tidak punya mobil, kita jalan kaki"

Akashi terdiam.

Tunggu dulu.

sejak dari masih kecil hingga 15 tahun dia selalu naik mobil kemana saja, jika tidak dia akan lebih memilih tinggal dirumah dan menyuruh pelayannya.

Apa? jalan kaki? Penodaan harga diri macam apa ini?

"Jangan bercanda!  Bocchan sepertiku jalan kaki?dl dan juga aku baru membeli sepatu, aku tidak mau ambil resiko untuk sepatuku ini, lebih baik aku disini sampai ma-"

(Before) domestic disputeTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon