RANGER VS IRONMAN (MIXED POV)

10.5K 931 103
                                    

-Jungkook's POV

Hampir pukul dua belas malam, aku masih terjaga. Beberapa saat lalu, aku baru saja menyelesaikan pekerjaan. Karena belum bisa tidur, maka kuputuskan untuk video chat dengan kakak-kakakku di Bangtan. Sayangnya, yang masih aktif hingga jam segini adalah Yoongi Hyung, Taehyung Hyung, dan Jimin Hyung.

Yoongi Hyung, seperti biasa, sedang menciptakan lagu baru untuk artis di sebuah agensi tempat ia bekerja. Taehyung Hyung sedang menonton film, merasa sayang jika tidak menghabiskannya. Sementara itu, Jimin Hyung ... tidak bisa tidur karena ia dikuncikan pintu oleh istrinya. Dia terpaksa tidur di ruang tengah rumahnya.

"Aku juga tidak tahu kenapa dia marah. Waktu aku menyusulnya masuk kamar, tahu-tahu dia melarangku masuk dan menyuruhku tidur di luar." Jimin Hyung terlihat mau menangis.

"Jangan-jangan kau selingkuh!" Yoongi Hyung menebak, lalu tertawa sendiri.

"Atau, kau lupa memberi istrimu uang bulanan, Hyung!" celetukku.

"Alaaah," Taehyung Hyung bersuara, "paling istrimu bosan melihat wajahmu, Jimin-a."

"Enak saja kalian bicara!" seru Jimin Hyung. "Aku tidak selingkuh. Minggu lalu aku juga sudah memberinya uang bulanan. Aku tidak tahu kalau dia sudah bosan melihat wajahku." Jimin Hyung terlihat mengelus dagunya. "Tapi, sepertinya itu mustahil. Wajahku bukan tipe wajah membosankan."

Aku, Taehyung Hyung, dan Yoongi Hyung kompak berteriak—tidak terlalu keras karena kami tahu sekarang sudah malam. Anak-anak sedang tidur.

"Eh! Sebentar! Apa kalian dengar suara seperti suara seseorang yang berteriak memanggil 'Appa, Eomma'? Kedengarannya sambil nangis."

Kami semua terdiam karena ucapan Taehyung Hyung.

Memang benar terdengar suara seperti i—

"EOMMA!!! APPA!!!"

"Itu suara Jeongsan!" Aku baru menyadarinya. "Aku ke kamar Jeongsan dulu."

Aku meletakkan begitu saja tab-ku di atas meja di ruang tengah, bergerak menuju kamar Jeongsan. Bukan hal baru jika Jeongsan menangis saat malam sejak aku dan kamu membiarkannya punya kamar sendiri. Kadang dia ingin pipis, kadang hanya terbangun, lalu kaget karena tidak ada aku atau kamu di sebelahnya.

Aku masuk ke kamarnya, menyalakan lampu. Sepersekian detik kemudian, masih dengan air mata yang mengalir di pipi, Jeongsan memanggilku, "Appa."

Aku menghampirinya. Jeongsan langsung mengangkat tangannya, mengarahkannya padaku sebagai bahasa tubuh bahwa ia minta digendong. Putraku ini manja sekali.

"Jeongsan kenapa menangis, hm?" tanyaku pada jagoan kecil yang berada di dalam gendonganku. Kepalanya bersandar pada bahu kiriku, sayup-sayup terdengar isakan kecil yang berasal darinya.

"Takut."

Singkat, padat, dan jelas.

Aku lantas membawa Jeongsan keluar dari kamar menuju ruang tengah. Aku duduk di sofa, meraih tab yang berada di atas meja. Syukurlah, para hyung-ku masih online.

"Aigoo, apa tadi Jeongsan yang menangis, hm?"

Taehyung Hyung lebih dulu bertanya begitu aku dan Jeongsan terlihat di layar.

Jeongsan hanya melirik layar, tetapi tidak menjawab apa yang ditanyakan oleh pamannya. Mau tidak mau, aku yang mewakilinya menjawab, "Iya, Tae Samcheon. Tadi Jeongsan yang menangis."

JEON FAMILY STORIES SEASON 2 [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang