11.11.16

14.1K 1.2K 120
                                    

“Saengil chukkahamnida … saengil chukkahamnida … saranghaneun Taya Nuna … saengil chukkahamnida~”

“YEE~~!!!”

Jeongsan berseru sambil bertepuk tangan, padahal hari ini bukan ulang tahunnya … hihi. Ya, hari ini adalah ulang tahun kakaknya, Taya. Ulang tahun yang kesembilan. Sungguh waktu berlalu begitu cepat.

Taya meniup lilin berbentuk angka sembilan yang tertancap di atas kue tart kecil. Sebuah pesta ulang tahun sederhana yang hanya dihadiri oleh aku, ayahnya, juga adik laki-lakinya. Pestanya pun kami rayakan di rumah, di ruang keluarga, sekitar lima belas menit setelah makan malam.

“Selamat ulang tahun, Sayang~” Aku memeluk tubuh mungil putriku. Aku masih ingat ketika pertama kali aku mendekapnya sesaat setelah aku melahirkannya. Dia begitu kecil dan rapuh. Namun sekarang, dia sudah besar, cantik, dan pintar. Sebagai ibunya, aku sungguh bahagia Taya-ku tumbuh dengan baik.

“Selamat ulang tahun , Princess-nya Appa~” Kali ini giliran Jungkook. Alih-alih Jungkook yang mencium pipi putrinya, yang terjadi malah kebalikannya. Ah, Taya memang sangat dekat dengan ayahnya. Kadang, aku merasa bahwa Taya lebih dekat pada Jungkook daripada denganku, ibunya.

Yeah, Jungkook really knows how to treat her daughter like a princess.

“Appa punya hadiah untuk Princess Taya.” Jungkook mengeluarkan kotak berukuran sedang yang sedari tadi ia sembunyikan di balik punggungnya. Ia lantas memberikan kotak yang dibungkus dengan kertas kado berwarna merah muda itu kepada Taya.

“Hadiah buat Jeongsan mana, Appa?”

Eh?

“Jeon Jeongsan, hari ini kan ulang tahun Taya Nuna. Jadi, hanya Taya Nuna yang dapat hadiah dari Appa,” jelasku.

Wajah Jeongsan berubah muram. Aku segera meraih tangannya, menariknya ke dalam pelukanku. “Nanti kalau Jeongsan ulang tahun, Appa dan Eomma akan memberi Jeongsan hadiah, oke? Hari ini kan Taya Nuna yang ulang tahun, Sayang. Ulang tahun Jeongsan masih tiga bulan lagi. Tidak boleh sedih, ya?”

Dengan wajah muram, Jeongsan mengangguk pasrah. Duh, begini kalau si adik masih kecil. Kakaknya dapat hadiah, dia juga mau.

“WOAAH~!!!” Taya berteriak antusias. Satu set peralatan melukis berada di dalam genggamannya. Peralatan lukis yang kelihatannya paling mahal. “Terima kasih, Appa. Taya sayang, Appa~” Lalu, Taya dan Jungkook berpelukan seolah di ruang keluarga ini hanya ada mereka berdua.

“Eomma, Taya dapat alat lukis dari Appa~!”

“Digunakan dengan baik, ya. Jangan sampai hilang.”

Belakangan, Taya-ku sedang senang melukis. Saking senangnya, dia sudah beberapa kali minta dibelikan cat air. Entah habis, entah hilang.

“Jeongsan-a, Nuna dapat alat lukis keren … bleee~”

“Eomma?” Jeongsan memandangku dengan sepasang matanya yang berkaca-kaca.

“Taya~” Jungkook menegur. “Jangan bersikap seperti itu pada adik Jeongsan.”

“Iya, maaf.”

Setelah acara tiup lilin dan pemberian kado, aku pun membantu Taya memotong kuenya. Oke, aku tahu urutan acaranya sedikit berbeda dari acara ulang tahun biasanya. Namun sudahlah. Peduli amat dengan urutan. Yang penting tiup lilin dan makan kue … eheheh.

Aku meletakkan potongan kue pertama di atas piring kecil. Tentu saja potongan pertama kue itu akan Taya berikan kepada …

“Ini buat Eomma.”

Uh?

“Loh? Biasanya kan Appa yang dapat potongan kue pertama.”

Gadis kecilku menggeleng. “Tidak. Kali ini dan seterusnya, Eomma yang akan dapat potongan pertama.”

JEON FAMILY STORIES SEASON 2 [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang