SAAT INI DAN MASA LALU

Start from the beginning
                                    

'' sampai ada kabar lebih lanjut anda dapat mengunakan kamar ini untuk beristirahat..." lian menuju lemari baju berwarna putih dan berukir dengan pahatan, ia membukanya menunjukan lemari pakaian telah terisi oleh beberapa setel pakaian. " semua kebutuhan anda telah di persiapkan, jika anda memerlukan sesuatu anda tinggal menghubungi repsesionis melalui telpon di sisi ranjang. Anda cukup menekan tombol nomor satu..."

Lian menunjukan telpon bergaya antik berwarna putih yang terletak di atas meja kecil di sisi pembaringan besar bernuansa putih juga. Sejauh ini yory hanya bisa meng anggukan kepala sebagai tanda ia mengerti...

'' apakah ada yang ingin anda tanyakan..." tanya lian.

'' apakah saya boleh berjalan-jalan di tengah kota nanti malam." Ia butuh keluar untuk mencari oleh-oleh untuk putri pendeta dan ibu susuan yuzu...juga mainan untuk yuzu dan kedua bayi yang lain, uang yang ia bawa memang tak banyak namun jika ia bisa mencari barang yang berguna, dan sedikit murah mungkin ia bisa pulang membawa banyak buah tangan dan sedikit sisa uang nanti nya.

'' maaf...demi keselamatan anda saya di perintahkan untuk menyampaikan, kalau selama di sini anda di larang untuk keluar dari gedung dengan atau tanpa pengawalan ketat." Ucap lian menatap dengan bersunguh-sungguh menunjukan kalau ucapannya itu tidak main-main.

"Yang benar saja aku sudah menyembunyikan diri ku selam dua tahun dan aku masih berada di situasi yang membahayakan, tak aneh semakin kekota pengawalan ku bertambah"...bathin yory.

Melihat yory terdiam lian kembali bersuara... ''jika anda memerlukan sesuatu untuk di beli, katakan saja kepada kami, dan kami akan membelikanya untuk anda..."

Dan yory merasa itu bukanlah ide yang buruk, toh meski ia keluar untuk mencari buah tangan ia tak tahu tempatnya...lagi pula karna perjalanan yang cukup panjang har ini ia sangat lelah dan ingin menyegarkan diri sebelum tidur lebih awal.

" aku perlu buah tangan untuk pendeta dan putrinya, juga seorang pelayan. Dan main an unuk tiga orang bayi dan satu bocah laki-laki. Bisa kah kau membelikan itu untuk ku."

Lian menganggukan kepala mengerti, sebelum mencatat semua itu di buku kecil yang ia bawa. Yory mengeluarkan dompetnya, untuk menyerahkan uang kepada lian.

'' semua kebutuhan anda di hari ini, di tanggung sepenuhnya oleh keluarga ryu pusat'' Senyum lian. Mencegah yory mengeluarkan lembarab-lembaran uangnya daridalam dompet.

" benarkah demikian.."

Lian menganggukan kepala.

"kalau begitu, terima kasih..dan mohon bantuanya." Yory membungkukan tubuhnya sedikit, nampaknya menghormat dengan membungkukan tubuhnya sedikit sudah menjadi kebiasaan barunya karna selama dua tahun ini ia berada di sebuah lingkungan kuil di negara lain.

" untuk hari ini anda, bisa beristirahat dengan tenang, daftar menu ada di dekat telpon dan anda ..."

" tinggal menelpon repsesionis dengan meneken tombol nomor satu.." senyum yory, dan di jawab dengan senyum maluoleh lian.

Karna sudah tak ada lagi yang harus mereka sampaikan dan yory pun tak ada lagi yang bisa ia sampaikan, lian pun mengundurkan diri dari hadapan yory. Saat pintu kamar tertutup rapat yory seorang diri di kamar mewah itu dan ia memutuskan untuk membasuh tubuhnya, namun sebelumnya, ia memeriksa isi lemari pakaian.untuk melihat sekomplit apa pakaian yang telah di sediakan oleh keluarg ryu pusat untuk dirinya.

Lima pasang pakai an dari jas resmi hingga santai di laci lemari telah tersedia tiga buah pack celana dalam lima buah kaos dalam dan sebuah dasi , yang semuanya masih dalam kondisi kemasan. Yory mengambil satu setel pakaian santai berupa kaos dan celana panjang yang telah di padu padankan ia juga mengambil satu buah celana dalam dari dalam kemasan...ia menyiapkan pakai an ganti itu di atas pembaringan. Mengeluarkan ipadnya dari dalam tas, ia menoleh kiri dan kana mencari stopkontak yang tersedia di kamar hotel dan ia menemukan benda itu tepat berada di bawah meja kecil di sisi pembaringan. Ia pun mencast ipadnya. Sebelum akhirnya ia menuju kamar mandi.

MANGSA KECILWhere stories live. Discover now