I,LL RUN

5.9K 362 3
                                    

"Kenapa anda selalu ingin menghancurkan rumah harapan." menatap hyuga dengan wajah yang mulai berawan menatap kesal.

"Benarkah.." hyuga bertingkah, tak tahu bahwa kalimat yang telah ia ucapkan adalah sebuah ancaman.

Bibir nya masih tersenyum saat ia bangkit berdiri dan berjalan menuju lemari. meninggalkan sisa sisa aura mengerikan yang masing mengabang di udara..

''mungkin kau lupa.'' ucapnya kembali menghampiri yory. '' kau telah menjual diri mu padaku, ''

''ak...a....saya tidak pernah menju..''

''ya,kau telah menjual dirimu,padaku'' ucap hyuga dingin dalam nada tenang yang mengerikan. ia mengambil tangan kiri yory dan memasukan sebuah cincin berwarna perak di jari manis yory. '' aku membayarnya dengan pembebasan rumah harapan dari tanganku.'' lanjudnya.

air mata jatuh di pipi yory, saat pemuda itu menyadarinya. ''karna itu akan ku hancurkan tempat itu jika kau masih bersikap......'' hyuga tersenyum mengancam. '' jika kau masih tak mau menerimaku sebagai pemilik mu.'' perlahanmembawa cicin yang telah tersemat di jari yory itu ke bibirnya dan mengecupnya.
'' karna kau milikku, dan akan ku lakukan apapun untuk membuat kau tetap di sisi ku, meski itu membuatku harus mematahkan kedua kakimu.''

ok, yory yakin sekarang....seratus persen yakin tuan muda hyuga sedang sakit. sakit jiwanya.apakahmeleaskanrumah harapan telah membuatnya menjadi......sedikit....stres.

yory menghapus air matanya,dengan tangan kananya. merapatkan kembali selimut ditubuhnya. bersiap mengatakan sesuatu sebagai pembelaanya.

'saya tak akan kabur dan pergi dari anda, karna saya telah menerima keluarga ini sebagai keluarga saya dan anda sebagai kekasih.......seharusnya anda sadar itu...' itu adalah kalimat yang telah ia susun sebaik mungkin di dalam kepalanya dan akan ia ucapkan kepada hyuga saat ini juga.

tapi tak ada satupun huruf yang keluar dari dalam mulutnya meski mulutnya telah beberapa kali terbuka. kata-kata itu seakan-akan merantai diri mereka diujung tenggorokan menolak untuk keluar.

sementara tatapan hyuga yang tajam terus memperhatikan segala gerak geriknya.

''sa....s.....s....s....saya...saya.....''......ayo yory semangat......''saya..saya su...su..''.....ayo sedikit lagi.....yory mulai bergerak gelisah......
''sayainginmandi...''ucap yory secepat yang ia bisa, sebelum berenjak turun dari atas pembaringan.

tuan muda hyuga masih terdiam di tempatnya saat yory hilang dibalik pintu kamar mandi. yory menyalakan shower dan menangis di sana, kesal...apakah ia telah salah memilih. apakah seharusnya ia menerima tawaran dari pemuda misterius itu...tapi ia sudah memilih dan  di sinilah dia sekarang...tapi jika terus-menerus di berada di dalam tekanan sifat egois tuan muda ia juga tidak akan sanggup bertahan lama yory mengelus perutnya perlahan.

entah kenapa yory  sangat ingin kesuatu tempat seorang diri tanpa para pengawal dan dayang yang membuntutinya jika ia berada selangkah saja di luar kamarnya. ia sedang tak ingin bertemu tuan muda,yang entah bagai mana selalu berhasil menemukanya. hari ini ia ingin duduk sendiri tak melakukan apapun, tapi jadwal kegiatannya telah di atur secara apik oleh ibu mertuanya. dengan kata lain dia tak bisa melakukan apapun yang ia inginkan di rumah ini.

yory mengelus perutnya dengan perlahan." andai saja kau bisa membantu ayah...ayah akan sangat berterima kasih sekali bocah kecil ku." gumamnya kepada bayi yang masih belum terbentuk sempurna di dalam perutnya. meski ia sadar semua itu percuma. mana mungkin janin yang belum jadi dalam perutnya dapat membantunya.

yory menarik napas pasrah meyakinkan diri bahwa semua ini adalah jalan hidup yang sudah ia pilih jangan sampai karena tuan muda yang egois membuat pikiranya goyah. yory melanjudkan membilas tubuhnya di bawah guyuran air. ia menoleh saat pintu ketempat shower terbuka,nampak hyuga berdiri gagahdi sana. melangkah masuk setelah mengunci pintu, yang di sesali yory karna lupa menguncinya

MANGSA KECILWhere stories live. Discover now