GEMA RINDU...

7.3K 411 11
                                    

"Lihat...lihat...lihat..." pekik reika. Sambil membawa surat kabar pagi. Membuat yory yang tengah berlatih taichi bersama ryu fei menoleh terkejud oleh keributan kecil yang merusak ketenangan di pagi itu

"Ada apa bu. Kau semangat sekali" tegur ryu fei.

"Putra dan mantu kita masuk koran." senyum reika menunjukan gambar pada kolom utama koran. Hanya saja yang di tunjuk reika bukan gambar pria berjas yang berada di tengah gambar. Karna itu memang bukan anak dan mantunya. Tapi jari telunjuk lentik reika menunjuk ke bagian pojok gambar di mana seorang wanita mengenakan topi pantai putih bergaun biru soft berdampingan dengan seorang pria tampan. Dengan arah mata mereka melihat ke tepi gambar, bukan ke kamera. Lebih tepatnya gambar kedua anak manusia itu tidak lebih dari sekefar background dari pria berjas yang berdiri di depan mereka.

Saat pulang dari rumah sakit kemarin. Memang ada sekumpulan orang membawa kamera dan alat perekam suara. Sepertinya ada orang penting atau orang terkenal yang tengah di rawat di rumah sakit itu.

Seorang pria berjas tengah menggelar konfrensi pers di pelataran parkir rumah sakit bersama seorang dokter. Saat rombongan kecil keluarga ryu melalui konfrensi pers itu.

Lampu blizt dari kamera berkelap kelip saat pria berjas itu memberikan panjelasan kepada para wartawan di hadapanya.

Saat itu yory menundukan kepala. bukan karna cahaya blizt kamera yang menyilaukan matanya. Ia hanya bermaksud menyembunyikan dirinya yang mengenakan pakaian wanita saat keluar dari rumah sakit di siang hari dari tatapan orang-orang yang mungkin mengenalnya. Karna yory melihat beberapa wartawan di antara mereka membawa kamera untuk meliput konfrensi pers itu secara langsung.

Dia tak pernah menyangka bahwa ada wartawan yang telah berhasil tanpa sengaja mengambil foto dirinya yang nampak cantik saat itu.

Cantik....

Yory memandang dirinya yang tercetak di atas kertas surat kabar itu. Cantik memang. Yory merasa aneh, ia tahu itu adalah dirinya namun memandangnya seakan ada gema rindu, suatu memory yang tak jelas gambarannya. semakin yory berusaha mengingat semakin gema itu pergi memudar dan menghilang.

Yory tak sadar ekspresi yang ia tunjukan saat ini. membuat cemas ryu fei dan reika. Karna itu, yory yang tengah memandang gambar itu seperti kucing menatap ikan. Terkejut saat ryu fei mengambil surat kabar itu dan melipat nya lalu menyerahkan surat kabar itu kepada reika.  tak memperdulikan mata yory yang mulai ber air.

" ibu ini, itu hanya foto kebetulan saja...hebohnyan seperti dapur kebakaran. Kami sedang latihan sekarang...tolong siapkan teh hangat ya..." ucap ryu fei seakan itu bukan caranya mengalihkan perhatian yory. menatap yory dan tersenyum." bukan begitu anakku." ucapnya meminta dukungan dari yory.

hati yory merasa senang dan ia mengangguk membenarkan, airmata yang tadi hampir keluar  membatalkan diri untuk menunjukan dirinya.

" ayah benar..." senyum reika bersyukur atas tindakan suaminya. " yory sayang ibu sudah menyediakan susu kedelai hangat untukmu. Kau minum seusai latihan ya." menatap yory lembut. Yory mengangguk perlahan tersenyum kecil menerima kehangatan kedua orang tua barunya.

Seusai latihan yory dan calon ayah mertuanya duduk di bangku taman untuk beristirahat. Sambil menikmati teh hangat dan susu hangat untuk yory. Mereka berbincang ringan mengenai pekerjaan yang pernah yory lakukan. Ryu fei menanggapi semua itu dengan pikiran yang terbuka dan menerima kalau calon mantunya ini bukan siapa-siapa.

Se usai beristirahat yory kembali kekamarnya untuk membersihkan diri dari keringat. Dengan perasaan segar bugar ia keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya yang basah.

Yory melihat pantulanya di cermin. Di sana ada seorang pemuda yang tubuhnya jauh dari kata berotot hanya terbalut handuk kecil di pinggangnya. Pemuda itu kecewa karna ia tak mendapatkan tonjolan otot yang di harapkanya muncul di saat ia berpose ala binaragawan. Otot-otot di tubuhnya itu tetap rata seperti jalanan ber aspal. Ia mencoba mengeraskan otot-ototnya dengan tenaga yang ia punya dan yang ia dapatkan hanyalah tonjolan polisi tidur yang sangat landai di atas jalanan.

MANGSA KECILOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz