Chapter 14

825 73 5
                                    

Aku ingin bersamamu. Menikmati indahnya ciptaan Tuhan.
Aku ingin bersamamu.
Menghabiskan sisa hidupku.
Aku ingin bersamamu.
Menikmati setiap momen indah.
Aku ingin bersamamu.

-Author pov

3 bulan kemudian

Suzy memotongi kuku Wei yang mulai panjang. Suzy juga membersihkan tangan dan wajah Wei. Dia menatap wajah Wei dan menyentuhnya dengan lembut.

"Kenapa kau masih tak ingin bangun. 3 bulan aku menunggumu. Apa mimpimu sangat indah?"

Wei koma selama 3 bulan. Wei juga mengalami shock 4 kali, beruntung Tuhan masih menyelamatkannya.

"Selamat pagi." Seulgi datang sambil membawa bunga mawar. "Selamat pagi oppa." Seulgi mencium pipi Wei.

"Kau jangan lagi menciumnya di depanku." Suzy berakting marah.

"Kau cemburu pada adiknya?" Seulgi menggoda Suzy.

"Kau bukan adik kandungnya. Myungsoo oppa dimana?"

"Dia sedang menunggu obat. Wei oppa, kau tidak ingin bangun sepertinya Suzy sudah jatuh cinta padamu. Dia bahkan selalu cemburu saat aku menciummu"

Suzy mengambil sebuah topi rajut dari dalam tasnya dan memakaikannya ke rambut Seulgi.

"Gomawo." Seulgi memeluk Suzy.

"Kau tetap cantik meski rambutmu semakin menipis."

"Kau lebih cantik Suzy-ya."

Suzy dan Seulgi duduk di dekat ranjang Wei. Suzy memegang tangan Wei. Mereka saling diam untuk beberapa saat.

"Seulgi-ya, kenapa Wei tak juga bangun."

"Kau merindukannya?"

"Sangat. Aku merindukannya."

"Aku juga. Sepertinya mimpinnya terlalu indah. Kau bisa melaporkan ku ke polisi atas tindakan bodohku. Aku siap di penjara."

Suzy mendesah pelan. "Biarlah Wei yang menentukan melaporkanmu ke polisi atau tidak."

"Annyeong." Myungsoo memasuki ruangan Wei dan duduk disamping Seulgi. "Suzy-ya kau sudah makan?"

"Aku sudah makan."

"Seulgi-ya ayo kita pulang. Besok kau harus kemoterapi."

"Aku pulang dahulu." Seulgi berpamitan.

"Mmm. Hati-hati di jalan."

-Suzy pov

Wei kapan kau akan bangun? Sejujurnya aku iri melihat Myungsoo selalu berada di sisi Seulgi. Aku ingin kau berada di sisiku juga. Aku merindukan semua waktu yang kita habiskan bersama. Aku meletakkan kepalaku di ranjang Wei. Masih pagi tapi rasanya aku sudah lelah. Aku merasakan sebuah tangan mengelus rambutku.

"Suzy." Suara lirih itu semakin menyadarkanku bahwa aku tidak sedang bermimpi.

"Wei-ya. Kau sadar?"

Aku memeluk Wei. Rasanya aku sangat bahagia. Aku selalu takut kalau Wei akan meninggalkanku. Aku menangis karena bahagia.

"Kau menangis?" Wei menghapus air mataku. Suaranya terdengar lemah.

"Aku bahagia kau kembali. Aku terlalu bahagia hingga aku menangis. Gomawo."

"Sudah berapa lama aku disini?"

"3 bulan. Bahkan musim telah mulai berganti tapi kau tak juga bangun."

Wei memelukku. Rasanya aku tidak ingin melepaskan pelukan itu. "Aku sangat merindukanmu. Sebentar akan aku panggilkan dokter."

Part Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang