Chapter 8

382 69 9
                                    

Untuk hal-hal yang tidak kau mengerti.
Untuk rasa sakit yang tidak kau pahami.
Aku adalah tempatmu pulang, aku adalah rumah tempatmu bernaung.
Meski tak selamanya kau huni.-Wei

-Author pov

Suzy berangkat ke radio bersama Myungsoo. Wei melihat keberangkatan Suzy dari atap. Dia mulai khawatir jika Suzy akan terluka lagi. Bagaimanapun status Myungsoo adalah suami orang. Dan status Suzy adalah selingkuhan Myungsoo.

Myungsoo mengantar Suzy ke stasiun radio. Suzy mencium pipi Myungsoo sebelum turun dari mobil.

"Telfon aku jika kau sudah selesai on air? Aku akan menjemputmu."

"Oke oppa."

Suzy keluar dari mobil dan melambaikan tangannya ke arah mobil Myungsoo. Suzy memasuki stasiun radio dengan perasaan bahagia. Fei telah menunggu Suzy untuk on air. Suzy duduk di samping Fei.

"Annyeong eonni."

"Annyeong. Kau terlihat bahagia?"

"Ne. Aku sedang bahagia. Apa sangat terlihat?"

"Kau tersenyum dari tadi. Lihatlah kau sangat cantik. Kau telah memiliki pacar?"

"Ne." Jawab Suzy malu-malu

Mereka memulai on air. Hari ini mereka memutar lagu-lagu cinta. Tema hari ini adalah perasaan cinta. Fei membaca satu surat masuk di email.

"Ada sebuah surat masuk dari ID 11345. Namanya sangat lucu." Fei mulai membaca surat itu. "Selamat malam. Aku memiliki seorang sahabat. Hampir dari seperempat hidupku aku habiskan bersamanya. Aku bahagia memilikinya. Tapi aku tak bisa mengatakan bahwa aku mencintainya. Sahabat bisa jadi kekasih, tapi mantan kekasih belum tentu menjadi sahabat. Itulah kenapa aku diam. Aku terpaksa memendam perasaan ini selama 6 tahun. Aku menyaksikannya bahagia bersama kekasihnya, aku juga menyaksikannya sedih karena kekasihnya. Aku adalah rumah tempatnya berpulang, meski tak selalu terhuni. Aku adalah pasir pantai yang menyapa hadirnya ombak, meski ombak selalu pergi ke laut. Aku sebenarnya mencintainya. Tapi aku hanya diam. Berharap suatu saat dia mengerti bahwa aku mencintainya."

Deg. Suzy merasakan dadanya menjadi sakit. Air matanya seperti ingin keluar. Kenapa ada rasa aneh dengan surat itu. Suzy merasa bahwa surat itu adalah untuknya.

"Kau bodoh." Kogyeol memukul punggung Wei. Kogyeol pergi ke rumah Wei karena Suzy bilang bahwa dia sedang sakit. "Kenapa kau mengungkapkan perasaanmu lewat pesan di radio. Perasaanmu itu mewakili berapa puluh juta laki-laki yang tak bisa mengatakan perasaannya."

"Aku tidak bisa mengatakan bahwa aku mencintainya." Wei mulai murung.

"Jika kau tak pernah mengatakan bahwa kau mencintainya. Bagaimana mungkin dia akan menoleh padamu? Kau pikir dia bisa membaca pikiranmu. Cinta tulusmu tak bisa selalu terkubur dalam mulutmu yang membisu."

Wei memikirkan kata-kata Kogyeol. Kata-kata Kogyeol memang ada benarnya. Suzy tidak akan menyadari bahwa dia mencintainya jika dia tak mengungkapkan isi hatinya.

****

Myungsoo memasuki rumahnya. Rumahnya terlihat sangat sepi. Min Jae menginap di rumah kakek neneknya. Seulgi sendirian di rumah.

"Yeobo." Myungsoo memanggil istrinya. Tapi tak ada jawaban. Mobilnya ada di rumah. Myungsoo memasuki kamarnya. Myungsoo terkejut melihat Seulgi mengeluh kesakitan di lantai. "Yeobo. Kau tidak apa-apa?"

"Perutku. Perutku sangat sakit Myungsoo-ya." Seulgi menangis, merintih karena perutnya terasa sangat sakit. Wajahnya sangat pucat.

Myungsoo menggendong Seulgi ke dalam mobil dan membawanya ke rumah sakit. Myungsoo mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Hatinya sangat sakit melihat Seulgi si sosok yang kuat meneteskan air mata karena kesakitan.

Part Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang