Chapter 6

425 80 11
                                    

Cinta dalam diam adalah hal yang menyiksa. Aku bisa menyentuhnya, aku bisa memeluknya tapi mulutku tak mampu mengatakan bahwa aku mencintainya.
Cinta dalam diam. Seperti sebuah lirik-lirik lagu cinta yang indah tapi tak terwujud dalam sebuah melodi. Seperti itulah cintaku untuknya. Cinta yang nyata namun hampa.

*Author pov

Suzy untuk sementara masih menemani Fei saat siaran. Karena Suzy masih baru jadi dia harus belajar terlebih dahulu. Suzy merasa nyaman berada di stasiun radio itu. Tidak ada perbedaan yang mencolok antara senior dan junior. Semuanya menyatu menjadi sebuah keluarga. Ini semua karena Kogyeol adalah CEO yang sangat baik. Kogyeol menganggap semua pegawainya adalah keluarga.

Suzy pulang ke rumah dengan perasaan gembira. Suzy mulai menemukan hidupnya lagi. Suzy berjalan sambil mendengarkan lagu. Dia menikmati setiap melodi dari setiap suara yang keluar dari headsetnya. Suzy mendengarkan lagu-lagu ciptaan Wei. Sahabatnya sangat berbakat dalam menulis lagu. Dia menaiki anak tangga menuju rumah atapnya lalu terkejut melihat Myungsoo berada disana.

"Sedang apa kau disini?"

"Suzy-ya." Myungsoo memegang tangan Suzy.

"Sudah aku bilang jangan menemuiku lagi. Aku mohon. Jangan buat hidupku lebih menderita lagi. Biarkan aku lebih bebas bernapas seperti sebelum aku mengenalmu. " Suzy melepaskan genggaman tangan Myungsoo.

Myungsoo dengan tiba-tiba memeluk Suzy. Suzy meronta-ronta agar Myungsoo melepaskan pelukannya. Tapi pelukan Myungsoo terlalu kuat untuknya.

"Mianhae Suzy-ya." Myungsoo meneteskan air mata.

"Lepaskan aku!" Suzy mendorong tubuh Myungsoo dengan kuat. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Rasanya aku hampir gila karena merindukanmu tapi aku sangat membencimu oppa. Batin Suzy.

"Suzy-ya." Myungsoo menatap wajah Suzy. Air matanya perlahan menetes. "Bisakah kita bersama lagi? Aku sangat mencintaimu."

"Masih belum puaskah kau menyakitiku oppa? Belum puaskah kau menghancurkan hatiku? Puing-puing yang dengan susah payah aku susun kembali apakah kau akan menghancurkannya lagi?" Suzy mulai meneteskan air mata. Dadanya terasa sangat sesak saat ini. Rasa benci dan rindunya sudah berada pada puncaknya.

"Suzy-ya, aku mencintamu tapi aku juga tak bisa meninggalkan Seulgi untuk saat ini."

"Maka kembalilah bersama Seulgi. Seperti sebelum kita bertemu."

"Tidak bisakah kita bersama seperti dulu lagi?"

"Secara tidak langsung kau memintaku untuk menjadi yang kedua. Oppa, tidak ada wanita yang terima untuk di duakan."

"Aku pasti akan meninggalkan Seulgi. Tapi tidak untuk saat ini?"

"Lalu sebenarnya apa yang kau inginkan?"

"Aku ingin kita bersama?"

"Kau ingin aku menjadi selingkuhan? Kau pikir apa aku tidak terluka dengan ucapanmu barusan? Ingat kau memiliki istri dan anak. Pergilah, sebelum otakku meledak karena rasa benciku padamu."

Suzy memasuki rumahnya meninggalkan Myungsoo yang masih berdiri di depan rumahnya. Suzy menghempaskan tubuhnya di ranjang. Menatap bintang-bintang yang Wei pasang di langit-langit rumahnya. Suzy mengacak-acak rambutnya frustasi. Suzy keluar lagi dari rumahnya. Membawa payung karena salju turun dengan lebat dan cuaca menjadi sangat dingin. Dalam situasi seperti ini, Suzy masih juga memperdulikan Myungsoo.

"Kau masih memperdulikanku?" Myungsoo menatap Suzy yang memakaikan syal di lehernya.

"Aku tidak bermaksud memperdulikanmu. Aku tidak mau kau mati kedinginan disini dan menjadi hantu."

Part Of LoveWhere stories live. Discover now