Fifty Three

50.1K 2.9K 232
                                    

Saya gagal memahami bentuk bahasamu. Seperti saya gagal membaca kata pamit dari matamu.

~Hujan Samudra~

•••••

"Luna, sekarang kita harus pergi."

•••••

Raisa, Drake beserta Omega lainnya berjalan menuju bawah tanah. Raisa terbingung, mengapa dia baru menyadari ada sebuah ruangan di kamarnya. Ruangan yang ada tepat di bawah kasurnya.

Tapi dia tidak ingin bertanya. Ada waktunya untuk Drake menjelaskan tentang banyak hal yang masih Raisa tidak ketahui.

Ruangan bawah tanah itu mempunyai sebuah ruangan kecil di pojok ruangan. Ruangan itu memang tidak besar, hanya terdapat pintu setinggi Drake dan pintu itu terlihat seperti hanya sebuah bayangan. Bayangan hitam yang berbentuk pintu lebih tepatnya.

"Untuk apa kita kesini Drake?" tanya Raisa masih melihat pintu yanh ada tepat di depannya.

"Ini adalah gerbang menuju dunia manusia, Luna. Gerbang ini dibuat untuk pergi ke dunia manusia tanpa diketahui oleh musuh. Mereka tidak akan bisa melacak Luna, karena gerbang ini akan menghilangkan bau Luna nantinya."

"Apa aku bisa memilih kemana aku akan pergi nantinya?"

"Maaf Luna, tidak bisa. Gerbang ini akan membawa Luna sejauh mungkin. Mungkin bisa sampai Negara yang berada di Asia atau mungkin di sebuah pulau kecil tak berpenghuni. Kita tidak bisa mengetahuinya, karena hanya gerbang ini saja yang mengetahuinya."

"Jadi aku akan benar-benar pergi dari sini. Atau mungkin aku tak kan bisa kembali lagi. Begitu maksudmu?"

"Maaf Luna, seperti itulah. Tapi hanya ini satu cara agar Luna selamat. Luna bisa kembali jika keadaan pack tenang. Kami berjanji akan mencari Luna sampai kemana pun. Begitu juga yang kami lakukan kepada Luna Olivia juga."

Raisa menatap Drake dan Omega lainnya. Tatapan mereka sangat mengharapkan Raisa untuk pergi. "Saya mohon Luna, apa yang kami lakukan adalah untuk menyelamatkan Luna. Hanya Luna satu-satunya pemimpin kami yang tersisa. Kami berjanji akan menjaga pack ini sekuat tenaga kami."

Raisa tampak menimbang ucapan Drake. Apa benar dengan membuatnya pergi, pack akan aman? Apa itu yang ada di pikiran mereka?

Raisa tidak mempermasalahkan jika dirinya harus pergi. Dia hanya takut jika dia tidak bisa menemukan pria itu lagi. Atau mungkin nanti pria itu yang tidak akan bisa menemukannya.

Hatinya takut untuk mengalami itu.

"Tapi aku tidak bisa Drake. Ini adalah tempatku dan aku harus mempertahankannya."

Bodoh, mengapa pernyataan penolakan itu yang keluar dari mulutnya? Pernyataan itu tidaklah sesuai dengan hatinya. Hatinya ingin berteriak, "aku tidak bisa meninggalkan mateku."

Tapi logikanya menolak semuanya.

"Tidak ada waktu lagi untuk berpikir Luna. Maaf saya harus membuka pintu ini."

Drake berjalan mendekati tembok itu dan menyentuhnya seakan itu adalah pintu. Mulutnya mengucapkan kata-kata sakral dan menggunakan bahasa yang sulit di mengerti. Atau mungkin hanya Raisa yang tidak mengerti.

Tiba-tiba keluar cahaya putih dari tembok itu dan berganti pintu yang dihalangi oleh kabut cahaya putih. Cahaya itu menyilaukan mata Raisa dan Omega lainnya.

Seakan menjadi mesin waktu, cahaya itu terbuka layaknya pintu yang dikelilingi oleh cahaya.

"Luna bisa masuk sekarang. Biar saya yang akan menutup kembali pintu ini dan..." Drake melihat lima Omega dan beberapa Warrior yang siap mendampingi Raisa pergi. "Kalian harus menjaga Luna, ini adalah tugas untuk kalian. Kalian mengerti?"

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Jun 09, 2020 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

[5] I'm Alpha's Mate! ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin