Twenty Six

48.1K 3.1K 45
                                    

Menetes dan berlinang, aku mohon kepada diri sendiri untuk kuat mengambil hormat pada hati yang tak habis-habisnya berdoa, untukku.

~Zarry Hendrik~

•••••

Raisa terdiam. Dia harus bagaimana sekarang? Berdiam diri? Atau bergerak? Raisa harus apa? Melawan?

Raisa harus bagaimana?

Raisa hanya bisa menumpahkan air matanya. Dia bahkan tidak kuat untuk bercerita kepada Peery maupun Avian.

Raisa sangat menahan sesak di benaknya. Sesak seakan di datang dari ribuan panah yang terus menghampiri jiwanya. Panah itu bahkan meninggalkan jejak yang sangat menyakitkan.

Raisa hanya bisa menangis!

"Luna!" Suara panggilan beserta ketukan berada di pintu kamarnya.

Omega bernama Syifa itu khawatir melihat calon Lunanya tidak keluar kamar semenjak calon Alphanya pergi bersama wanita yang mengaku sahabat calon Alphanya.

"Luna, tolong buka pintunya!"

Syifa terus mengetuk pintu. Dia tau perasaan Raisa, karena dia pun pernah merasakannya. Dahulu, sebelum dia menjadi Omega di White Moon Pack.

"Saya tau perasaan Luna. Tapi tolong buka pintunya! Saya mohon Luna!" Syifa berbicara dengan nada memohon.

"Luna saya mohon! Apa Luna mau kami di marahi oleh Alpha karena Luna tidak ingin keluar?

"Pergilah!!! Aku tidak apa-apa. Aku hanya lelah saja. Jika Peery datang atau bertanya bilang saja aku sedang istirahat," teriak Raisa dengan suara serak.

Syifa hanya menghela napas saja. Dia bisa apa? Dia hanyalah Omega yang derajatnya jauh lebih rendah dari calon Lunanya.

Syifa pergi dengan nampannya. Nampan yang berisi semangkok bubur dan segelas Jus Alpukat.

Raisa masih menangis. Dia menenggelamkan wajahnya di bantal yang di pegang. Dia kesal. Dia benci dengan Peter.

Mana? Mana janji yang telah Peter lontarkan kepadanya? Mana kata-kata manis yang membuatnya luluh? Mana pelukan dan kecupan di setiap pagi Raisa?

Mana itu semua? Seakan itu lenyap dalam waktu semalam. Waktu dimana Peter membawa gadis itu ke istananya.

Oh Raisa salah menyebut, seharusnya wanita itu. Yah, wanita yang telah merebut Peternya.

Huft, Raisa tau Raisa cemburu. Raisa memang sudah mencintai Peter. Apa dia salah? Tidak. Raisa hanya ingin melindungi miliknya dari seorang wanita yang mengaku sahabat miliknya.

"Kenapa Peter. Sekarang kamu berubah!" Raisa memeluk bantal yang dipakai untuk menutupi wajahnya. "Bahkan kamu bersikap cuek ke aku. Aku salah apa?"

Raisa terus menangis. Dia butuh Peery sekarang. Tapi dimana dia? Bahkan ini sudah sangat siang. Tapi Peery tidak datang.

Biasanya dia selalu datang, bahkan saat tidak di minta Raisa. Tapi sekarang?

Apa dia sibuk?

Yah, pasti itu. Terlebih lagi dua hari lagi Peery akan menikah. Secepat itu mereka ingin menikah.

Hidup mereka sangat enak. Tidak di landa cobaan, sedangkan seperti Raisa. Raisa sangat iri dengan Peery dan Avian.

Kenapa Raisa tidak seberuntung mereka?

Ahhh, kenapa Raisa jadi lemah seperti ini? Padahal sebelumnya, dia tidak pernah lemah seperti ini. Bahkan sebelum bertemu Peter.

Tuhan, kenapa dengan Raisa?

[5] I'm Alpha's Mate! ✔Where stories live. Discover now