Twenty Eight

48.9K 2.8K 63
                                    

Aku selalu pergi dan tahu akan kembali, itulah sebabnya aku bisa selalu pergi karena memang akan selalu akan kembali.

~Seno Gumira Ajidarma~

•••••

"Peery, apa kau sudah siap besok?" ledek Raisa membuat wajah Peery memanas.

Bagaimana tidak, Raisa dari tadi selalu saja meledek Peery dan itu membuat Peery sangat malu. Oh jangan lupakan Avian. Dia bahkan selalu membahas malam pertama.

Peery selalu berpikir, apakah Raisa dan Avian kerja sama? Kenapa mereka kompak sekali untuk meledek Peery.

"Sudahlah Raisa. Kau tidak lelah menggodaku?"

Raisa tertawa. Dia tertawa melihat ekspresi Peery yang menurutnya sangat lucu. Oh pipi merahnya terlihat seperti tomat yang baru matang.

"Tidak. Kau sangat lucu Peery. Aku tidak membayangkan malam pertamamu nanti? Di goda saja kau sudah malu," ucap Raisa disertai tawanya lagi dan lagi.

"Cukup Raisa! Kalau tidak aku akan mengusir kau dari kamarku."

Raisa masih tertawa melihat Peery marah. Marah bukan dalam artian benci, melainkan marah dalam artian kesal, malu dan salah tingkah.

"Lagi pun kau akan menikah juga. Dan saat itu aku akan menggoda kamu, Raisa."

"Menggodaku? Menikah? Oh Peery kau lupa, aku ini masih belum genap tujuh belas tahun. Dan seharusnya aku masih sekolah dan menikmati masa sekolah. Kalau kamu sih, memang seharusnya harus menikah. Umurmu sudah melewati batas tua."

Peery mengetuk kepala Raisa. Oh bahkan Peery tidak sadar jika dia mengetuk kepala calon Lunanya. Dan jika Avian atau Peter tau.

Habislah Peery.

"Enak saja kau. Aku masih dua puluh tahun. Ingat dua puluh tahun! Aku juga seharusnya menikmati masa mudaku. Tapi karena kami berbeda dengan manusia, menikah adalah hal wajib bagiku setelah menemukan mate."

Peery bangkit dari kursi yang berada di depan meja yang berisi alat pelengkapan wanita. Mulai dari cermin, parfum dan lainnya.

Peery berjalan kearah kasur yang tidak jauh tempatnya berasal dan langsung duduk.

Sedangkan Raisa masih bersandar di meja sambil melipatkan kedua tangannya di dadanya.

"Tunggu, aku membaca di buku sejarah Werewolf, kalian tidak perlu menikah. Kalian bisa langsung hidup berumah tangga," tanya Raisa.

Setahu Raisa adalah setiap wolf yang sudah menemukan matenya, bisa melakukan apapun kepada matenya tanpa menikah.

Tapi kenapa Peery menikah?

"Ya memang seperti itu. Tapi kami ingin memperjelas hubunganku dengan Avian dengan cara menikah. Bukankah itu lebih baik."

Raisa mengangguk. Ada benarnya apa yang dikatakan oleh Peery.

Tentang menikah? Peter masih belum menanyakan tentang hubungan mereka dengan jelas. Peter bahkan masih belum menanyakan tentang mating.

Sebenarnya apa yang ditunggu Peter?

Apa Peter menunggu diangkat dulu sebagai Alpha? Karena Raisa mendengar jika seminggu dari sekarang, Peter akan di angkat sebagai Alpha.

Tapi setiap Alpha boleh mengangkat Lunanya jika sudah seminggu setelah pengangkatan Alpha. Itulah aturan yang ada di pack ini.

Raisa mendengar sendiri dari Peery maupun semua omega yang Raisa tanyakan.

"Kau benar Peery. Hmmm, aku tidak sabar melihatmu punya anak. Semoga sukses dengan malam pertamanya. Hmmm, yang aku dengar dari setiap Omega, Beta itu lebih buas diranjang dari pada Alpha," ucap Raisa diakhiri bisikan diakhir kalimat.

[5] I'm Alpha's Mate! ✔Where stories live. Discover now