Dan agendanya pasti banyak.

Kita lihat saja, apakah akan berhasil membuat Hinata tertawa lagi??

~~COLA~~

~~AmP~~

Naruto menatap sekitar dengan bingung. Kepalanya terasa sakit sekali. Rasanya mau pecah. Dan dia masih bingung dengan apa yang terjadi. Terakhir yang diingatnya, dia bertemu ibunya, ngobrol, dan ibunya bertanya tentang seseorang yang tak Naruto kenal-ah, atau ia tak mengingatnya?

KRIET

Pintu yang tadi tak diperhatikan Naruto, sekarang diliriknya. Dia menatap seorang wanita yang ternyata kaa-channya itu tersenyum hangat padanya, yang menularkan senyum juga ke bibirnya.

"Kau sudah baikan, Naruto?"

"Sudah lebih baik, Kaa-chan..."

"Kau ini sangat membuatku panik-ttebane! Pingsan begitu saja. Dasar bodoh!" Naruto terkekeh mendengar gerutuan Kushina. Yah, meski bau obat-obatan menguar dan menusuk penciumannya. Dan otaknya langsung terpusat dengan bangunan yang bernama Rumah Sakit.

"Ne, kaa-chan. Kenapa aku bisa di sini?"

Kushina mengangkat alisnya. "Kau pingsan begitu saja. Membuatku tak pikir panjang memasukkanmu ke mobil kaa-chan dan membawamu kemari."

"Ah, souka..."

"Apa kau lapar? kau pingsan sudah 12 jam ini." Naruto melongo mendengarnya. Selama itukah?

"Apa tou-chan mengetahui keberadaanku, kaa-chan?"

Kushina menggeleng. "Belum. Sebenarnya aku ingin memberitahunya, tapi nanti sajalah."

Naruto bernafas lega. "Kumohon, kaa-chan, jangan beritahu orang lain, kecuali keluarga kita. Dan kumohon, jangan bocorkan rahasia ini, sampai aku mengingat kembali ingatanku." pinta Naruto.

"Termasuk Hinata?" Lagi, Naruto mengerutkan keningnya. Kenapa Kushina selalu menyebut nama orang itu, sih? sepenting apa orang itu untuk Naruto?

Tapi, daripada ambil pusing, Naruto hanya mengangguk sekilas. Yang penting, tak ada yang tahu sebelum ingatannya kembali, Itu yang terpenting. Kushina yang melihat anggukan Naruto, hanya bisa menghela nafas.

"Baiklah. Ah! Dan selama ini, kau berada di mana, naruto?"

Naruto menatap Kushina. "Ah, aku diobati oleh sepasang suami-istri. Mereka sangat baik. Dan karena aku dibawa mereka ke sinilah, aku bisa bertemu kaa-chan..."

Kushina mengangguk. "Lalu tempat tinggal kalian?"

Naruto menggaruk tengkuknya perlahan. "Aaahh, tentang itu, aku tak bisa mengatakannya sekarang, kaa-chan. Tapi seandainya kaa-chan atau tou-chan ingin menemuiku, kalian bisa menghubunginku. Tenang saja, nomor ponselku sudah kuganti. Bukan yang dulu, yang dulu mungkin sudah hilang terbawa arus sungai."

Kushina menatap Naruto dengan berkaca-kaca. Putera semata wayangnya itu sudah bukan yang dulu. Bocah yang merengek dan memaksa dibelikan sesuatu. Bocah yang ceroboh, hyperaktive, dan tak peka itu sudah berubah. Menjadi sosok yang menawan dan rupawan. Kedewasaannya juga sudah sangat terasa.

"Oh, ayolah, kaa-chan... Jangan menangis..." Ujar Naruto saat melihat mata ibunya suda digenangi air mata, yang siap kapan saja jatuh. Kushina terkekeh, dan menghapus air mata yang menggenang itu.

"Kau itu tetaplah bocah kecilku." Ujarnya sambil memeluk dan mengacak rambut pirang Naruto.

"Kaa-channnnn......"

"Baiklah, ah, aku sudah membawa makanan untukmu" Kushina mengangkat tas plastik lumayan besar yang ada di samping kakinya. Mengangkat dan menaruhnya di sisi ranjang Naruto.

Naruto menatapnya bingung. "Ini apa?"

"Sudah kubilang tadi, ini makanan, bodoh."

"A-ah, iya. Aku kan hanya bertanya" Naruto melirihkan kalimat terakhirnya.

Kushina membukanya, dan box makanan pun terhidang di hadapan Naruto. Naruto membukanya, dan menatap Kushina.

"Onigiri? chiken tatsu? ramen? banyak sekali, kaa-chan...."

"Agar kau cepat gemuk. Tubuhmu kurus sekali."

Naruto memberengut. "Segitu kurus, kah?" Kushina terkekeh sambil mengangguk. Dia mengulurkan sumpit pada Naruto, dan diterima oleh Naruto.

"Itadakimasu..." Naruto mulai melahap apa yang dibawa Kushina.

"Kaa-chan juga harus makan-ttebayo..." Naruto menyodorkan Chiken pada Kushina. Kushina tertawa singkat dan menerima suapan dari Naruto.

Mereka makan sambil bercakap ringan.

TBC

Hai minna? Apa kabar? Lama tak berjumpa, lama pula tak update. Kumohon maafkan aku yang seenaknya menelantarkan cerita ini. aku sempat kehilangan alurnya. Sempat juga down karena cidera saat lomba, sempat juga nangis lebay karena kalah. #curcol

Oke, aku kembali dengan cerita di atas, dan sepertinya konfliknya kurang berbobot, ya?

yah, aku sadari itu. Memang aku belum memasukkan konflik yang, NGEH. Yah, karena alasan aku sempat kehilangan alurnya. hehe, gomenne.

Yap, tetap stay cool ditengah ketidak seringanku yang update. Dan tetap mengharap vomment dari kalian.

Akhir kata,

ARIGATOU MINNA

Complicated Love AGAIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang