Lagu Fur Elise milik Beethoven telah berbunyi. Lagu itu adalah bel andalan di sekolah Alice yang baru. Gedung berwarna abu-abu itu terasa asing bagi Alice.
Alice menengok ke kiri dan ke kanan mencari kelas baru nya yang entah dimana. Ia sangat kebingungan karena ruang kelas disana begitu banyak. Dan ada 1 hal yang memperburuk keadaan Alice , ia tidak berani untuk bertanya dengan orang-orang disekelilingnya.
"Eh, kamu anak baru ya" tanya salah satu orang yang berpakaian seperti ada jabatan di sekolah itu.
"Hmm iya, aku bingung kelas ku ada dimana?" Jawab Alice gemetaran.
"Yaudah sini aku bantu" jawab nya sopan
ditambah dengan senyumnya yang manis.
Jujur saja, Alice merasa sedikit tersanjung. Namun ia pikir, orang itu adalah salah satu pengurus OSIS yang memang kewajibannya membantu murid baru mencari kelasnya. Tanpa berpikir panjang Alice mengikuti orang itu di belakangnya.
"Ini kelasnya, have a nice day" jawabnya sambil membukakan pintu.
"Oh okay , thanks" jawabku singkat dengan muka masih tersanjung.
Alice's
Baru saja aku melangkahkan kaki, kulihat semua anak menatapku tajam. Aku tidak tahu aku berbuat apa hingga mereka menatapku bagaikan melihat mangsa yang lezat untuk disantap. Namun aku hanya tersenyum kecil dan duduk di bangku kosong paling depan.
Back to
Alice terlihat bingung dengan keadaan sekitar nya. Ia merasa ada yang membicarakannya. Benar saja.
"Eh anak baru itu kok bisa dianterin ketua OSIS kita. Sampai depan kelas lagi!" komen orang yang duduk dibelakang Alice.
"Eh iya yak, padahal kan ketos kita galak, walaupun ganteng banget tapi galaknya itu loh yang sadis." Jawab temannya yang lain.
Alice yang mendengar hal itu hanya bisa memutarkan bola mata. Ia heran, di pagi hari yang indah ini mereka memulainya dengan menggosip. Tapi ia mulai berfikir. Jadi, orang yang tadi itu adalah ketua osis? Apa benar ia galak? Apa benar ia sadis? Tapi sepertinya tidak.
Alice yang sedang sibuk memikirkan hal itu tidak sadar ada yang duduk disebelahnya.
