SEBELAS : LOGIKA BICARA

156 34 43
                                    

The Different Side :

"Apa yang lebih hancur dari tidak dipedulikan seseorang yang berarti segalanya untuk kita?"




"OMG!" teriak Iris histeris dengan tiba-tiba.

Aku menatap ke arahnya, memasang tatapan malas, berpura-pura kaget, dan menjawab, "A... yam-a... yam." Dengan nada perlahan.

Stella pun mengikuti dengan nada yang juga perlahan. "A..yam-a...yam."

"MANA?!" teriak Iris lagi dengan mimik panik.

"Why?" tanya Sikaw.

"Ayam-ayam," kata Qiran tiba-tiba, sambil menaruh tas di kursinya.

"Telat, Ran," balas Manda. "Nyebur mending."

"HP aku ketinggalan!" Ekspresi Iris berubah cemas.

"Ketinggalan di rumah? Ya elah, Ris, sehari enggak bawa HP kan enggak akan kejang-kejang," balas Stella.

"Bukan! Di... di mana, ya?" Iris balik bertanya dengan mimik konyol.

"Serius?" tanyaku.

"Jangan serius-serius, emang mau UN?" celetuk Sikaw.

"Beneran!" Iris membongkar isi tasnya. "Enggak ada!"

"Wayuluh!" balas Manda. Bukannya memperbaiki suasana hati Iris, ia malah makin merusaknya. "Bisa-bisa tuh HP dituker sama oncom tiga karung!"

Iris mulai berkaca-kaca. Pasti ia sangat takut kalau HP-nya hilang betulan.

"Kenapa ... harus oncom? HP tuh kayak barang berharga—setiap ada aku, pasti ada HP," balas Iris. Masih aku lihatin. "Aku tuh enggak suka oncom! Apalagi sampai tiga karung!" Aku hampier melempar buku beserta tas, tapi, air matanya sudah banyak berdesakan di pelupuk, jadi aku mengurungkan niat.

"Terakhir kali megang HP di mana?" tanya Qiran dengan serius, air mukanya memancarkan kekhawatiran.

"Di ... tangan," balas Iris, sambil menangis dan terisak. Seakan jawabannya barusan dapat membantu.

SIAPA PUN, TOLONG CEBURKAN IA KE EMPANG!!

Stella hampir saja melempar meja, namun belum sempat Stella melemparnya, Iris berhenti menangis dan berkata, "Kayaknya di warung pas aku beli air mineral ini, deh." Ia memperlihatkan air mineral tersebut seakan air itu bisa berbicara dan mengunggkapkan segalanya.

Sungguh, aku tidak mengerti; untuk apa Iris memperlihatkan botol aneh itu dengan tatapan penuh harap? Apa botol yang sudah agak peyot karena remasan tangan Iris itu dapat berjalan? Adakah CCTV di dalam air itu yang dapat mengungkap di mana HP Iris sekarang? Tidak!

"Mungkin kamu salah minum," balas Manda. "Bukannya kamu minum air itu, tapi minum HP-nya."

Cukup masuk akal.

"Ayuk aku anterin ke warung itu," kata Stella, "kali aja masih ada. Sebelum jam belajar, nih."

Iris mengangguk. "Ayuk!"

Tapi, tepat selangkah sebelum mereka keluar. Cowok berbadan kurus datang dan menyodorkan HP. "Ketinggalan di rak sepatu depan rumah lo," katanya.

Iris langsung sujud syukur dan mengucapkan terima kasih. Agak berlebihan memang. Yah, semua temanku memang begini, sih.

Cowok yang memberikan HP tadi langsung berbalik dan menuju kelasnya. Kelihatannya, ia tak ingin terlibat drama kolosal sialan ini.

"Tadi itu siapa?" tanya Stella.

Kita dan SemogaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang