"gak papa" jawab Lian datar

"ntar malem bisa keluar?"

"sory, gue sibuk, udah dulu, abang gue udah jemput"

Lagi-lagi Lian berlalu begitu saja tanpa menoleh sedikitpun ke Rano. Jangankan noleh, senyum aja enggak.

"kenapa lo selalu menghindar des?" batin Rano.

***

di dalam mobil, Lian hanya diam menatap ke arah luar jendela. tentu saja bangyan yang ada di samping Lian merasa ada yang aneh dengan sikap adeknya hari ini.

"lo kenapa dek?" bangyan bertanya dengan nada pelan

"gak papa"

"lo lagi ada masalah?"

Lian diam. dirinya bimbang. apakah ia harus memendam semuanya sendirian atau bercerita kepada abangnya ini? Lian mengambil nafas panjang. dan menjawab pertanyaan abangnya.

"bang, kita berhenti di kafe key ya, gue pengen es krim"

bangyan langsung menganggukkan kepalanya. di belokkannya mobil itu ke arah kanan. dan sampailah mereka di kafe key. mereka memilih tempat duduk di dekat jendela di lantai 2.

"mau pesan apa mbak?" pelayan itu berkata ramah kepada Lian dan bangyan

"lo mau pesen apa dek?"

"es krim vanila aja deh, sama cheese cake 1"

"ya udah mbak, es krim vanila dua, cheese cake nya 2"

"di tunggu ya" lalu pelayan itu berlalu.

beberapa menit kemudian pesanan mereka datang. Lian langsung menyendoki es krim kesukaannya itu dalam diam. entah apa yang di pikirkan Lian. sedangkan bangyan sendiri sedang meneka neka. ada apakah adeknya itu? kalo sudah begini, pasti Lian sedang ada maslaah yang tidak bisa ia selesaikan sendiri dan bangyan sudah mengetahuinya. tapi ia memilih diam. membiarkan adeknya bercerita dengan sendirinya tanpa ada paksaan.

"bang, gue mau nanya" akhirnya, setelah kebisuan Lian dengan seribu bahasa, Lian mau terus terang juga.

"nanya aja"

"kalo misalnya elo ada masalah besar apa yang bakalan lo lakuin?"

"emm, bakalan gue selesaiin lah, intinya simpel aja sih, kalo ada masalah jangan pernah sekali kali menghindar dari masalah itu, pengecut itu namanya"

"tapi, kalo masalahnya tentang perasaan?"

"apalagi itu tentang perasaan. perasaan adalah hal yang paling sensitif dari manusia. yang menyangkut perasaan gak bakalan bisa buat di hindarin. semakin lo menghindar, perasaan itu akan semakin besar. kalo emang suka ya jelasin, kalo emang sayang ya perjuangin, kalo emang cinta ya jangan ngehindar."

Lian diam mendengar jawaban abangnya. apa yang di katakan abangnya itu memang benar. Lian adalah seorang pengecut. seseorang yang lari dari sebuah kenyataan yang semestinya ia selesaikan. kenyataan yang semestinya ia jalani sekarang. harusnya ia tidak menghindar dari Rano. memang benar apa yang di katakan abangnya. semakin ia menghindar, maka perasaan itu semakin tumbuh besar, menjalar. yah, Lian salah besar telah menghindar.

"haloo? kok ngalamun sih?" Bangyan melambai lambaikan tangannya ke depan muka Lian " mau pulang kagak? udah sore nih"

"eh, iyalah, masak mau nginep sini" canda Lian menutupi keterkejutannya. bangyan dan Lian bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkan kafe itu.

***

Rano sedang duduk di pinggiran kolam renang. menikmati udara sore hari di belakang rumahnya. kini rumahnya menjadi sepi lagi. walaupun emang awalnya memang sudah sepi juga. tapi semenjak kehadiran Melati kembali waktu itu, membuat rumah Rano tidak kesepian lagi.  tapi kini Rano hanya bisa menyesali semuanya. bukan menyesal karena telah putus dengan Melati  namun menyesal karena ia melukai gadis itu. pikiran Rano melayang ke lain orang. melayang ke gadis yang menghindarinya selama dua minggu itu. gadis yang tidak mau tau sedikitpun tentang sosok kehidupan Rano itu. semenjak kejadian di rumah Rano itu, Rano jadi tau kalau Lian juga menyukai dirinya, mencintai dirinya. tapi kenapa sekarang ketika waktu memberi kesempatan untuk bersatu dia harus menghindar seperti ini? sampai kapan Lian akan menghindar dari Rano? sampai kapan semua ini akan terjadi? Rano mengacak rambutnya frustasi. untuk memikirkan ini otaknya sampai panas. Rano mengambil handphonenya yang tergeletak di sampingnya. di bukanya galerinya. dan di situlah semua foto Lian tersimpan. Rano mengamati foto itu. di foto itu Lian menggunakan jeans warna hitam selutut dan kaos nevada bunga bunga merah. rambutnya di kelabang nanas dengan di hiasi jepit bunga merah. di situ tampak Lian tersenyum dengan bahagianya. manis. itu yang di dapat Rano ketika melihat foto itu. di pandangnya foto itu sambil berkata

"des, sampai kapan lo bakalan menghindar dari gue? gue rindu"

***

jangan lupa vote and comment ya, salam jomblo 😍😍

-AFTER RAIN-Where stories live. Discover now