26. Jebakan Lembah Ban-hwa-kok

720 17 0
                                    

"Kalian bertujuh memang bodoh dan bandel! Sudah kularang untuk mabok-mabokan di luar akan tetapi masih nekat dan dalam keadaan mabok membuat onar di luar. Kalian tahu siapa yang kalian hadapi ini? Dia adalah Kongcu (Tuan Muda) Sim Tek Kun putera Pangeran Sim Liok Ong, dan isterinya. Mereka berdua adalah pendekar-pendekar yang amat lihai! Kalian membikin malu saja! Hayo cepat kembali ke tempat kalian!"

Tujuh orang itu segera pergi seperti segerombolan anjing yang ketakutan. Gu Mo Ek yang masih memejamkan kedua matanya, dituntun oleh saudara-saudaranya.

Pangeran Bouw Ji Kong lalu menghadapi suami isteri itu. Dia menggelengkan kepalanya dan menghela napas panjang.

"Nanda Sim Tek Kun berdua, maafkanlah para pengawalku tadi. Mereka itu orang-orang kasar dan sedang mabok. Aku akan membuat teguran keras pada mereka."

"Tidak mengapa, Paman Pangeran. Untung isteri saya yang digoda, kalau wanita lain tentu akan ada wanita terhina. Maafkan kami." Tek Kun lalu mengajak isterinya keluar dari rumah makan itu.

Pangeran Bouw Ji Kong berkata kepada pengurus rumah makan. "Hitung berapa jumlah semua kerugian kalian, akan kubayar semua!"

Peristiwa itu tidak berekor panjang, namun setidaknya mendatangkan perasaan saling tidak suka kepada kedua pihak. Tek Kun dan Lian Hong semakin menaruh perhatian kepada Pangeran Bouw Ji Kong. Pangeran itu memelihara orang-orang golongan sesat dan hal ini saja sudah patut menimbulkan kecurigaan.

◄Y►

Tosu yang bertubuh tinggi kurus dan berpakaian serba kuning itu menghela napas panjang. Dia duduk bersila di atas batu dan memandang kepada pemuda berpakaian sastrawan yang tampan lembut yang duduk berlutut di depannya. Pemuda itu tampak berduka, bahkan ada dua tetes air mata di atas kedua pipinya. Dia menangis tanpa suara!

Tosu itu adalah Ouw-yang Sianjin dan pemuda itu adalah Bouw Cu An.

Seperti telah diceritakan di bagian depan, Bouw Cu An putera Pangeran Bouw Ji Kong yang tidak setuju dengan niat ayahnya yang hendak memberontak dan telah bersekutu dengan utusan Mancu, utusan Suku Hui, dan Pek-lian-kauw, melarikan diri meninggalkan gedung ayahnya. Diam-diam dia diikuti dan dihadang oleh Hongbacu, tokoh Mancu itu yang hendak membunuhnya. Akan tetapi dia kebetulan bertemu dan ditolong Ouw-yang Sianjin, kemudian menjadi muridnya. Kepada Ouw-yang Sian-jin, Cu An menceritakan keadaan ayahnya yang hendak memberontak.

Pagi hari itu, Ouw-yang Sianjin menceritakan kepada muridnya bahwa kemarin ketika dia turun dari puncak bukit, dia bertemu dengan utusan Panglima besar Chang Ku Cing yang minta kepadanya untuk membantu panglima itu mencari para pembunuh yang mengacauan kota raja. Tosu itu memberitahu bahwa kini Cu An sudah cukup belajar ilmu dan sudah memiliki bekal yang cukup kuat. Mereka harus saling berpisah karena dia hendak memenuhi panggilan Jenderal Chang. Mendengar ini, Cu An menjatuhkan diri berlutut di depan gurunya dan menahan tangisnya sehingga kedua pipinya basah air mata namun tangisnya tidak bersuara.

"Cu An, engkau yang memiliki semangat besar dan tahan menderita sehingga aku suka menerimamu menjadi murid, mengapa sekarang mengeluarkan air mata seperti seorang wanita cengeng? Ada waktunya bertemu dan berkumpul, ada pula waktunya berpisah, mengapa harus disesali perpisahan yang sudah semestinya terjadi?"

"Suhu, teecu sama sekali tidak sedih atau menyesali perpisahan ini, teecu tidak peduli akan penderitaan teecu sendiri, akan tetapi teecu berduka akan nasib yang mengancam Ayah teecu......"

"Apa maksudmu, Cu An?"

"Teecu sudah menceritakan kepada Suhu tentang rencana pemberontakan Ayah. Teecu hampir yakin bahwa kekacauan di kota raja itu pasti ada hubungannya dengan rencana Ayah. Sekarang Suhu hendak ke kota raja membantu Jenderal Chang menangkap pembunuh. Bagaimana teecu tidak akan merasa sedih melihat nasib buruk yang mengancam orang tua teecu, sedangkan teecu sama sekali tidak berdaya untuk menolongnya? Teecu memang tidak setuju dengan perbuatan Ayah, akan tetapi bagaimanapun juga dia adalah orang tua teecu!"

Serial Iblis & Bidadari - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang