05. Siasat Mencegah Bunuh Diri

1.2K 24 0
                                    

Bukan saja orang ini mengaku sebagai orang yang memperkosanya tadi malam, bahkan kini menghinanya dan mengatakan ia takut! Cepat seperti kilat menyambar ia menyerang dengan Lui-kong-kiam. Akan tetapi dengan gerakan ringan sekali sambil mengeluarkan suara tawa mengejek, orang bertopeng itu mengelak dan dengan lompatan tinggi dia menyambar sebatang ranting pohon sebesar lengannya, melompat turun dan sudah memegang sebatang ranting yang dia pergunakan sebagai senjata.

Mereka bertanding mati-matian dan Hwe-thian Mo-li benar-benar terkejut bukan main! Pedang pusakanya yang ampuh, yang mampu mematahkan senjata lawan terbuat dari baja murni, kini tidak berdaya menghadapi senjata lawan yang hanya merupakan sebatang ranting pohon yang masih ada daun-daunnya!

Ia merasa penasaran sekali dan mengerahkan seluruh tenaganya, mengeluarkan semua ilmu silatnya yang paling lihai, namun semua serangannya dapat digagalkan dengan mudah oleh orang bertopeng itu. Yang membuat ia merasa penasaran dan semakin panas hatinya adalah mendengar betapa lawan itu terkadang mengeluarkan suara tawa mengejek kalau serangannya gagal.

Hampir seratus jurus lewat dan mereka berdua masih terus bertanding dengan serunya. Hwe-thian Mo-li menjadi semakin penasaran karena ia merasa betul bahwa lawannya itu hanya bertahan saja, mengelak atau menangkis serangan-serangannya dan hanya kadang-kadang saja balas menyerang.

Agaknya lawannya yang memiliki ilmu kepandaian amat tinggi itu mempermainkannya atau sengaja hendak menguji kepandaiannya. Ia menjadi marah sekali, akan tetapi juga penasaran dan jengkel, apalagi mengingat bahwa laki-laki ini yang semalam memperkosanya. Hampir saja ia menangis karena ia kehabisan tenaga.

Tiba-tiba laki-laki bertopeng itu mengubah gerakannya. Kini dia menyerang dengan gerakan yang aneh dan bertubi-tubi yang membuat Siang Lan segera terdesak mundur.

"Roboh......!" Laki-laki itu membentak dan tiba-tiba beberapa helai daun yang masih menempel pada ranting pohon yang dijadikan senjata itu meluncur bagaikan senjata-senjata rahasia, menyerang ke arah leher dan kedua pundak Siang Lan!

Tentu saja gadis itu terkejut mendapat serangan yang mendadak dan tak tersangka-sangka itu. Ia melompat ke samping, akan tetapi sebuah tendangan mengenai lututnya dan sebelum ia dapat menghindar, ujung ranting itu menotok pergelangan tangan kanannya sehingga pedangnya terlepas dari pegangannya! Ia terduduk karena lututnya terasa lumpuh. Ia melihat pedangnya terlempar agak jauh dan kini laki-laki itu membuang ranting di tangannya.

"Hua-ha-ha-ha! Kiranya ilmu kepandaian Hwe-thian Mo-li hanya sebegini saja!"

Siang Lan memandang dengan mata mencorong, akan tetapi kedua matanya basah air mata. Ia khawatir kalau-kalau peristiwa semalam terulang karena kini ia benar-benar tidak berdaya. Orang bertopeng itu terlampau kuat baginya.

"Jahanam keparat! Aku sudah kalah! Bunuh aku!"

"Ha-ha-ha, aku tidak akan membunuhmu! Sekarang terserah engkau. Kalau engkau seorang pengecut, kau boleh bunuh diri karena takut padaku dan aku akan mengabarkan di seluruh dunia kang-ouw bahwa nama besar Hwe-thian Mo-li hanya nama kosong belaka dari seorang wanita pengecut yang tidak berani menghadapi musibah dan kesengsaraan hidup. Akan tetapi kalau engkau benar seorang pemberani, engkau boleh belajar ilmu silat seratus tahun lagi dan kelak boleh mencari aku untuk bertanding lagi seribu jurus! Ha-ha-ha-ha!"

Ini merupakan penghinaan yang sudah melewati batas! Siang Lan memaksa diri bangkit dan sambil bertolak pinggang ia menatap wajah bertopeng itu, lalu telunjuk kirinya menuding ke arah muka bertopeng kulit kayu itu.

"Jahanam, keparat, penjahat busuk! Siapa takut padamu? Kalau engkau mau bunuh, bunuhlah, aku tidak takut mati! Akan tetapi kalau engkau tidak membunuhku, aku bersumpah tidak akan mati dulu sebelum aku dapat mencincang tubuhmu. Kelak aku pasti akan mencarimu untuk membalas dendam setinggi langit sedalam lautan ini!"

Serial Iblis & Bidadari - ASKPHWhere stories live. Discover now