Iblis & Bidadari

4.4K 74 0
                                    

Dengan tersuruk-suruk Lim Bun lalu pulang ke rumahnya. Memang sekeluarganya tertolong dari bahaya kelaparan dengan uang itu dan jenazah cucu bungsunya dapat dikubur dengan pantas. Akan tetapi, ternyata bahwa musim hujan pada waktu itu amat kikir dengan air hujannya. Hanya sedikit saja hujan turun di bagian di mana terdapat sawah kakek Lim Bun dan hujan banyak turun di bagian lain.

Untuk mengairi sawahnya, terpaksa Lim Bun mengandalkan aliran anak sungai yang dibanjiri air dari daerah lain. Ia bekerja keras dibantu oleh anak perempuannya dan cucu-cucunya yang masih kecil, mencangkul tanah yang keras dan membuat selokan untuk mengalirkan air ke dalam sawahnya. Kemudian sisa uang itu dibelikannya benih-benih padi yang disebar disawahnya.

Biarpun waktu penebusan diri Siauw Kim hanya dua bulan, akan tetapi kalau padi di sawahnya sudah berusia dua bulan dan sudah nampak gemuk-gemuk dan subur, dengan mudah ia dapat menjual padi itu kepada orang-orang kaya yang biasa membeli isi sawah sebelum panen dengan harga jauh lebih murah.

Akan tetapi, ternyata bahwa Siong Tat dan kaki tangannya benar-benar amat kejam. Melihat betapa Siauw Kim setelah mendapat makan cukup dan pakaian pantas, kelihatan cantik dan manis sekali, Siong Tat merasa sayang kalau anak perempuan itu sampai dapat tertebus oleh Lim Bun.

Diam-diam ia lalu memberi perintah kepada anak buahnya dan sebulan kemudian, ketika sawah dari Lim Bun sudah mulai nampak penuh dengan batang padi menghijau, pada suatu pagi Lim Bun dengan terkejut melihat betapa sawahnya telah rusak binasa. Semua batang padi yang masih muda itu telah dicabuti orang dan rusak sama sekali.

Lim Bun menjadi pucat dan hampir saja ia menjadi pingsan melihat keadaan sawahnya ini. Sambil berlari-lari ke sana ke mari, ia berteriak-teriak.

"Siapa yang mencabuti padiku .......? Ah, manusia mana yang demikian kejam melakukan bencana ini kepadaku .....? Siapa yang mencabuti padiku ......?"

Orang-orang lain yang bekerja di sawah mereka, melihat dengan kasihan sekali kepada kakek yang hampir menjadi gila itu. Seorang tetangga yang tahu baik keadaan Lim Bun, lalu menghampirinya dan memegang tangannya.

"Kim-lopek, kalau bukan kaki tangan Siong-wangwe yang malam tadi melakukan perbuatan terkutuk ini, siapa lagi yang berani melakukannya?"

Lim Bun terbelalak memandang orang itu. "Akan tetapi mengapa? Mengapa??" Orang itu hanya mengangkat pundaj dan melanjutkan pekerjaannya setelah melempar pandang penuh iba hati kepada kakek itu.

"Bangsat kejam Siong Tat! Aku harus membuat perhitungan!" teriak kakek itu dan ia segera berlari-lari menuju rumah gedung Siong Tat. Akan tetapi, sebelum ia memasuki halaman rumah gedung itu, ia telah diusir oleh lima orang penjaga dan ia segera dilempar keluar ketika ia berkeras hendak mencari Siong-wangwe.

Lim Bun bangun lagi dan kini ia berlari ke rumah gadai yang berada di dekat rumah gedung itu. Ia berlari masuk dan ketika tiba di depan meja pegawai rumah gadai, ia berteriak keras sambil menggebrak meja.

........................................................................................

Serial Iblis & Bidadari - ASKPHWhere stories live. Discover now