176. Dewi Kaki Tunggal

4.5K 86 5
                                    

SATU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SATU

PENDEKAR 212 Wiro Sableng mendapat petunjuk dari Sepasang Arwah Bisu bahwa dirinya memiliki ilmu yang sanggup melenyapkan benjolan merah di kening semua orang yang berada di Mataram, termasuk yang ada di kening Sri Maharaja Rakai Kayuwangi. 

Dengan mendukung Ni Gatri dan anjing kecil, hitam, bersama Ratu Randang Wiro segera menuju Bukit Batu Hangus. Dengan ilmu lari tingkat tinggi yang dimiliki sebelum fajar menyingsing mereka akan mampu sampai di bukit itu dimana berada Raja Mataram, keluarga, para pengikut dan ratusan orang lainnya dalam keadaan sengsara mengenaskan, siap menemui kematian jika tidak segera mendapat pertolongan.

Sebenarnya seperti yang telah diceritakan sebelumnya Wiro bermaksud hendak lebih dulu mencari Eyang Sinto Gendeng yang dikhawatirkan telah menemui ajal. Namun Ratu Randang memberi tahu bahwa sang guru berada di satu tempat yang aman. Selain itu Wiro sadar kalau dia tengah berpacu dengan waktu.

Maka murid Sinto Gendeng memutuskan segera pergi ke Bukit Batu Hangus. Dia harus sampai di bukit itu sebelum sang surya muncul. Wiro tidak pula berniat mengikuti dua orang aneh Si Tambur Bopeng dan Si Suling Burik yang menurut Sepasang Arwah Bisu mengetahui mengenal keberadaan sebuah senjata sakti mandraguna.

Sambil berlari laksana anak panah lepas dari busurnya Ratu Randang berkata.

"Wiro, aku menduga senjata yang dimaksud Sepasang Arwah Bisu itu adalah Keris pusaka Kerajaan yang baru saja diciptakan oleh Empu Semirang Biru. Sebuah keris yang diberi nama Kanjeng Sepuh Pelangi. Senjata sakti itu lenyap, dicuri orang sesaat setelah sang Empu merampungkan pembuatannya. Raja Mataram hanya memiliki sarungnya..."

"Aku baru tahu riwayat senjata itu darimu. Tapi bagaimanapun juga lebih dahulu menyelamatkan Raja dan semua orang yang ada di Bukit Batu Hangus jauh lebih penting dari mencari senjata itu, Aku berharap guruku Eyang Sinto benar-benar berada dalam keadaan selamat di tempat aman seperti yang kau katakan. Kalau kau berdusta aku pasti bakal kena kualat besar ! Sesuai petunjuk Sepasang Arwah Bisu sesampainya di Bukit Batu Hangus aku harus melakukan sesuatu !"

"Melakukan apa ?"Tanya Ratu Randang.

Ketika Wiro tak menjawab Ratu Randang segera pegang lengan kiri sang pendekar.

"Wiro, kita harus mempercepat lari. Aku melihat sekilas cahaya terang di arah timur."

Wiro merasa tubuhnya seperti dibawa terbang melayang menembus temaram kegelapan pagi dan udara dingin. Anjing kecil di bahu kanan menggereng halus, cengkramkan kuku empat kakinya ke pakaian Wiro. Ni Gatri yang ada dalam dukungan picingkan mata saking gamangnya.

Ketika Bukit Batu hangus mulai tampak menghitam di kejauhan mendadak seseorang berkelebat memintas gerak arah lari Pendekar 212 dan Ratu Randang. Di atas bahu kanan Wiro, anak anjing hitam menyalak dua kali lalu diam seolah ketakutan.

"Pertanda tidak baik..."Wiro membatin sambil mengusap tengkuk anjing hitam.

Sepasang mata menatap tak berkesip ke depan.

Serial Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 - Bastian TitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang