Part 16

1.8K 113 0
                                    

Enjoy my story, all!

Author POV

Setelah selesai membersihkan diri, Aislie segera turun ke bawah untuk kemudian sarapan bersama keluarganya, termasuk Ivery.

Di sana, terlihat seluruh anggota keluarganya sudah berkumpul dan mulai menikmati sarapan masing-masing. Ia segera mendudukkan diri di samping mamahnya.

"Selamat pagi, sayang," ucap mamahnya sambil tersenyum.
Aislie hanya membalas sapaan mamahnya dengan senyuman tipis.

Ia lalu mulai menikmati sarapan paginya dengan tenang.

Setelah selesai sarapan, Aislie mendudukkan diri di balkon kamarnya, sambil menatap gulungan kertas kuno di tangannya.

Ia akan membuka gulungan kertas di tangannya, ketika ia mendengar deheman seseorang di belakangnya.

Aislie segera menolehkan kepalanya ke belakang dan mendapati Ivery tengah berdiri di pintu kaca kamarnya, yang menghubungkan kamar dengan balkon.

Ivery mengulas senyuman manisnya, lalu mendudukkan diri di samping Aislie.

Degh, degh, degh, jantung Aislie segera bereaksi dengan cepat, begitupun dengan Ivery, namun ia berusaha mati-matian menahan raut wajahnya tetap pada mode cool.

Ia tersenyum memandang Aislie yang kini pipinya telah memerah dengan menggemaskan, Ivery tak dapat menahan diri untuk tidak mencubit pipi Aislie dengan gemas.

Aislie mendelik mendapat cubitan pipi dari Ivery, lagi-lagi pipinya memerah dengan sempurna, ia menundukkan kepalanya dalam-dalam.

Jari tangannya memainkan gulungan kertas kuno di tangannya. Ia segera teringat bahwa ia ingin mengetahui isi dari gulungan kertas tersebut, ia lalu menolehkan kepalanya ke arah Ivery.

"Aku tadi malam bermimpi bertemu dengan Putri Nathaniel, ia memberiku kertas ini, katanya kertas ini akan menuntun ku menuju ke tempat tersimpannya puncak kekuatan elemen api dan es. Apakah kau mendapatkan surat serupa?" Tanya Aislie sambil menatap Ivery.

Ivery hanya menganggukkan kepalanya dan mengangkat tangannya yang tengah memegang sebuah gulungan kertas yang serupa dengan apa yang ia miliki.

Ivery segera membuka kertas tersebut diikuti oleh Aislie.
Ternyata isi dari surat tersebut sama persis. Isinya adalah,

RuanG tertUtup
Tak Ada cahaya
Yang ada hanya kegelaPan
Tampak sepeRcik cahaya
BAgi sebagian jiwa
Dengan berbagai asa
Dalam jiwa seOrang manusia
Penuh tekad dan impiaN

Carilah!

Itulah isi dari gulungan kertas tersebut, sejenak keduanya terdiam dan menatap kertas yang kini terpampang di tangan keduanya, 'apa maksudnya?' itulah hal yang terlintas di benak keduanya.

Sesaat setelah melihat isi dari gulungan kertas masing-masing, mata keduanya bertemu dan saling menanyakan satu sama lain tentang maksud pesan tersebut. Lalu keduanya mengangkat bahu tanda bahwa mereka tidak tahu apa maksud dari isi pesan tersebut.

"Coba kita tanyakan pada orangtuamu, mungkin mereka tau," usul Ivery sambil memandang Aislie yang duduk di sampingnya.

Aislie hanya menganggukkan kepalanya dan beranjak bangkit dari kursinya diikuti oleh Ivery, menemui orangtuanya yang tengah duduk bersantai di ruang televisi.

"Mah, Pah, Aislie mau tanya," ucap Aislie sambil mendudukkan diri di samping mamahnya.

"Ada apa sayang?" Tanya papahnya sambil menatap putri semata wayangnya.

"Apa Mamah dan Papah tau maksud dari pesan ini?" tanya Aislie sambil menyerahkan gulungan kertas yang di pegangnya.

Mamahnya segera mengambil kertas yang di sodorkan Aislie dan membacanya sekilas.

Sedangkan Ivery, ia tertunduk dan memperhatikan kertas serupa di tangannya. Tampak keningnya mengkerut, tandanya ada yang ia pikirkan. Ia lalu berucap,
"Um tunggu, sepertinya ini adalah sebuah pesan rahasia, lihat, ada beberapa hurup yang sepertinya di buat setebal mungkin dan menggunakan hurup kapital bukan?" jelas Ivery mulai menjabarkan pemandangannya.

Seketika, semuanya memperhatikan lebih detail tulisan pesan tersebut, lalu sama-sama menganggukkan kepala, membenarkan perkataan Ivery.

"Coba kalau hurupnya di gabungan akan menjadi ... GUA PARADON, ya kan?" Ucap Ivery lagi sambil terus memperhatikan kertas di tangannya.

"Sepertinya nama itu tidak asing," ucap papah Aislie sambil mengingat-ingat sesuatu.

"Aku juga memikirkan hal yang sama," ucap mamah Aislie.

"Kalian tau tempat itu?" Tanya Aislie antusias.

"Ah yah, papah ingat, tempat itu berada di lembah kehancuran di sebelah barat Saklasvania," ucap papahnya.

Semuanya terdiam dengan pikiran masing-masing.

"Om tau persis tempatnya?" Tanya Ivery dengan sorot mata penasaran.

"Tidak Ivery, tidak pernah ada yang datang kesana kecuali para pengejar kekuatan puncak seperti kalian, tempat itu salah satu tempat rahasia di Saklasvania," jelas Papahnya Aislie.

"Kenapa, Pah?" kejar Aislie penasaran.

"Karena setiap orang yang datang ke sana, akan mengalami kehancuran, atau akan kehilangan sesuatu yang sangat ia sayangi, bisa juga kehilangan rasa cinta, atau kasih sayang. Karena itulah tempat itu dinamakan lembah kehancuran," jelas papahnya panjang lebar.

Seketika keduanya -Ivery dan Aislie- terperangah dengan penjelasan orangtua Aislie. Mata mereka saling berbicara satu sama lain.

Yah, walaupun mereka tak pernah menyatakan perasaan masing-masing, tapi satu sama lain sudah tau tentang isi hati masing-masing dari mereka.

Sementara orangtua Aislie hanya tersenyum penuh arti melihat reaksi kedua anak remaja di hadapannya ini. Mereka pun mengerti tentang ikatan dan kedekatan diantara keduanya.

"Ekhmm," deheman papah Aislie menyadarkan mereka berdua, yang tengah memandang satu sama lain. Seketika, mereka tergagap dan menundukkan pandangan masing-masing.

"Kalau papah boleh saran, sebaiknya kalian cepat pergi kesana, karena pasukan Melkor tak akan menunggu kita siap menghadapi serangan mereka, kan lebih baik kalau saat mereka datang, kalian sudah siap," ujar papah Aislie sambil menatap Aislie dan Ivery bergantian.

Aislie dan Ivery hanya terdiam sambil memikirkan perkataan kedua orangtua Aislie. Memang benar apa yang mereka ucapkan, Melkor dan pasukannya tak akan menunggu hingga mereka siap, tapi justru mereka akan menyerang saat mereka lengah.







Hola semua, readers ku yang baik hati, makasih udah sudi nungguin ceriat gaje ini upload.

Btw, ini gaje banget sumpah, aku bingung, antara satuin keberangkatan mereka ke Saklasvania atau nggak, tapi setelah aku pikir-pikir, keknya enakan di pisah.

So, inilah hasilnya, maaf kalau gajenya pake banget. Maaf juga kalo update-nya lama, di karenakan lagi banyak event di grup, jadi, gini deh.

Oke deh, cukup cuap-cuap gajenya.

Terima Kasih yang udah baca and vote cerita ini.

Boyfriend Fairy Guardian [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang