Part 12

2.5K 143 4
                                    

Seorang lelaki berjaket hitam, celana hitam, dan topi hitam nampak baru saja menginjakkan kakinya di Bandara Internasional Pearson Toronto, Kanada.

Seulas senyuman sinis mengembamg di bibinya, ia menghirup udara Kanada dengan rakus, seolah ia tak pernah menemukan udara sebelumnya.

"Aku datang, sobat. Bersiaplah
..." gumamnya sambil melangkahkan kaki menuju ke luar bandara dan segera masuk ke sebuah rumah makan disana.

Jadi seperti ini dunia manusia sekarang. Hmm ... sudah banyak berubah dibandingkan saat pertama kalinya aku kesini, pikirnya sambil menikmati keadaan sekelilingnya dengan seksama.

Ia segera teringat dengan tujuannya berada di negara dengan julukan 'Negara Pecahan Es' ini.

Ia segera memejamkan matanya, mencoba menelusuri keberadaan sasarannya. Ia melihat sebuah padang rumput yang sangat luas dalam pikirannya, dan juga sebuah gunung berwarna putih, tertutup salju.

Ia pun memperkirakan jaraknya tak terlalu jauh dari tempatnya sekarang ini. Ia menyunggingkan sebuah senyuman sinis, lalu berjalan keluar meninggalkan rumah makan tersebut tanpa memesan makanan apapun.

Ia mencari sebuah hotel untuk tempat tinggalnya, sementara ia memburu incarannya di negara ini.

******

Sementara itu,
Hari masih pagi ketika Aislie membuka matanya. Ia melirik jam di atas nakas samping tempat tidurnya.

Jarum jam menunjukkan pukul 06.15 pagi. Ia segera turun dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah selesai, ia segera menuju ke walk in closet miliknya, memakai pakaiannya dan turun untuk sarapan bersama. Orangtuanya tengah menikmati sarapan paginya dengan tenang.

Namun, ia tak menemukan Ivery.
"Good morning all," sapanya sambil mendudukkan diri di samping mamahnya.

"Morning too, Princess," jawab kedua orang tuanya serempak.

"Ivery kemana ?Mah, Pah?" Tanyanya.

"Dia sudah pergi tadi pagi-pagi sekali, katanya ada urusan, Mamah sama Papah juga nggak tau ada urusan apa," jawab mamahnya enteng.

"Aku pulang!" Seru seorang lelaki dari arah ruang tamu.

"Nah itu dia orangnya, panjang umur," ucap papah Aislie sambil menunjuk Ivery dengan dagunya.

Ivery mengembangkan senyuman manisnya ketika matanya beradu pandang dengan sepasang mata Aislie.
"Rupanya, selama kurang lebih sejam aku pergi sudah ada yang kangen padaku," ucap Ivery sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Aislie, yang di tanggapi Aislie dengan mendelik sebal.

Mamah dan papah Aislie hanya tersenyum melihat wajah putri semata wayangnya yang blushing seketika mendengar ucapan Ivery.

"Indahnya masa muda," goda mamah Aislie sambil menyenggol pelan lengan anaknya.

Ivery hanya terkekeh melihat Aislie yang nampak malu-malu melirik ke arahnya dan mendelikkan kepala ke arah mamahnya.

----

Malam harinya,

Setelah selesai makan malam, Aislie mendudukkan diri di ruang tengah sambil menonton televisi. Tiba-tiba Ivery datang dan duduk di samping Aislie.

Degh, degh, degh, jantung Aislie langsung bereaksi ketika merasakan kehadiran Ivery di sampingnya.

Wah, ada apa ini? Kenapa aku tiba-tiba gugup begini? Bisik hatinya.

Ia segera menggeser sedikit tubuhnya menjauhi Ivery. Namun, Ivery malah mendekat dan menyandarkan kepalanya ke bahu Aislie.
"Ivery, kamu apa-apaan sih.. Berat tau," protes Aislie sambil mencoba mendorong kepala Ivery menjauh dari bahunya.

Boyfriend Fairy Guardian [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang