Part 2

7K 395 8
                                    

Author POV

Jam menunjukkan pukul 06.25 pagi ketika Aislie keluar dari kamarnya tampak siap dengan pakaian sekolah dan tas yang tergantung di pundaknya.

Ia segera menghampiri mamah dan papahnya yang tengah menikmati sarapan di meja makan.

"Pagi Mah, Pah," ucap Aislie sambil menjatuhkan diri di seberang mamahnya.

"Pagi sayang," jawab mamah dan papahnya bersamaan.

Setelah itu, suasana hening. Masing-masing tampak menikmati sarapannya dengan tenang.

Beberapa menit kemudian, Aislie dan papahnya telah siap berangkat.

"Ayo sayang kita berangkat, ntar kamu telat loh," ucap papahnya sambil mengambil tas kerjanya.

Lalu Aislie dan papahnya pun pamit kepada mamah Aislie dan pergi ke tempat tujuan masing-masing.

--------------

Sepanjang perjalanan menuju ke sekolah Aislie, hanya diisi oleh keheningan di antara Aislie dan papahnya.

15 menit kemudian, mereka sampai di sekolah Aislie, Aislie mencium papahnya sekilas, kemudian turun dari mobil dan menuju ke kelasnya.

Karena Aislie agak terburu-buru, pasalnya sahabatnya Rhey mengiriminya pesan untuk segera ke kelas, hingga ia tidak fokus memperhatikan jalan yang dilaluinya. Alhasil ia menabrak seseorang yang membuatnya terjatuh dan mengaduh kesakitan.

"Aduuhh," ucapnya tertahan.

"Ooppss, maaf, saya tidak sengaja. Anda tak apa-apa? Ada yang terluka?" ucap seseorang yang kini berjongkok di hadapannya.

Aislie segera mendongkakkan kepalanya ke arah sang pemilik suaranya, niatnya ingin memarahinya, karena membuat ia terjatuh.

Tapi, kini Aislie malah terpaku ketika bertemu pandang dengan mata abu-abu di hadapannya.

Ya Tuhan, siapa dia, benar-benar mempesona, ucapnya dalam hati, dengan mata terbelalak.

"Halooo, Nona, Anda tak apa apa?" ucap lelaki tersebut sambil mengibaskan tangannya di hadapan wajah Aislie. Membuat Aislie tergagap dari lamunannya.

"Eh iyaa, saya tak apa-apa, maaf saya juga rada buru-buru tadi," ucapnya sambil bangkit dari duduknya.

"Kalau begitu saya pergi dulu, permisi," ucap Aislie kikuk sambil berlari menuju ke kelasnya.

Sementara itu.

Lelaki tersebut - Ivery - tersenyum dan bergumam.
"Valar, Ayah, Ibu, aku telah menemukannya, orang yang kita cari, dia kini tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik dan begitu mempesona," ucapnya. Lalu beranjak pergi dengan senyuman di bibirnya.

Sementara itu, lagi-lagi.

Aislie terus berjalan tergopoh-gopoh sampai di kelasnya, ia segera mendudukkan diri di kursi kosong samping Rhey yang tampak berwajah masam di sampingnya.

Beberapa detik setelah Aislie duduk, ia melihat Rhey hendak memuntahkan lahar panas dari mulutnya. Marah maksudnya.

Melihat hal itu, Aislie segera membekap mulut Rhey yang tengah terbuka. Membuat Rhey mengap-mengap di buatnya.

Aislie tetap menekan mulut Rhey sambil menetralkan napasnya yang ngos-ngosan.

Setelah agak tenang, ia melepaskan bekapannya dan menatap Rhey dengan pandangan seolah berkata, 'jangan ngomong' .

Dan itu sukses membuat Rhey mengeryit heran melihat Aislie yang terlihat shock.

"Lo napa sih, Lie?" tanya Rhey sambil memegang lengan Aislie.

Boyfriend Fairy Guardian [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang