Tujuh

6K 344 3
                                    

Aku tertidur cukup lama, dan saat aku bangun dan melihat jam, sudah pukul delapan malam. Aku bernafas lega, dia tidak menganggu diriku tidur.

"Lu belajar apaan mel?" Tanya ku, amel hanya mengangguk. Sepertinya, ia sedang fokus dengan pelajaran kuliahnya. Aku bangun, dan membuka handphone ku. Tim ku, mengupdate info tentang pekerjaan mereka.

Lia bilang, dia juga dapat hotguy. Tapi sayang, umurnya di bawah dia. Aku tertawa.

Aku bosan saat ini, tidak ada kerjaan. Kalau di rumah, pasti apa saja aku bicarakan dengan mama.

Mom : gimana kerjanya

Me : capeksss.. Berasa juga loh

Mom : gak aneh aneh kan bossnya?

Me : agak rese sih mam.. Masa kayak aku disuruh suruh, walaupun bukan shift aku.

Mom : emang gak bisa nolak?

Me : gak bisa.. So sad

Mom : sabtu ke rumah ya, ama mau dateng.

Me : okay..

Tidak tahu mau melakukan apa, aku baca wattpad saja di handphone. Rumah ini, ada wifinya ternyata. Atau nonton film saja? Baca wattpad saja lah.

"Mending ikut gue, nonton film" ucap sinta

"Film apa?" Tanya ku

"Train to busan"

"Gak ah, gue takut sumpahh kalau yang zombie zombiean begitu" ucap ku, aku memang takut zombie. Entah kenapa.

"Lisa, kau diminta tuan muda untuk ke kamarnya.. Sekarang"

Aku menghela nafas, dan langsung berjalan menuju kamar tuan muda menyebalkan itu. Ku ketuk pintu, sebelum di izinkan masuk. Aku membuka pintu kamar itu pelan pelan, dan langsung masuk.

"Permisi, ada apa memanggil?" Tanya ku

"Tolong ambilkan air minum, disitu ada gelas dan ada air disana. Aku ingin minum" ucap nya, aku menarik nafas dan langsung mengambil air untuknya.

"Ini.. Silahkan di minum" ucap ku sambi memberikan, aku memaksakan senyum ku. Aku benar benar kesal sebetulnya. Dia memanggilku hanya untuk itu? Jika ya,, itu menyebalkan. Demi tuhan!

"Duduk disitu" ucap nya, sambil menunjuk sebuah sofa. Aku melirik dengan sebal dan mendesis, lalu duduk di kursi itu. Aduh, dia tuh gak ada kerjaan atau semacamnya apa sih?

"Kuliah jurusan apa?"

"Psikologi"

"Duduk saja di situ. Aku butuh di temani"

"Ap.. Sshh.. Baik" ucap ku, aku hampir saja berteriak kepadanya. Untung saja, aku ingat kalau dia itu posisinya adalah atasan ku. Kalau tidak, sudah benar benar ku teriaki pada saat ini.

Drrrttt..

Telpon ku berbunyi.. Siapa sih yang menelpon?

"Angkat saja telpon mu" ucap malvin, aku pun mengangkat telpon. Ternyata, yang menelpon adalah harel.

"Kenapa?"

"Mau ikut ke thailand sama keluarga gue gak?"

"Apa?! Thailand? Eh.. Gak mungkin deh weh.."

"Kenapa gak?"

"Gue kerja, cantik.. Udah ya, nanti gue telpon lagi. Gue lagi sama boss gue, maaf yaaa maaf"

Aku langsung mematikan sambungan, dan menyimpan handphone ku ke dalam saku celana ku. Kemudian, aku menatap sekeliling kamar yang super besar itu. "Aku suka puding yorkshire buatan mu. Kau belajar dari siapa?" Tanya malvin, aku pun langsung menoleh kepadanya.

"Eh? Uhm.. Itu.. resep turun temurun.. Popo saya bersahabat dengan orang inggris, jadi dia belajar membust kue inggris bersama orang inggris itu. Dan dia mengajarkan kepada keturunan perempuannya" ucap ku. Dia hanya mengangguk, tidak ada pembicaraan lagi sehabis itu.

"Bantu saya, tolong salin di komputer. Samapai halaman delapan belas, saya mau main game" ucapnya. Apa? Dia minta ge salin?? Dan dia mau main game??' Menyebalkan sekali sih. Aku menarik nafas, dan berjalan ke depan komputer untuk mengetik di komputer tersebut.

Delapan belas halaman, ku kira tidak seberapa. Ternyata, tulisannya kecil kecil dan sangat rapat. Dan juga, merupakan laporan keuangan.

"Tuan, tapi tuan yakin menyuruh saya menyalin laporan keuangan ini? Bukan seharusnya, ini tugas akunting di kantor tuan? Dan juga, saya ini kan orang baru, tuan percaya dengan saya?" Tanya ku. Shit! Kenapa aku bertanya sebuah hal bodoh sih??

"Kalau kau memang orang jahat, kau tidak akan berbicara seperti itu. Kalau kau orang jahat, pasti kau akan langsung menyalin tanpa basa basi. Memang, kau ada niat untuk berbuat jahat?" Tanya malvin

"Eungg.. Ya gak ada lah!.. Eh! Maksudnay, tentunya tidak ada.. Cuman, bagi saya agak sedikit aneh sih" ucap ku, dan aku langsung mengerjakan laporan keuangan tersebut. Berhubung, aku pernah mengerjakan ini di kantor om ku, setidaknya aku bisa melakukan itu.

"Lisa, ambilkan makanan di bawah"

"Lisa, matikan ac"

"Lisa, nyalakan ac"

"Ambilkan air putih"

"Kacamata saya dong, cepat ya!"

"Nyalakan lagu dari laptop saya"

"Kecilkan dong volumenya. Saya tidak bisa fokus"

"Ganti dong lagunya"

"Lisa, coba lihat di internet cheat damai sama polisi di GTA 6"

"Lisa ini cheat salah, cari cheat yang lain"

"Lisa saya ingin nonton film, film apa ya?"

"Starwars atau avenger?"

Aku mengacak rambut ku. Sedari tadi, dia terus menyuruh ku ini itu dan itu sangat membuat kepalaku pusing. Bsgiamana bisa aku menyelesaikan pekerjaan ini, tapi dia terus menyuruh ku untuk melakukan ini dan itu. Menyebalkan!

"Aishh.. Bisa di.. Huffftt.. Maaf.... Avanger!" Ucap ku, kemudian aku langsung mengambil gelas ku dan minum air putih. Kemudian, aku ikat rambut ku ke atas membentuk messy bun dan langsung ku kerjakan kembali pekerjaan yang harusnya bukan pekerjaan ku.

Dan saat ini, jam sudah menunjukan pukul sebelas malam yang artinay AKU SUDAH DISANA SELAMA TIGA JAM, DEMI TUHAN!

"Pak.. Eh.. Tuan.. Besok saya lanjutin boleh?? Mata saya lelah, dan saya butuh tidur karnea besok harus bekerja lagi. Lagipula, bukannya jika orang tahu akan dicurigai?" ucap ku, si malvin itu mempause filmnya dan menatap ku dengan tajam.

"Kembali ke kamar mu, lanjutkan besok" ucap nya. Aku langsung sumringah, dan berjalan keluar dari kamar si tuan muda gila itu. Segera ku lari, karena hampir semua tempat sudah di gelapkan.

*****

"Sumpah, itu maid minta di liatin melulu tau gak. Siapa sih namanya?"

"Anak mana dia? Maksud gue, dia tinggal dimana?"

"Gue rasa, dia bukan dari kalangan bawah bawah banget deh"

"Eh sumpah, dia model yang menyamar atau gimana sih? Cakep anjir"

Selama main di rumah, itu kata kata yang terus di lontarkan oleh peter, wallace dan Danis. Aku pusing, mendengar ucapan mereka yang membahas hal yang sama.

Itu karena, lisa maid baru ku. Tadi, saat dia mengantar makanan, mereka mulai berkicau tentang maid di rumah ku itu.

Malam ini, entah kenapa aku sanagt bosan dan tidak ada kerjaan. Ada sih kerjaan, cuman entah kenapa aku sangat ingin memanggil maid baru itu dan menyuruhnya untuk mengerjakan sepertinya seru. Anggap saja, MOS seperti di sekolah.

Di kamar sebesar ini, aku hanya sendirian setiap hari. Di rumah sebesar ini, aku juga sendirian dan dominan ada maid dan pekerja lain.

(Not a) Real Maid (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang