Tiga

6.7K 354 14
                                    

Keesokan paginya, aku bangun dan langsung mandi. Aku menggunakan baju kaos biasa, dan celana jeans. Serta mengikat rambutku menjadi satu. Setelah itu, aku ikut sarapan pagi dan langsung jalan ke kediaman rumah middleton itu.

Aku sengaja naik ojek, karena ternyata hanya berjarak dua kilometer dari rumah ku. Aku minta di antara sampai depan kompleks, setelah itu aku jalan kaki menuju rumah itu. Kalian harus tahu, betapa besarnya rumah tersebut. Punya tiga tingkat, dan sangat lebar. Astaga, berapa orang sih yang mengisi rumah tersebut?

Halaman depannya luas, sehingga mungkin cukup untuk olahraga. Aku menghampiri satpam pribadi rumah keluarga middleton, dan mengajaknya berbicara. Ada air mancur juga, di halaman rumahnya.

"Pak, saya lisa. Kemarin, sudah janjian bertemu dengan ibu eni"

"Oh, yang mau daftar jadi maid ya?" Tanya satpam itu, aku hanya mengangguk. Ia langsung bergegas untuk membukakakn pintu, aku masuk dan mencari jalan masuk ke dalam rumah besar tersebut.

"Apa kau yangkemarin menelfon ku? Yang ingin jadi maid?" Tanya seorang wanita, yang kira kira usianya tiga puluh tahun.

"Ya. Nama ku lisa. Apa kau eni?"

Dia mengangguk, dan langsung mengajakku masuk ke dalam rumah dan duduk di sebuah sofa. Ruang tamu mereka sangat luas, sepertinya bisa di pakai untuk acara ulang tahun atau semacamnya. Catnya berwarna coklat ke putih putihan, dan sangat rapih. Ada beberapa patung klasik, dan itu sangat keren.

"Jadi, siapa nama lengkapmu?" Tanya eni

"Lalisa Abreana Lu"

"Tidak terdengar seperti nama kampungan"

"Aku hidup layak sebenarnya disini, aku memang asli jakarta. Aku ingin menjadi maid, karena aku penasaran. Entah kenapa" Ucap ku, setidaknya walaupun aku bohong, aku tidak bohong bohong amat lah.

"Kelahiran berapa?"

"Tahun 1994"

"Punya pacar?"

"Tidak"

"Bisa masak?"

"Bisa, tapi tidak pandai" ucap ku. Kemudian, dia memperhatikan ku dari atas sampai ke bawah. Aku bersikap tenang.

"Yaudah. Gaji disini dua setengah juta juta. Mau nambah?"

"Segitu sudah cukup, terimakasih"

"Tugas kamu disini, bersih bersih rumah, ngajak anjing jalan, sama kalau disuruh tuan kamu harus jalan ya. Jam berapa pun itu. Tuan lagi gak dirumah, jadi kamu ketemu tuan nanti"

"Baik! Siap!" Ucap ku

"Ah iya, bu.. Boleh setiap sabtu saya tidak disini? Setiap sabtu, saya harus mengikuti pelatihan merajut di daerah kemang" ucap ku

"Baik, itu tidak masalah. Tapi, jangan pulang lebih dari jam sembilan" ucap eni, aku mengangguk.

Kemudian, aku diajak keliling oleh bu eni itu. Aku tidak suka cara dia berbicara, terlalu tidak sopan dan asal ceplos. Apalagi saat dia bilang "nama mu tidak kampungan". Memang dia tidak bisa memilih kata yang lebih baik apa? Aku seolah sedang tour rumah, karena bukan main besarnya kamar tersebut.

"Disini, ada peraturan semua maid harus bangun pukul lima. Dan bekerja sesuai bagian masing masing. Kamu, jam lima harus nyapu di depan kamar tuan. Terus, rapihin sofa yang ada di ruang tamu, cuci piring habis makan, kasih makan anjing, ajak jalan anjing. Nah, udah habis itu bebas. Tapi, malem malem kita semua harus kumpul dan menunggu tuan makan, sambil evaluasi" ucap bu eni, panjang kali lebar. Aku mengingat semua ucapan ibu eni itu.

"Kamu gak boleh pegang handphone, selama jam kerja. Gak boleh nonton tivi. Makan cuman bisa di jam dua belas, sama jam 6. Sisanya, kamu kalau mau makan beli dan buat sendiri" ucap bu eni, aku mengangguk. Setelah di ceramahi tentang aturan, dan juga keliling untuk mengetahui ruangan, aku langsung di ajak menuju ruangan kamar.

Ternyata, satu kamar ada sekitar empat orang. Dan aku, mendapat kamar dengan orang yang kira kira usianya sepantaran dengan ku.

"Hei hei! Malas malasan saja! Ini ada orang baru. Namanya lisa, kalian ajarkan dia ya. Dia bekerja disini mulai hari ini" ucap eni, semua maid yang disitu langsung bangun dan berdiri. Kemudian, aku tersenyum kepada mereka bertiga.

"iya bu, saya akan ajarin" ucap salah satu dari mereka, eni langsung keluar dan meninggalkan aku disana.

"Jangan tegang tegang amat.. Kita gak gigit kok" ucap mereka, aku tersenyum dan menaruh tas ku di sana. Mereka berempat, sepertinya orang jakarta juga. Tidak ada logat, terdengar saat mereka berbicara.

"Gue sinta"

"Gu mela"

"Gue amel"

"Kita bertiga, sebetulnya mahasiswa. Tapi, karena tau tuan disini ganteng, kita langsung kerja disini" ucap orang yang bernama amel.

"Ah.. Pantes aja.. Kayaknya gak ada logat logat gitu" ucap ku

"Lu juga begitu ya, lis?" Tanya sinta

"Gak, gue emangnya pingin nyoba rasain jadi maid gimana. Jadi, gue ikut aja" ucap ku, kalian tahu jika aku berbohong saat ini.

"Ini kan masih pagi, terus kita ngapain?" Tanya ku

"Kalau sekarang mah, bukan shift kita. Jadi, perkamar itu punya shiftnya gitu. Kita, nanti malem baru kerja. Nah, lu mulai jam tiga sapu di depan kamar tuan, habis itu kasih makan anjing, bantu masak masak di dapur, sama beresin sofa" jelas mela, aku mengangguk ngangguk.

"Lu anak kuliahan?" Tanya mela

"Iya, bentar lagi lulus" ucap ku, padahal aku sudah lulus saat usia dua puluh satu.

"sama kayak kita kita dong. Umur lu dua puluh dua ya?" Tanya sinta

"Yap!" Ucap ku, sambil memindahkan baju ku ke dalam lemari. Kamar ini, terdiri atas empat ranjang single. Dan di samping ranjang, ada lemari baju. Ada Ac, ada kamar mandi dalam dan ada satu sofa kecil.

Disitu, intinya kami bebicara banyak hal. Termasuk dengan tuan middleton, si pemilik rumah. Aku dengar, dia sepertinya agak sedikit dingin. Jadi, mungkin agak susah untuk di dekati.

"Oh iya, lisa udah dapet seragam??" Tanya mela, aku menggeleng. Jangan bilang, seragamnya seperti yang hitam pada umumnya itu? Ew. Masa aku harus pakai seragam seperti itu?

"Seragamnya kayak gimana?" Tanya ku

"Senin pakai putih, selasa abu abu, rabu hitam, kamis putih, jumat abu abu, sabtu kemeja putih, minggu bebas" ucap sinta, tanpa bernafas sedikit pun. Aku tertawa, kalian harus liat ekspresinya saat berbicara.

"Bawahnnya rok hitam, disini dikasih tiga" ucap amel, aku mengangguk. Berarti, hari ini pakai warna abu abu.

Sambil menunggu pukul tiga, kita mengobrol hal hal yang tidak penting saat ini.

(Not a) Real Maid (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang