Derita Sang Pewaris

2K 140 10
                                    

Ceres berlari menuju kapal yang berlabuh di dermaga. Bersama Mizuki ia mencoba untuk memancing musuhnya. Ia menoleh ke belakang memastikan orang-orang OWE jauh darinya. Ceres pikir semua rencananya akan berhasil namun otaknya rupanya telah dilacak oleh musuh. Bayangkan saja berapa kali ia menyusun rencana semua pasti akan gagal.

Bahkan ia dan Mizuki tak bisa pergi kemana pun lagi. Mereka terjebak dalam lingkaran barisan musuh tanpa celah sedikit pun. Disaat ia lengah, salah satu orang OWE mengunci gerakannya dan dengan cepat mengikat kuat lengan gadis itu.

" Ceres-sama...lepaskan dia! " Mizuki menyerang segerombolan orang yang akan membawa Ceres pergi. Tapi ia malah dicegah dan diserang saat mencoba untuk melepas Ceres.

Mizuki tidak menyerah, ia tetap berusaha untuk mengambil Ceres meski sakit ia rasakan di tubuhnya. Baginya Ceres sangat berharga dan ia bersumpah akan melindunginya sampai mati.

Ia memang lebih lemah dari Ceres. Tidak memiliki otak cerdas, hidup di keluarga sederhana, menjadi pelayan, apalagi coba kekurangannya. Setidaknya dengan membantu Ceres balas dendam ia akan merasa kalau ia memang berguna dimata gadis itu.

" KAU BEDEBAH... lebih baik kau hancur saja " maki seorang pria yang sedari tadi menyiksanya. Mizuki mencoba tetap bertahan tapi nihil tubuhnya tak mampu lagi. " K...Kem..bali...kan...n-nona C-Ceres " Mizuki menahan kaki pria di atasnya yang akan menyiksanya. Saking tenaganya habis, gadis itu berbicara terbata-bata.

" MIZUKI PERGI...PERGILAH. PERGI!!!! " Ceres berteriak dari kejauhan, dan pertama kalinya bagi Mizuki melihat raut sedih nonanya.

Pria itu menggeram kesal. Ia menendang gadis itu dan membuatnya pingsan. Ia lantas membawanya ke kapal bersama gadis bersurai merah itu.

Di dalam kapal, seorang pria paruh baya duduk di kursi kebesaraannya. Di belakangnya terdapat sepuluh penjaga bertubuh besar dan dipastikan mereka ahli dalam bertarung.

" akhirnya kita bertemu Ceres Heirblood. Sudah lama sejak saat itu " pria itu berucap ketika Ceres sudah dibawa kehadapannya. Gadis itu menggertakan giginya menatap kesal dan dengki ke pria dihadapannya.

" apa yang kau inginkan,hah? Tidak puaskah kau dengan nyawa kedua orang tuaku " Ceres menatap dingin pria didepannya. Mata emasnya terlihat berkilat yang membuncah emosinya.

Pria yang diketahui bernama Syuchu tertawa. Ia menjentikan jarinya mengkode orang-orangnya. Mereka datang dengan membawa tahanan dengan paksa. Ceres terkesiap melihat tahanan itu.

" S-Shin....Naz-zuno...Mizuki " para tahanan menatap sendu Ceres. Dari matanya mereka merasa bersalah pada gadis itu. " aku menginginkanmu. Tapi sebelum itu, aku akan membuatmu melihat mereka mati "

Syuchu berjalan mengarah pada Shin yang tersungkur di kayu kapal. " Akkh " rintihnya saat Syuchu menginjak punggungnya kuat. Kejadian itu terus berulang diiringi tawa puas dari pria paruh baya itu. Shin menahan sakit di punggungnya. Ingatannya melayang tentang kejadian tadi.

Flashback On

Mereka terus mengikuti arah yang ditunjuk oleh Haruka. Kepalanya tidak dapat berpikir jernih untuk sesaat. Pikiran negatif mengalir seperti air. Ia dengan kesalnya memukul kepalanya berharap bayangan itu menghilang. Kegiatannya itu membuat orang yang ada di belakangnya menggelengkan kepalanya.

Bahkan Nazuno sudah mengecapnya GILA sekarang. Pemuda itu akan membawa Shin ke rumah sakit jiwa saat mereka sudah membawa Ceres. Ucapannya itu tidak bercanda sama sekali.

" aneh, kenapa kita malah datang ke sini? Apa komputer ini rusak? " Nazuno mengambil komputer milik Haruka. Tangannya lincah memainkan keyboard dengan cepat. Hal seperti ini mudah baginya.

Akhirnya tangannya berhenti, ia tampak frustasi karena tak tahu apa yang harus ia lakukan.

" aku merasakan hal buruk akan terjadi " ucap Eris mulai memperhatikan sekelilingnya. Ia merasa ada yang mengawasi mereka. Shin reflek berbalik saat ada yang datang untuk menyerangnya. Gerakannya sangat cepat dan bagi orang biasa akan sulit untuk menerka.

Namun jumlah mereka tak sebanding dengan musuh. Mereka terkepung dalam lingkaran. " kita di jebak " kata Nazuno lirih. Tak ada diantara mereka akan menyangka hal ini akan terjadi.

Flashback Off

" aku tau dia adalah orang yang sangat berharga untukmu. Bagaimana kalau kita sedikit main-main. Syuchu mengambil pistolnya dan menembak bahu Shin. Darah merembes menodai pakaiannya.

The Golden RevolverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang