Misterius

2.6K 169 2
                                    

Sebulan semenjak Shin berada di rumah sakit, akhirnya ia diperbolehkan untuk pulang. Ia dijemput oleh Ceres dan seorang lagi pemuda berambut pirang, entah siapa namanya ia tidak peduli.

Mereka menaiki mobil milik Ceres menuju rumah tempatnya tinggal sekarang. Tidak ada yang berbicara selama perjalanan. Kesunyian melanda ketiganya.

Shin melihat Ceres yang terus menyaksikan pemandangan jalan melalui jendela mobil. Ia ingin tahu hal yang dipikirkan gadis itu dalam otaknya. Pemuda itu penasaran.

Akhirnya setelah menempuh waktu kurang lebih dua jam, mereka telah sampai ke tempat tujuan. Tempatnya agak jauh dari kota dan mulai masuk pedesaan, karena itu pemandangan asri mulai terlihat di sepanjang jalan.

Rumah yang ia tempati juga sederhana. Rumah lantai satu yang didesain sedemikian rupa layaknya rumah tema alam. Cashboard yang luas dan puluhan bunga yang ditanam sehingga menghasilkan keindahan yang tiada tara.

Fokusnya hilang saat laki-laki bersurai pirang itu menyuruh Shin masuk dengan nada sinis. Apa perasaannya saja atau memang pemuda itu tidak menyukai dirinya. Dari rumah sakit hingga tempat ini, laki-laki yang tak Shin kenal ini terus bersikap acuh padanya.

Karena keadaan Shin yang tidak memungkinkan, ia pun mengikuti perintahnya dan masuk ke dalam rumah itu. " Selamat datang, Ceres-sama, Daruni-san, dan Asuka-san. Aku sudah menyiapkan makan siang untuk anda semua" kata seseorang yang menyambut mereka, Mizuki.

" baiklah Mizuki, Nazuno tolong antarkan Shinawa ke kamarnya! " perintah Ceres kepada laki-laki yang baru ia tahu bernama Nazuno.

Dia berjalan mendahului dan membuat Shin menghela nafas pasrah melihatnya.

" ini kamarmu " Shin melihat sebuah pintu di depannya, ia pun membukanya untuk melihat-lihat. Kamar ini tidak buruk, sebuah kasur king size, lemari kayu, nakas kecil, sangat sederhana. Ukuran kamar ini memang lebih kecil dari kamarnya dulu, tapi karena kamar ini memiliki kamar mandi di sudut ia tidak mempermasalahkannya.

" kau- " Shin membalikan badannya " jangan terlalu dekat dengan Ceres. Kau bukanlah siapa-siapa "

Shin mengernyitkan dahinya " bukankah kau yang harusnya tidak akrab dengannya. Kau hanya prajurit di bawahnya. Aku jadi heran mengapa kau memanggil nama depannya "

Nazuno mengeraskan rahangnya. Matanya tajam menusuk. Ia lalu pergi dengan rasa kesal. Shin mengendikan bahu dan masuk ke dalam kamar barunya.
.
.
.
Ceres duduk di kursi ditemani dengan buku perihal persenjataan. Hanya segelas ocha dan kue beras yang menjadi penemani harinya.

" Ceres-sama "

Ceres menolehkan kepalanya agar bisa melihat orang yang memanggilnya. " kau tidak pergi Mizuki? " tanya Ceres.

Mizuki tersenyum, " ah tidak nona, hari ini aku akan menemanimu. Tugasku sangat banyak tidak mungkin aku akan pergi dan meninggalkan tugasku "
" Mizuki bagaimana rasanya jatuh cinta? " Mizuki menaikan alisnya, setelah berpikir cukup lama ia pun terkekeh.

" sangat menyenangkan. Terasa melayang di udara dan setiap waktu selalu memikirkannya. Apa ada orang yang kau sukai saat ini ? "

Ceres menggelengkan kepalanya. Ia memilih mengesap ocha, asap mengepul melalui gelas itu. Otaknya mulai bekerja ' apa dengan sebuah perasaan dapat membuat kekuatan? Jika iya, harus dipastikan melalui perantara apa? '

" lebih baik kita kembali ke dalam, hari mulai menggelap dan kalau terlambat makan malam yang kubuat pasti akan dingin " saran Mizuki.

Ceres berdiri dari duduknya dan mengikuti Mizuki yang membawa nampan.
.
.
.
Makan malam berlangsung dalam keadaan hening tiada yang mau menciptakan suara. Dentingan sendok dan garpu beradu dalam sunyi. Sungguh ini akan terasa sangatlah datar.

Ceres menyelesaikan makanann ya dengan cepat. Ia berlalu menuju kamarnya tanpa berucap apapun. Itu membuat Shin dibuat penasaran.

" apa Ceres selalu begitu? Apa ada yang mengganggunya? "

Mizuki menyuapkan daging ke dalam mulutnya, mengunyahnya sebentar dan menelannya. " kau harus terbiasa dengannya. Ia tidak seburuk yang dipikir orang lain. Ku dengar ia mendapatkan sesuatu saat ia pergi beberapa hari yang lalu "

" apa itu? " Mizuki hanya menggelengkan kepalanya. Ia tidak tahu karena Ceres tidak mengatakan apapun padanya.

Shin masih dilanda rasa penasaran. ' mungkin aku akan datang ke kamarnya nanti '

The Golden RevolverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang