Firasat Aneh

3.9K 265 0
                                    

" siapa Shin? "

" kau tak tahu dia? " tanya laki- laki itu kepada Ayumi. Ayumi menggelengkan kepalanya lemah bertanda ia tak tahu.

Laki- laki itu memasukan gadgetnya ke dalam saku dan kembali menatap Ayumi, " lebih tepatnya namanya Shinawa Asuka. Putra satu- satunya dalam keluarga Asuka. Apa ada yang kau ingin tanyakan lagi? "

" kemana mereka pergi? "

Laki- laki itu menunjuk jalan menuju ruangan yang tak jauh dari tempat mereka. Ayumi paham dan mengucapkan terima kasih karena sudah membantunya, " terima kasih atas informasinya " ia pun segera pergi meninggalkan laki-laki itu.

Sedangkan Ayumi pergi, laki-laki itu mengambil gadgetnya lagi dan mengetik sesuatu. Ia tersenyum tipis, " akhirnya aku menemukannya "
.
.
.
" dan ini ruangan terakhir yaitu ruang ekskul musik. Ekskul ini lumayan banyak peminatnya. Jika kau ingin, kau bisa menemui Sarano. Siswa dari kelas XII B " kata Shin.

Karina mengangguk pelan meiyakan ucapan Shin. Sepertinya ia sudah mulai jenuh karena kebersamaannya dengan Shin. Bagaimana tidak, ia dibawa kesana kemari tanpa henti. Belum lagi gadis-gadis di sekitarnya. Tatapan mereka sungguh mematikan, lebih parah dari tatapan kakeknya.

Sekarang gadis itu bisa bernafas lega saat melihat Ayumi datang menghampirinya. Ayumi adalah malaikat penolongnya untuk saat ini.

" Ce- Karina-chan, kemana saja kamu? Aku sudah mencarimu dari tadi " tanya Ayumi yang nyaris mengucapkan nama Karina yang sebenarnya.

Karina hampir saja kaget. Untunglah ia bisa bernafas lega karena Ayumi cepat mengganti ucapannya.

" siapa suruh meninggalkanku sendirian " kata Karina, kali ini ucapannya lebih hangat.

Ayumi menggaruk pipinya. Lalu ia melihat seorang laki- laki yang ada di samping Karina. Ia mengerutkan dahinya mencoba mengingat-ingat wajah laki-laki itu.

Shin yang merasa di perhatikan lebih memilih untuk memperkenalkan dirinya kepada Ayumi, " namaku Shin. Kamu? "

" Ayumi, salam kenal "

Setelah acara perkenalan selesai, Shin pun pamit untuk pergi ke kelasnya. Sedangkan Karina dan Ayumi masih setia di depan ruang musik.

" anak tunggal Asuka " ucap Ayumi pelan namun dapat terdengar oleh Karina.

Gadis rambut ungu itu memberikan sebuah sandwich daging yang ia bawa kepada Karina. Tentu Karina menerimanya dan malah langsung menggigitnya seperti orang yang tak pernah makan selama setahun.

" aku merasa curiga dengan laki-laki yang bernama Shin itu " kata Ayumi serius.

" aku sependapat denganmu- " ucap Karina, kemudian ia melanjutkan " bagaimana kalau aku yang menyelidiki dia, kau menyelidiki sekolah ini "

Ayumi mengangguk menyanggupi. Mereka pun segera ke kelas mengingat jam sudah menunjukan waktu masuk kelas.
.
.
.

POV Ceres

Akhirnya aku sampai di istana milik pamanku. Ku lepaskan wig yang menghiasi mahkota kepalaku dan terlihat rambut merah digulung dibaliknya.

Segera aku mengganti pakaianku dan bergegas turun ke bawah.

Aku melewati lorong ruangan menuju dapur. Kamarku ada di lantai dua dan agak memojok, karena itulah aku selalu terlambat jika akan pergi makan.

Lorong ini agak aneh bagiku. Aku merasakan sesuatu yang aneh di sekitar sini. Tapi apa itu?

Ada sesuatu yang memanggilku mendekat. Firasat ini begitu kuat hingga aku pun tak dapat menghindarinya. Aku mencoba mengikuti naluriku sepanjang lorong ini.

Ternyata itu berada di bawah. Aku pun ke lantai satu untuk memastikan. Namun tak ada di sini. Aku semakin yakin itu ada di bawah. Ku coba buka lantai di bawahku, dan apa kalian tahu apa yang terjadi?

Ada tangga yang menuju lantai bawah tanah. Jadi kuputuskan untuk memasukinya.

Kesan pertama yang kulihat adalah ' gelap ' kecuali sebuah cahaya kecil yang mulai redup. Ku dekati cahaya itu dan aku kaget dengan apa yang ku lihat.

End POV Ceres

' The Golden Revolver '

Ceres yakin yang dilihatnya adalah senjata iblis milik keluarga Heirblood. Senjata yang sudah membunuh puluhan nyawa manusia dalam sekali tembak. Ia baca dalam buku kalau senjata itu di segel oleh pemegangnya sebelumnya supaya senjata ini tak mengamuk.

Lalu apa ini firasat yang terus memanggilnya?

Ia semakin mendekat dan mencoba melihatnya lebih dekat. Namun aura pistol itu memasuki tubuh Ceres hingga menutupi batinnya.

Ceres dikendalikan. Gadis itu tak dapat menghentikan tangannya yang berusaha membuka segel. Matanya berubah merah redup dan ada seringaian licik di wajahnya.

Gadis itu mulai membuka segel tapi aktifitasnya dihentikan oleh seorang pria di belakangnya. Ceres yang dikendalikan marah dan ingin menghajar pria itu. Untunglah gerakannya cepat untuk menghindar.

Pria itu memegang dahi Ceres dan mengucapkan mantra yang sangat sulit untuk dipelajari. Kemudian gadis itu melihat semuanya gelap, setelahnya gadis itu tak sadarkan diri.

Dengan jelas gadis itu melihat sebuah pistol emas di hadapannya. Kegelapan yang menjadi pemisah jarak antara ia dan pistol itu. Ceres mencoba menggapainya, tapi cahaya lain muncul dan membuat semua itu hilang.

Kelopak matanya berkali-kali berkedip membiasakan cahaya yang masuk retinanya. Kemudian, ia terbangun dan menatap sekeliling. Gadis itu merasa familiar dengan tempat ini. Cat dindingnya, dan penataan ruangan ini begitu ia kenal.

' ya ini kamarnya '

Dan gadis itu semakin meyakininya ketika melihat pamannya berdiri sembari menyandarkan punggungnya ke dinding. Ia terlihat berwibawa dan dingin.

" kau sudah sadar rupanya " Tom mendekati Ceres dan duduk di samping ranjangnya.

" apa yang terjadi? " tanya Ceres karena seingatnya ia masih ada di ruang bawah tanah.

" kau dikendalikan oleh The Golden Revolver. Untung saja aku tepat waktu, jadi senjata iblis itu tak menguasaimu sepenuhnya " jelas Tom lalu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata.

Gadis itu sedikit kesal melihat tingkah pamannya yang seenak jidat pergi tanpa berbicara apapun kepadanya. Padahal banyak yang ingin dia tanyakan. Ceres merenung terus memikirkan kenapa dia yang dipanggil oleh The Golden Revolver?

The Golden RevolverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang