Sebuah Chip

3.2K 227 0
                                    

Di sebuah mansion mewah di tengah kota Kyoto, seorang pemuda berlatih sendirian. Ia hanya ditemani oleh angin sepoi yang terus memainkan anak rambutnya. Tapi ia tak terganggu barang sedikit pun.

Wajah tampan dengan mata biru dan juga rambut dark blue acak-acakan. Mampu untuk memikat gadis-gadis di sekitarnya. Dan itu membuat pemuda itu sangat bosan.

Di sekolah ia dijuluki ' pangeran ' oleh seantero sekolah. Meski berparas rupawan, namun ia masih single hingga sekarang. Doanya hanya satu,

" aku hanya ingin gadis yang bertolak belakang dariku "

Tembakan terakhir tepat mengenai sasaran utama. Pemuda itu merasa puas dan memilih untuk mengistirahatkan dirinya.

Sayup-sayup ia dapat mendengar pembicaraan seseorang dari ruang dalam. Saat ini ia berada di halaman belakang, jadi ia dengan mudah menguping pembicaraan orang lain tanpa harus menggunakan penyadap.

" maaf tuan, kami kehilangan kalung yang berisi chip itu " ujar seseorang dengan rada menyesal.

Pemuda itu dapat mendengar suara gebrakan meja setelah ucapan orang tadi. Ia yakin kalau itu adalah perbuatan ayahnya.

" kalian tahu sangat susah untuk mendapatkan chip itu. Bahkan kita harus menangkap tikus APT sebagai bayaran- " ucapannya terputus kemudian dilanjutkan " aku tidak mau tahu, cari kalung itu beserta chipnya. Kalian tidak boleh kembali sebelum menemukannya! "

Keadaan kembali sunyi. Dan pemuda itu memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Sepertinya ia mendapatkan informasi menarik hari ini. Tapi langkahnya terhenti ketika melihat pelayan pribadinya, Tamaki Kusagi mendatanginya.

Ia menunduk hormat dan langsung mengutarakan keinginannya hingga harus menemuinya.

" maaf Shin-sama, telah menganggu hari santai anda " ucapnya sopan.

" kau tak menggangguku. Jadi, apa ada yang ingin kau katakan? " tanya pemuda itu yang ternyata adalah Shin.

Tamaki memberikan beberapa lembar foto kepada Shin. " ini adalah rupa dari Ceres Heirblood seperti yang anda inginkan. Ku dengar ia ada di Tokyo dan jarang sekali terlihat di mana pun. Sepertinya Ceres menyamar " Tamaki menjelaskan apa yang ia ketahui tanpa terbelit-belit.

Shin mengangguk mengerti kemudian berkata, " misimu cukup sampai disini. Biar aku saja yang menyelesaikannya " ia pun pergi ke kamarnya dengan senyuman penuh arti. Akhirnya ia bisa bertemu gadis itu.
.
.
.
Di tempat yang lain, di kota Tokyo Ceres Heirblood berjalan-jalan di sekitar pertokoan untuk membeli sesuatu. Kali ini ia menggunakan topi hitam dan sepatu kets hitam untuk menyamarkan dirinya.

Ia agak jenuh di dalam rumah pamannya karena kalung aneh itu. Ya, kalung yang ia temukan kemarin sepulang sekolah. Daripada pusing membahas perhiasan itu, ia memilih untuk membeli bunga di sebuah toko tak jauh dari rumah pamannya.

Setelah membeli apa yang diinginkannya, gadis itu segera menghentikan taxi dan pergi entah kemana.

Pemakaman Agen APT

Taxi berhenti dan keluarlah Ceres dari dalam mobil itu. Ia melangkahkan kakinya masuk tanpa peduli ada orang yang memperhatikannya.

Cukup lama ia berjalan mengingat luas pemakaman ini berkisar sepuluh hektar, akhirnya ia berhenti dan berdiri di depan dua buah tugu yang bertuliskan nama dari orang yang dimakamkan.

Renor Heirblood dan Aino Heirblood
Orang tua Ceres Heirblood.

Ceres meletakan dua ikat bunga aster yang ia beli tadi di depan dua tugu itu. Ia menatap sekilas dan berkata.

" papa, mama apa kabar? Maaf Ceres baru bisa menjenguk kalian ke sini " ucapnya pelan.

Tak ada yang menyahut ucapannya, tapi gadis itu tak peduli. Ia kembali berucap, " aku di kirim kakek ke Jepang untuk sebuah misi. Misi yang berhubungan dengan kematian kalian. Dan aku berjanji akan membalas dendam atas kematian papa dan mama "

Kemudian ia mengatupkan kedua tangannya dan berdoa agar orang tuanya tetap bahagia di atas sana. Air matanya menetes mengiringi setiap doa yang ia ucapkan. Hanya di depan tugu kedua orang tuanya saja ia bisa menjadi Ceres Heirblood yang sebenarnya. Gadis yang rapuh dan sangat kesepian.

Selesai ia mengunjungi makam kedua orang tuanya, Ceres memutuskan untuk pergi ke taman tak jauh dari pemakaman Agen APT. Tempat yang selalu ia kunjungi ketika Ceres pergi kemari.

Taman ini sangat indah. Sama dengan taman lainnya, taman ini juga ramai oleh kumpulan keluarga kecil, pasangan kekasih, dan para single yang menghabiskan waktunya sendirian. Apa Ceres termasuk ke bagian yang terakhir?

Gadis itu duduk di bawah pohon sakura. Daunnya berwarna coklat keemasan menandakan bahwa ini adalah musim gugur.

" kau Ceres, kan? "

Ceres menoleh ke arah suara dan ia tersenyum tipis.

The Golden RevolverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang