Otokari Gakuen

4.8K 272 1
                                    

Ceres mengenakan seragam Otokari Gakuen. Ia pun kembali mengambil sebuah wig hitam dan mengenakannya. Rambut merahnya ia gulung agar tak terlihat.

Ceres berdiri di depan cermin besar dengan tampang datar. Ia mencoba mencari kekurangan dari dirinya.ah, ia lupa dengan kaca mata. Gadis itu mengobrak abrik meja riasnya dan akhirnya bisa menemukan barang yang dicarinya. Ceres menghembuskan nafasnya dengan sekali tarikan dan bergegas untuk pergi ke sekolah.

Mizuki sudah menunggunya di depan gerbang rumah. Ia pun membalikan badannya saat menyadari kalau Ceres berada di belakangnya. Rambut ungunya di biarkan terurai. Ia hanya menggunakan lensa mata warna coklat dan mengubah jepit rambutnya dengan jepit pita berwarna pink.

Mizuki membiarkan Ceres berjalan di depannya dan ia pun mengikutinya dari belakang.

Mizuki tahu perihal Ceres. Ia terkenal bisa menuntaskan misi apapun dengan cepat. Bahkan tehnik perangnya tidak diragukan lagi. Apalagi ia adalah cucu Rew Heirblood, pimpinan APT di Amerika. Mizuki merasa ia belum ada apa-apanya.

Sepanjang perjalanan mereka berdua terdiam. Tak ada satu pun yang berani berbicara. Hingga mereka sampai di tempat tujuan, Ceres tak berbicara apapun kepada Mizuki.

Mereka telah sampai di sebuah ruang kepala sekolah. Tanpa ragu keduanya masuk ke dalam.

" kalian sudah datang rupanya, aku kepala sekolah disini. Namaku Emora Jreen. Kalian akan diantar oleh guru wali kalian. Dia juga yang akan memperkenalkan diri kalian di kelas. Kalian mengerti, kan? " kata Emora.

Ceres dan Mizuki mengangguk mengerti dan mengikuti seorang guru menuju kelas baru mereka.
.
.
.
Kelas XII A

Kelas ini begitu sunyi. Tak ada sedikit pun yang berbicara. Mereka menghabiskan waktu dengan membaca buku atau mengerjakan soal. Karena itulah kelas XII A sangat terkenal akan prestasinya.

Tapi berbeda dengan seorang remaja laki-laki yang duduk di pojok dekat jendela. Ia menatap jendela di sampingnya agar bisa menyaksikan paronama alam kota Jepang. Sebetulnya ia sedikit bosan dengan keadaan kelasnya. Ia pun melipat tangannya dan tertidur di atas meja.

Kemudian pintu kelas terbuka dan tertampang seorang guru bersama dua gadis di belakangnya. Ia berdiri di depan kelas, bermaksud untuk memberitahukan kalau ia membawa murid baru.

" anak- anak dengarkan! Kalian akan memiliki teman baru. Tolong perkenalkan diri kalian " kata guru tersebut.

Mizuki terlebih dahulu memperkenalkan dirinya, " namaku Ayumi Yakura. Salam kenal "

Ceres pun juga ikut memperkenalkan dirinya, " aku Karina Takuza "

" baiklah, namaku Gisona Osuki. Aku adalah guru wali kalian. Sekarang kalian berdua duduk di kursi pojok paling belakang dekat jendela. Aku sangatlah sibuk jadi tak bisa berlama-lama disini " kata Gisona panjang lebar dan akhirnya ia pergi dari kelas meninggalkan kedua gadis itu bersama penghuni kelas XII A.

Mizuki yang menyamar menjadi Ayumi menggandeng tangan Ceres yang juga menyamar menjadi Karina. Mereka berjalan menuju meja yang tadi ditunjuk oleh Bu Gisona dan duduk bersebelahan.
.
.
.
Bel istirahat berbunyi nyaring di sepanjang lorong sekolah. Semua siswa-siswi beserta guru yang mengajar di kelas meninggalkan kelas karena sekarang adalah waktu istirahat.

Ayumi langsung di kelilingi oleh siswi-siswi di kelasnya. Mereka ingin berkenalan dan mengajaknya pergi ke kantin bersama-sama. Sementara Karina ditinggalkan sendirian. Ia lalu berdiri dari kursinya dan berlalu keluar dari kelas itu.

Karina berjalan ke halaman belakang sekolah sendirian. Tak ada yang mau berkenalan apalagi berteman dengannya. Ia sedikit iri dengan Ayumi, karena ia dengan mudahnya mendapatkan teman tanpa harus mencarinya.

Ketika melihat sebuah pohon besar di tengah halaman, gadis itu mendekatinya. Kemudian ia duduk dan menyenderkan punggungnya sehingga posisinya membelakangi pohon itu.

POV Karina

Ah, nyamannya. Sudah lama aku tak merasa setenang ini. Tak ada gangguan dan misi menyebalkan yang nyaris mencabut nyawaku. Meski sekarang aku dalam misi, tapi tidak berbahaya.

Halaman ini indah sekali. Rumput melintang luas dan bunga-bunga mekar yang pasti dirawat dengan baik. Ada juga kolam kecil di seberang tempatku sekarang. Tempat seperti ini adalah impianku selama ini.

' Duuk '
Sebuah buku jatuh dari langit dan mengenai wigku. Aku mengaduh pelan dan berusaha mencari pelaku yang menjayuhkan benda ini. Aku tersadar bahwa diriku saja yang berada disini.

" maaf nona, aku tak sengaja menjatuhkannya " ucap seseorang cukup keras. Aku segera menoleh ke atasku lebih tepatnya pada sebuah ranting kokoh tak terlalu jauh dari tempatku.

Ku lihat seseorang tengah duduk disana. Ia melompat turun dan mendarat sempurna di sampingku. Ternyata dia adalah seorang siswa, rambut hitam berantakan dan mata hijau kelam belum lagi kulit porselennya. Pasti dia populer di kalangan gadis-gadis.

Laki-laki itu duduk di sampingku tanpa ada rasa canggung sedikit pun. Ia menoleh ke arahku dan meminta maaf atas kejadian barusan, " maaf, sebenarnya aku tengah membaca buku di atas pohon. Saat aku ingin meletakan buku itu di dahan, buku itu malah jatuh dan mengenaimu "

Aku hanya diam. Laki-laki ini telah merusak ketenanganku. Memangnya aku hantu sehingga ia tak mengetahui kalau ada orang di bawahnya. Aku sangat kesal.

End POV Karina

Karina berdiri dari duduknya bermaksud untuk pergi dari sana. Namun laki-laki itu menghentikan langkahnya dan berkata, " kau masih marah? Apa permintaan maaf saja tak cukup? "

" aku tidak marah tapi kesal kepadamu " ucap Karina dingin.

Laki-laki itu ikut berdiri dan mendekati Karina. " namaku Shin dari kelas XII A. Aku tak pernah melihatmu sebelumnya, apa kamu murid pindahan? " tanyanya.

Karina menganggukan kepalanya pelan dan kembali melihat laki-laki di depannya.

Shin menarik tangan Karina dan mengajaknya pergi. Karina bingung mau kemana ia dibawa. " aku akan mengajakmu berkeliling sehingga kau tahu sekolah ini lebih dalam " seakan Shin bisa membaca pikiran Karina. Gadis itu mengikutinya dengan resah. Habisnya banyak pasang mata yang melihat mereka dengan tatapan kesal.
.
.
.

POV Ayumi

Aku segera bergegas untuk menemui Ceres-sama. Dengan roti yang ku pegang, aku berusaha secepat mungkin untuk menemuinya.

Akhirnya sampailah aku di dalam kelas. Tapi dimana Ceres-sama? Aku kembali menyusuri lorong berharap bertemu dengannya.

Namun aku tak bisa menemukannya. Kemudian aku melihat seorang laki-laki duduk di kursi panjang dekat sebuah pohon. Ia mengenakan earphone di telinganya dan fokus bermain gadgetnya.

Aku pun tanpa malu mendatanginya dan bertanya, " permisi apa kau melihat seorang gadis, rambut hitam dan berkaca mata di sekitar sini? "

Laki-laki itu tak menjawab dan masih fokus bermain game.

" APA KAU MENDENGARKU " Aku berteriak sembari menggoyangkan tubuhnya.

Akhirnya laki-laki itu sadar dan melepas earphone yang ada di kedua telinganya. Ia terusik dengan keberadaanku. " apa yang kau inginkan, jangan ganggu aku! " ucapnya dengan tegas.

Aku berkacak pinggang dan kembali berbicara, kali ini dengan nada sangat kesal, " dengar ya, aku sudah memanggilmu tadi tapi kau tak mendengar. Kau malah asik bersama kekasih yang selalu bersamamu ( gadget ) itu. Aku hanya bertanya, apa kau melihat seorang gadis berambut hitam dan berkaca mata di sekitar sini. Itu saja "

" ooo... Gadis yang bersama Shin itu "

" siapa Shin? "

End POV Ayumi

The Golden RevolverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang