Kejutan: Ceres Di Culik

2.6K 197 0
                                    

POV Ceres

Nafasku mulai teratur dari sebelumnya. The Golden Revolver masih utuh di tanganku tetapi aura kebenciannya terus mengoyak batinku. Ku coba menahannya, peluh yang mengalir deras mengiringi kegiatanku.

Sudah tiga hari aku tidak bisa melihat dunia luar. Yang kulakukan hanya berlatih dan berlatih. Namun sampai sekarang aku belum bisa menguasainya.

Akhirnya aku tidak bisa bertahan lagi. Aku jatuh tengkurap karena kelelahan. Aura iblis itu selalu mengelilingiku. Kemudian semuanya gelap.

Aku melihat The Golden Revolver melayang-layang di hadapanku. Aku baru menyadari jika aku berada di luar angkasa. Tapi aneh, kenapa aku bisa bernafas?

" kau sudah menyadarinya bukan "

Aku terkejut mendengar sebuah suara menyandung terbawa angin. Aku menoleh kekanan dan kekiri untuk mengetahui siapa yang berbicara kepadaku.

Seketika perhatianku teralih ke depanku. Apa senjata ini yang berbicara?

" kau memiliki kebencian yang terpendam dalam hatimu. Namun segala kemurnian jiwamu memudarkannya "

" apa maksudmu? " tanyaku penasaran akan ucapannya.

"  Dengarlah wahai manusia...hidupmu seperti layaknya setitik air. Mengalir tanpa beban hingga perapian terakhir. Namun buliran air itu ternodai oleh racun. Racun yang menghambat jalannya dan membuat waktunya seakan-akan terhenti. "

Aku memandang senjata di depanku, " kenapa kau mau berbicara padaku dan mau mengatakan segala hal yang kulakukan? Siapa kau?"

" aku adalah secarik kegelapan. Rasa sakit dari penciptaku ditorehkan dalam raga tubuhku. Jiwanya mewakili kehidupanku. Ia meninggal demi diriku. Karel Heirblood begitulah orang-orang menyebutnya. Dan akulah yang sekarang menjadi wadah kehidupannya "

" wahai kau manusia...kau mengalami hal yang sama sepertiku. Roda kehidupan yang kau jalani segala penderitaan dan hinaan, itu sama sepertiku. Semua menganggapku adalah senjata iblis, pembunuh. Padahal merekalah yang melecehkanku. Memanfaatkan segala kekuatan dan membuangnya seakan semua itu telah menjadi sampah "

Seberkas cahaya muncul di antara aku dan The Golden Revolver. Cahaya itu membesar dan akhirnya memenuhi luar angkasa itu.

Aku terbangun. Rasa lelahku seakan menghilang dengan sendirinya. Aura iblis di sekitarku juga menghilang dan hanya ada senjata ini. Aku mengambilnya dan mengelusnya pelan.

" biarkan aku yang akan mewakili rasa bencimu. Untuk itulah jadilah temanku " ucapku pelan.

End POV Ceres

" bukankah itu sedikit nekat, Ruki-sama? " tanya Mizuki setelah mendengar rencana Ruki.

" tidak...kuyakin ini akan berhasil " ujar Ruki.

Mereka bertiga pergi untuk menjalankan rencana yang di buat Ruki menuju lingkungan agen ZX. Mizuki terus merasa hatinya tidak tenang. Ia harap tidak ada kejadian buruk yang akan menimpa mereka.

Firasat Mizuki ternyata benar. Puluhan agen ZX tiba-tiba menyerang tempat latihan agen APT. Tentu mereka bertiga terkejut dan tanpa perintah mereka menyerang agen ZX.

Agen-agen APT lainnya yang sedang berlatih membantu Ruki, Nazuno, dan Mizuki untuk menghentikan mereka. Beberapa pergi untuk melapor kepada pimpinan mereka.

Suara tembakan senjata menggema. Asap api terbang terbawa angin. Percikan darah membasahi tanah yang mereka pijak.

" musuh terlalu banyak sedangkan pihak kita sudah kehabisan orang. Kenapa belum ada bala bantuan? " begitulah perkataan beberapa orang di sekitar Ruki.

Ruki sendiri menggertakan giginya kesal dan dengan brutal menyerang agen ZX di dekatnya. Semua agen APT dan ZX terkesima melihat aksi Ruki.

Tapi itu tidak berlangsung baik. Ruki kehabisan tenaganya, ia juga tidak ada persediaan peluru. Pasukan APT lainnya juga tidak bisa bertarung lagi. Apa yang harus dilakukan pemuda itu?

Angin berhembus kencang di antara areal pertempuran itu. Jika diteliti itu bukan angin biasa, sebuah peluru berwarna emas meluncur cepat hingga memecah angin.

Suara ledakan terdengar. Beberapa Agen ZX yang terkena serangan tiba-tiba jatuh dengan darah mengalir deras di sekujur tubuh.

Ruki mencari asal dari peluru itu. Ia melihat ke atap bangunan dan melihat seseorang berdiri di sana. Orang itu mengarahkan pistolnya ke kumpulan agen ZX lainnya dan menarik pelatuknya.

Orang itu melakukannya berkali-kali hingga seluruh agen ZX tandas tak bersisa. Orang itu akhirnya turun dan mendarat di kumpulan mayat agen ZX yang tadi ia serang.

Ruki kaget melihat orang itu. Bahkan ia sedikit terbata saat mengucapkan namanya. " C-Ceres-n-nee "

Ia orang itu adalah Ceres. Gadis itu mengenakan jubah merah dan sepatu flat hitam. Rambut merahnya ia ikat satu.

Terlihat Ceres yang sekarang lebih tenang dan tidak sedingin dulu. Tatapan matanya teduh menghanyutkan.

Saat Ceres ingin menemui adik sepupunya, mayat di belakang Ceres tiba-tiba hidup dan membekap mulut Ceres. Ia pun menyeringai dan membawa Ceres pergi dari tempat itu.

Ruki menggeram dan memerintahkan agen APT yang masih tersisa untuk mengejar orang yang telah menculik Ceres. Namun agen tersebut tidak kuat untuk berlari dan bertarung lagi.

Pemuda bersurai merah itu mengeratkan tangannya, " aku akan menyelamatkanmu Ceres-nee "

The Golden RevolverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang