tiga puluh empat - nyatanya

109K 5.4K 774
                                    

Author's POV

Sea, Devin, Kai, Asher dan Shena sedang duduk dikantin memakan makanan mereka. Sepertinya itu kini sudah menjadi kebiasaan mereka makan bersama di jam istirahat.

“Kak Ara kemana? Tumben gak gabung?”

“Lagi diruangannya Pak Sam.” Jawab Devin sekenannya.

“Ih Devin, lo kok tau?” Sea menatapnya dengan tatapan protes.

“Tadi dia di OSIS terus ada yang dateng manggil dia. Jangan mikir macem-macem.”

Sea tersenyum dengan malu dan menundukkan kepalanya.

“Jijik.” Sahut Shena dan Kai bersamaan.

“Bilang aja iri.” Sungut Sea.

“Terus, Adriel kemana?” Asher bertanya pada Sea.

“Oh, dia tadi ulangan, kayaknya belum keluar.” Jawab Sea.

“Lo kok tau?” Kali ini Devin yang bertanya dengan cepat.

“Ih Devin, cemburu yaa?” Sea nampak senang.

“Enggak!”

Jawaban itu malah makin membuat senyuman Sea melebar, “Ngaku aja deh. Gue juga tadi pas bilang gitu lagi cemburu kok, hehe.”

“Najis.” Kompak Shena dan Kai sekali lagi.

“Iri molooo, dengki molooo.” Cibir Sea kemudian bangkit sambil mengangkat mangkuknya, “Gue masih laper.” Katanya dan melenggang pergi untuk mengisi kembali mangkuknya yang sudah kosong.

“Biawak, dasar.”

Sea sedang menunggu gilirannya saat ponsel di saku bajunya berbunyi tanda sebuah pesan masuk. Ia memegang mangkuknya dengan tangan kiri dan mengambil ponselnya dengan tangan kanan.

Mungkin itu pesan operator yang membagikan promosi-promosi poin. Atau orang yang menawarkan togel. Atau orang yang pura-pura menjadi mamanya dan bilang ia sedang dipenjara dan minta dikirimkan pulsa. Ngapain minta pulsa kalo lagi dipenjara? Mau telfonan sama pakpolnya?

“Hm?” Sea menggumam bingung melihat pesan itu dari nomor baru, “Togel ya?” Gumamnya lagi dan membuka pesan.

081242xxxxxx : jangan terlalu percaya orang disekitar lo. Salah satu dari mereka adalah pelakunya.

Ekspresi wajah Sea berubah drastis. Ia terpaku menatap pesan itu dan refleks memalingkan wajah kearah meja tempatnya tadi duduk bersama yang lainnya. Devin, Kai, Asher, Shena, dann Ara. Ternyata Ara sudah bergabung disana. Tapi apakah maksud dari pesan itu pelakunya salah satu dari mereka? Tidak mungkin!

“Les?”

Sea terlonjak bahkan hampir menjatuhkan mangkuk yang sedang dipegangnya. Ia menoleh dan mendapati Adriel menatapnya dengan kerutan dikening.

“Kamu baik-baik aja? Kok melamun?”

“Ah?” Sea mengontrol ekspresinya, “Enggak, gak melamun kok. Emm, kamu udah selesai ulangan?”

The Most Wanted Boy [Komplet]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang