enam belas - khawatir berlebih

165K 9.3K 251
                                    

Author's POV

2 minggu berlalu sejak perubahan sikap Devin pada Sea.

Devin benar-benar perhatian pada gadis itu, membawakan bekal, mengecek keadaan Sea setiap saat dan juga mengantar jemputnya ke sekolah, seperti tukang ojek.

Hari ini Sea rencananya akan ke rumah sakit untuk memeriksa tangannya, dan lagi-lagi Devin menawarkan, lebih tepatnya memaksa untuk mengantar gadis itu kesana.

Ting Tong Ting Tong Ting Tong Ting…

Dengan cepat Sea berjalan kearah pintu apartmen dan membukanya.

“Mowning Devv!” Sea menyambut.

“Morning.” Devin menjawab dengan singkat sambil berjalan masuk dan menutup pintu setelah sebelumnya mengisyaratkan Sea untuk mundur menjauh.

“Udah sarapan?”

Devin mengangguk.

“Gue belum.” Sea menyengir dengan penuh arti.

“Apa?” Tanya Devin, walau terkesan tidak jelas untuk orang lain, bagi Sea itu adalah jawabannya yang ditunggunya.

Maksudnya Devin adalah mau makan apa, kalian tahulah orang dingin seperti apa, kita harus pintar-pintar membaca pikirannya.

“Terserah, kalo lo yang masak semuanya enak.”

Devin tidak menjawab lagi. Setelah meletakkan kunci mobil diatas meja dan melepas jaket bombernya, ia berjalan kearah dapur dan mulai melakukan kegiatan yang akhir-akhir ini sering dilakukannya, memasak makanan untuk Sea.

Sea tersenyum girang, “Kalo gitu gue mandi dulu ya Vin?”

“Mmm.”

“Vin, gue mandi dulu ya?”

“Emm.”

“Vin, gue mau mandi loh.” Sea mengulang untuk ketiga kalinya, kali ini ia menekankan kata mandinya.

“Iyaa.”

“Mandi gue, mau—”

“Apa sih Sea?” Devin mengangkat wajahnya dengan sedikit kesal menatap pada Sea yang ia tidak mengerti kenapa terus mengulangi perkataannya sedaritadi.

Sea sedikit menggerakkan tangan kanannya dengan ekspresi penuh arti. Maksudnya, ia ingin di bukakan arm sling miliknya.

Devin mengerti karena itu ia menghela napas kecil, “Bukannya kemarin-kemarin lo udah bisa?”

Sea menyengir tanpa dosa, “Itu kan kemarin, hari ini beda lagi.”

Devin diam sejenak sambil mengambil napas, mungkin mengatur emosi atau mengumpulkan kembali kesabaran yang daritadi sudah dikeluarkannya banyak-banyak.

Akhirnya ia memutuskan mengikuti perkataan Sea, melangkah mendekati gadis itu dan mulai membuka satu persatu pengait arm sling dari tubuh Sea.

“30 menit udah selesai.” Perintah Devin mengingatkan Sea untuk tidak mengambil terlalu banyak waktu untuk mandi.

“Siap bosqoe!” Sea memberi hormat dengan tangan kirinya namun Devin tidak peduli. Cowok itu kembali fokus dengan masakannya.

30 menit lebih berlalu, Sea keluar dan langsung disambut oleh semerbak wangi masakan Devin yang menggoda, tidak semenggoda pembuatnya tentu saja.

“Uwoww uwoww, what smell is this? Uwowww.” Sea berseru dengan heboh.

Ia sudah akan langsung meluncur ke meja makan kalau saja Devin tidak muncul di depannya dan menghadangnya.

The Most Wanted Boy [Komplet]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang